Chapter 7 : Kebijakan Sang Sultan

29 0 0
                                    

Semua peperangan di masa Orkhan terfokus pada kekaisaran Romawi. Namun satu peristiwa terjadi tahun 1336 M, dimana saat itu kepala pemerintahan di Qarashi (sebuah wilayah yang berada dibawah kekuasaan Saljuk Romawi). 

Setelah kematiannya, terjadi perselisihan antara dua anaknya dalam memperebutkan kekuasaan. Orkhan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, maka dia pun melibatkan diri dalam koflik, yang akhirnya dia mampu menguasai wilayah itu. 

Memang salah satu target dari berdirinya negara Utsmani yang baru ini adalah mewarisi negara-negara yang berada dibawah kekuasaan Saljuk di Asia Kecil. 

Konflik ini terus terjadi antara pemerintahan Utsmani dan negeri-negeri kecil itu, hingga masa pemerintahan Al-Fatih yang kemudian ditandai dengan menyerahkan seluruh Asia Kecil kedalam Kesultanan Utsmani. 

Orkhan berusaha menguatkan penopang kekuasaanya. Untuk itu, dia melakukan pekerjaan-pekerjaan reformatif dan pembangunan, menertibkan administrasi, menguatkan militer, membangun masjid-masjdi dan akademi-akademi ilmu pengetahuan.

 Akademi-akademi itu dipimpin oleh ulama-ulama terkemuka yang sangat dihormati pemerintah. Disetiap desa ada sekolah, sedangkan di setiap kota ada fakultas tata bahasa, logika, metafisika, fikih, bahasa, balaghah, arsitektur, dan falak.

Dan tentu saja hafalan al-Qur'an dan ilmu-ilmunya. Juga sunnah, fiqih, dan akidah Islam. 

Demikianlah kebijakan yang diambil Orkhan tatkala dia menguasai Qarashi, selama dua puluh tahun tanpa timbul peperangan satu kali pun. Bahkan dia berhasil menghapusnya dan menggabungkannya dalam masyarakat sipil dan militer yang dibentuk oleh pemerintahannya. 

Satu bukti kebesaran Orkhan adalah adanya stabilitas didalam negeri, pembangunan masjid-masjid, pemberdayaan wakaf, pembangunan tempat-tempat umum. Orkhan memiliki pandangan bijak karena semua peperangan yang berlangsung di masanya sama sekali tidak dia tujukan hanya sekedar memperluas wilayah kekuasaannya, yang dia lakukan adalah agar kekuasaannya memiliki wibawa diwilayah-wilayah yang telah bergabung kedalam kekuasaannya. 

Dalam setiap pembukaan wilayah, dia selalu membangun sebuah masyarakat madani, militer, terdidik, dan berbudaya, dengan demikian maka wilayah-wilayah itu menjadi bagian wilayah yang tidak terpisahkan dari kekuasaannya dimana kekuasaan pemerintah Utsmani di Asia Kecil demikian stabil. 

Ini semua menunjukkan pada pemahaman Orkhan yang luas tentang apa yang disebut dengan sunnah gradualistik dalam pembangunan sebuah negara dan peradaban serta dalam membangkitkan sebuah bangsa. 

Tak lama setelah Orkhan berhasil membangun pemerintahan dalam negerinya, terjadilah konflik perebutan kekuasaan didalam kekaisaran Byzantium. Sementara itu, Kaisar Kontakusianus meminta bantuan Sultan Orkhan untuk melawan musuh dan pesaingnya. Sultan pun mengirimkan pasukan Utsmani untuk memperkuat pengaruh kekuasaan kesultanan Utsmani di Eropa. 

Pada tahun 1358 M, terjadi gempa bumi di kota-kota Turaqiya sehingga menyebabkan ambruknya benteng-benteng Gallipoli. Peristiwa itu melicinkan jalan bagi kaum Muslimin untuk memasukinya. Kaisar Byzantium melayangkan protes terhadap apa yang dilakukan oleh tentara Orkhan itu. Namun tidak menjawab apa-apa. 

Jawaban Orkhan saat itu adalah kekuasaan Ilahi telah membuka pintu-pintu kota didepan kekuatan pasukannya. Dengan demikian, maka jadilah Gallipoli sebagai basis pertama Kesultanan Utsmani di Eropa. Dari sinilah kemudian bergerak pasukan Islam pertama yang akhirnya mampu menguasai kepulauan Balkan. 

Tatkala Hana V di Luyulujis menyatakan diri terpisah dari pemerintahan Byzantium, maka semua wilayah yang dikuasai Orkhan menyatakan diri berada dibawah kekuasaan Sultan dengan imbalan Sultan akan mengirimkan bahan makanan dan bantuan lainnya ke Konstantinople. 

Orkhan mengirimkan beberapa kabilah muslimin dalam jumlah besar dengan tujuan menyebarkan Islam dalam rangka mencegah pengusiran orang-orang Islam oleh orang-orang Kristen Eropa.

Munculnya organisasi militer baru yang didasarkan pada akidah, manhaj, tarbiyah, dan tujuan-tujuan rabbaniyah yang langsung dipimpin oleh orang-orang terbaik dari kalangan Utsmani. Organisasi militer itu memiliki pasukan khusus, yaitu Janissary.

SINGA TIMUR TENGAHWhere stories live. Discover now