PEMBUKA KISAH INI

564 34 3
                                    

Selena sudah membuat keputusan yang cukup berat dalam hidupnya. Hanya saja dia sedikit ragu jika Dimitri mampu menerima keputusannya itu. "Pasti, dia akan marah atau berbuat ulah," pikir Selena. Akan tetapi, sebesar apapun masalah yang akan dibuatnya, Selena tetap yakin akan pilihannya. Walaupun di dalam hatinya, Selena sedikit meragu dengan keputusannya itu.

"Siapa yang bisa kau bahagiakan?"

Suara mama terngiang-ngiang di kepala Selena. Selena tidak yakin 100% , tetapi ia yakin kalau dirinya mampu membahagiakan Raymond. Pria dengan tingkat kebahagiaan yg tidak begitu rumit.

Selena tidak sanggup melanjutkan hubungan bersama Dimitri. Karena jujur saja, walaupun ia berpacaran dengan Dimitri, Selena sangat yakin kalau dia tidak akan sanggup mencintainya. Berbeda dengan Raymond. Walaupun tidak terlalu yakin, tetapi Selena tidak ingin kehilangan pria yang telah mengisi hidupnya selama beberapa bulan ini .

Jadi pada siang ini, sebelum Selena memberikan jawaban pada Raymond malam nanti, Selena akan memberikan jawaban untuk Dimitri terlebih dahulu.

"Tok,tok," suara pintu yang diketuk Selena.

"Masuk!" kata Dimitri dari dalam ruangan.

"Hai, Dim!" sapa Selena.

"Hai....," jawab Dimitri denga senyum di bibirnya ketika melihat Selena.

"Ada yang bisa dibantu?" tanya Dimitri bingung dengan kehadiran Selena yang tiba-tiba tanpa konfirmasi terlebih dahulu dari Rahayu.

Selena segera memberikan sekotak cincin yang diterimanya dari Dimitri pada malam Penghargaan Pertelevisian Indonesia.

"Maaf....," jawab Selena perlahan-lahan.

Dimitri melihat kotak dihadapannya dan tatapannya berubah menjadi sinis dan penuh dengan kebencian.

"Kenapa? Karena bajingan miskin itu?" tanya Dimitri.

Selena terdiam. Sesungguhnya mulutnya hendak mengeluarkan sanggahan atas hinaan Dimitri, akan tetapi dia cukup menahan dirinya untuk menjaga agar tidak terjadi permasalahan yang lebih rumit lagi. Tidak ada orang yang menyukai konflik, hanya akan menghabiskan waktu dengan percuma.

Selena mangangguk dan tersenyum.

"Dia memang tidak sempurna, tetapi dia memberikanku segala hal untuk memulai suatu hubungan. Bukan emas, permata, atau rumah megah dan mewah, tetapi sesuatu yang hangat, sesuatu yang ingin aku miliki sampai aku mati," jawab Selena.

"Huh, Selena-Selena? Kamu boleh sombong sekarang. Jalanilah apa yang kamu mau sekarang, tetapi percayalah, kalau pada suatu hari nanti, kamu akan datang dan mengemis padaku. Mengemis untuk sesuatu yang tidak lagi kamu miliki."

Selena benci sekali jika ia harus berdebat dengan Dimitri. Bukan karena ia tidak akan memenangkan perdebatan itu, tetapi karena Selena tidak akan pernah merasa senang ketika dia menang berkelahi melawan bajingan berdasi.

"Saya kira, saya kemari hanya untuk memberikan jawaban yang kamu tunggu, jadi jika tidak ada urusan lagi, saya permisi," jawab Selena menghindari perdebatan dengan Dimitri dan langsung pergi ke luar ruangan.

"SELENA AUDREY!" teriak Dimitri kesal.

Selena segera menoleh dan berbalik.

"Dengarkan kata-kataku baik-baik karena aku tidak akan mengulanginya untuk kedua kalinya. Aku menginginkan hutang Om Poetra Soeryaatmadja dilunasi secepatnya. Kamu ingat, hutang papa kamu sebelum beliau meninggal bukan? LUNASI SEMUANYA...!" bentak Dimitri.

Selena mengangguk. Dia sudah menduganya, dengan keputusannya, Selena harus membayar semua hutang-hutang itu sebagai konsekuensinya.

"Baiklah, berapa jumlah yang harus aku bayar?" jawab Selena.

"10 billion rupiah," jawab Dimitri.

Kini wajah Selena memucat dan dia tidak mampu berkata apa-apa.

"Ini surat hutangnya, silahkan kamu lihat sendiri. Semuanya ditandatangani sah oleh papa kamu. Dan mengingat persahabatan papamu dengan papaku, maka aku tidak akan menghitung bunga, tetapi aku menginginkan uang ayahku kembali," lanjut Dimitri.

Tenggorokan Selena mengering tiba-tiba. Betapa berat hutang yang harus ditanggungnya. Selena sudah berjanji pada papa kalau ia tidak akan menjual apartemen yang ditinggalinya kini. Tetapi Selena tidak bisa mundur lagi. Ia tetap dengan keputusannya. Jika ini harga yang harus dibayar Selena untuk bisa bersama Raymond, maka Selena akan membayarnya.

________________________________________________________________

Hai hai, teman-teman sekalian

Diriku kembali lagi, ini karya ketiga aku sekaligus lanjutan cerita dari karya ke 2 yang berjudul Belok ke Hutan. Kalau misalkan ada yang belum baca si cover biru hijau, dan menemukan cerita yang membingungkan di buku ini, mungkin di baca dulu cerita yang sebelumnya.

Terima kasih buat yang lanjut dari Belok ke Hutan, cus langsung ke sini. Karena cerita di bab terakhir di Belok ke hutan, sama bab satu dari Balik ke kota masih terjadi di hari yang sama.

Ng....sebenernya diriku ga terlalu peduli dengan vote dan comment, saya cuma orang yang seneng bikin cerita yang hangat di hati (ada yang baca aja saya udah makasih banget, kalau berguna lebih seneng lagi). Tapi ternyata diriku juga ga bisa bohong, ternyata mendapatkan vote dan comment cukup menyenangkan di hati. Seneng aja dapet feedback dari karya saya, apa disukai atau tidak, berkenan atau tidak, supaya bisa memperbaiki diri lebih baik lagi. (^w^)

Minta tolong untuk vote dan commentnya kalau karya saya berkenan di hati. Terima kasih banyak......


Bebekz_hijau (Penulis yang namanya aneh)

BALIK KE KOTAWhere stories live. Discover now