Chapter 6 : Bimbang

4.8K 492 12
                                    

Setelah makan siang, Jimin pamit pulang. Sesampainya di rumah ia melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah keluarga Jeon.

"Kenapa mirip dengan mobil Namjoon hyung, ya?" Gumam Jimin.

"Jimin pulang!"

"Kau sudah sampai rupanya. Jimin, ada temanmu mencarimu," ucap Eomma.

"Siapa, Eomma?"

"Jimin!!" Pekik seseorang membuat Jimin membelalakan matanya.

"Jin hyung?"

"Ani, panggil aku Eomma!" Tegas Seokjin. Membuat Eomma Jungkook mengernyitkan dahinya.

Sedangkan Namjoon menepuk dahinya pasrah. Harusnya Seokjin bisa mengendalikan dirinya di depan orang lain.

"Maaf, Nyonya. Kekasih saya sedikit terobsesi dengan Jimin." Jelas Namjoon membuat Nyonya Jeon mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Kalian sedang apa di sini?" Tanya Jimin bingung.

Seokjin mendengus, "Ya! Pabbo! Kenapa tidak menghubungiku jika flatmu di gusur? Aku sangat mengkhawatirkanmu," Cerocos Seokjin dengan wajah marahnya.

Jimin menunduk, "Maaf, hyung." Jawab Jimin.

Seokjin menghela nafas, "Hah, kau ini. Tiga hari tidak masuk sekolah dan tidak mengabariku."

"Maafkan aku...," Lirih Jimin. Ia tau Seokjin dan Namjoon mengkhawatirkannya.

"Ehem, begini Jim. Bagaimana kalau kau tinggal bersama kami saja?" Ucap Namjoon membuat Jimin mendongak dan Nyonya Jeon melotot.

"Tidak bisa! Jimin sudah tinggal di sini. Selamanya akan begitu." Tukas Nyonya Jeon tiba-tiba.

"Tapi, dia kan bekerja di sini. Aku tidak tega melihatnya. Sekolahnya juga akan terganggu." Protes Seokjin.

"Kami tidak memberatkannya. Aku ingin mengangkatnya menjadi anak tetapi keluarga Jeon tidak mengizinkan untuk mengadopsi anak." Jelas Nyonya Jeon.

"Jadi, bekerja di sini hanya sebagai alasan?" Tanya Namjoon.

Nyonya Jeon mengangguk, "Ya, aku sangat menyayangi Jimin semenjak pertama kali bertemu. Aku bahkan melarangnya masak dan bersih-bersih walau kadang ia memaksa."

"Tapi, Jimin tidak enak jika hanya menumpang, Eomma." Tukas Jimin.

"Jadi, kau ingin tinggal di sini atau pergi bersama kami, Jim?" Tanya Namjoon.

Jimin hanya menggigit bibir bawahnya bingung. Ia bimbang.

"Jimin...," Lirih Nyonya Jeon menampilkan wajah memelasnya. Nyonya Jeon tidak ingin kehilangan penyemangatnya di rumah ini.

Sedangkan Jimin bingung, Ia nyaman tinggal di keluarga Jeon apalagi ada Jungkook. Tetapi, selama ini Namjin lah yang selalu ada bersamanya.

Bagaimana ini?

***

Jungkook sedang membaca laporan tentang penculikan yang sedang marak di masyarakat. Tanpa menyadari sosok lain duduk di hadapannya.

"Tadi, Eunha kemari mencarimu."

"Biarkan saja." Ketus Jungkook tanpa melihat sosok di hadapannya.

"Dasar kau ini, temuilah dia. Aku bosan di hantui dia terus menerus tau!" Kesal Taehyung. Pemuda yang duduk di hadapan Jungkook.

"Acuhkan saja. Nanti juga lelah." Sahut Jungkook

"Lelah kepalamu! Pokoknya temui dia besok. Aku tidak ingin lagi di wawancara setiap hari."

Taehyungpun beranjak pergi dari hadapan Jungkook. Ia lelah juga dengan sikap temannya. Sampai kapan Jungkook akan seperti itu terus. Jungkook hanya akan jadi perjaka tua.

"Taehyung!"

"Oh? Baekhyun hyung."

"Tolong antarkan berkas ini Ke Jeon Corp, ya? Aku sakit perut nih. Thanks, ya!" Ucap Baekhyun langsung menyerahkan berkas ke tangan Taehyung. Baekhyun lantas beranjak pergi berlari menjauhi Taehyung.

"A-apa? Hei, hyung!!!" Teriak Taehyung.

"Duh? Aku lagi yang kena." Sungut Taehyung. Namun, ia tetap mengantarkan berkas itu.

***

Taehyung sampai di depan perusahaan Jeon Corp. Dua minggu yang lalu Jeon Corp meminta kepolisian Seoul untuk melacak seseorang yang berusaha membongkar rahasia perusahaan tersebut.

Taehyung menanyakan ruangan CEO pada Resepsionis. Lalu setelah itu ia di antar menuju ruangan CEO.

Tok..., Tok....

"Masuk!"

"Permisi, sajangnim. Polisi Taehyung ingin menemui anda."

"Suruh dia masuk!"

"Baik."

"Masuklah, Tuan."

Taehyung mengangguk, lalu ia memasuki ruangan tersebut. Nampaklah sosok pemuda putih pucat dengan kacamata bertengger rapi di wajahnya.

"Polisi Seoul, Taehyung-ssi?" Ucap CEO tersebut. Nada suaranya sedikit berat namun jernih. Taehyung menyukainya.

"Ah, iya. Saya ingin mengantarkan laporan atas penyelidikan yang anda ajukan dua minggu yang lalu." Jelas Taehyung.

"Ku terima laporannya. Terima kasih atas kerja kerasnya," Ucap Yoongi, CEO tersebut. Ia adalah kakak Jungkook. Taehyung tidak tau kalau Yoongi itu kakak Jungkook.

"Baiklah, saya permisi."

Taehyung pamit lalu melangkah keluar ruangan. Yoongi hanya memperhatikannya sampai ia menghilang di balik pintu.

"Sepertinya seumuran dengan Jungkook."

Continue~

Heyho! Vote dan comment setelah anda membaca ini thank you 💜

The Tall And Short Stories [ KOOKMIN END ]Where stories live. Discover now