PENYESALAN TERLAMBAT

116 10 0
                                    

Sudah 2 hari berlalu sejak Selena tidak muncul di kantor. Semua pekerjaannya menumpuk di meja tanpa ada kabar akan kehadirannya.

"Yu, Selena masuk ga hari ini?" tanya Pak Dimas.

"Ayu ga tau, Pak."

"Aneh, sejak di lamar Bos Kecil kok dia malah ngilang gitu, apa udah siap-siap jadi ibu rumah tangga ya?"

"Ih, Pak Dimas kok mikir begitu. Lagipula Mbak Selena bukan tipe orang kaya gitu," jawab Rahayu.

"Dia sih workaholic, tapi coba dipikir deh, Yu. Kalau uda dapet orang kaya kan, memang ga usah kerja."

"Ehm,ehm...."

Pak Dimas menoleh mencari arah suara dehaman tersebut.

"Hai Selena!" sapa pak Dimas pada Selena yang tidak sengaja mendengar pembicaraannya dari belakang.

Selena hanya menatap Pak Dimas dengan sinis.

"Rahayu, temui saya di kantor," kata Selena yang langsung berjalan menuju kantor pribadinya.

"Permisi, pak," pamit Rahayu.

Rahayu segera berjalan mengikuti Selena ke kantor pribadinya. Sesungguhnya Rahayu sudah tahu kalau Selena berdiri di belakang Pak Dimas cukup lama, tetapi dia juga tidak bisa mencegah Pak Dimas agar berhenti berbicara. Di kantornya Selena segera duduk, menyalakan laptop dan segera membuka beberapa file dan laporan yang sudah menumpuk di mejanya.

"Ada yang bisa Ayu bantu, Mbak?"

"Aku minta draft berita untuk besok, aku ada jadwal kan?"

"Ada Mbak, untuk siang sama malam, Kalau kesehatan Mbak belum pulih benar, apa perlu Ayu cancel salah satunya?"

"Ga perlu, tolong draftnya aja," jawab Selena dingin.

"Ba...baik, Mbak," jawab Rahayu yang sedikit takut.

"Tunggu apa lagi, Yu? Kerjakan sekarang!" jawab Selena.

Rahayu segera meninggalkan ruangan itu. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya hari ini. Apa yang terjadi dalam 3 hari ini, hingga membuat Selena menjadi monster menyeramkan yang siap memakan orang. Dan sesuai dengan perkiraannya, sepanjang hari itu, Rahayu tidak pernah luput dari amarah Selena. Dan sialnya bagi seluruh karyawan I O News, kemarahan Selena tidak hanya terjadi di hari itu saja.

"Selena masih marah-marah, Yu?" tanya Mbak Mara.

Rahayu mengangguk. "Dari dia masuk 3 hari lalu, sampai sekarang."

"Ga beda jauh dong sama bos gue?"

Rahayu mengangguk sekali lagi.

"Ada bedanya, Kalau Pak Dimitri jarang ada di kantor, kalau Mbak Selena selalu ada di kantor. Dia bahkan seperti ga pernah pulang ke Apartemennya. Mbak Selena selalu ada di kantor sampai malam, dan pagi-pagi buta sudah kembali lagi ke sini," keluh Rahayu.

"Ya udah, jangan ngeluh begitu. Makan aja yuk! Aku yang traktir deh," ajak Mara menghibur Rahayu.

"Makasih, Mbak. Tapi Ayu masih banyak tugas, kalau ga beres takut dimarahin lagi."

Tidak lama kemudian, Raymond keluar dari dalam lift dan berjalan ke lorong kantor Wildlife.

"Itu tuh, satu makhluk lagi yang baru nongol di kantor setelah berhari-hari menghilang di telan bumi," kata Mara menunjuk Raymond dengan gerakkan kepalanya.

Raymond berjalan menuju kantor Wildlife. Sesungguhnya ia tidak ingin masuk kantor hari ini, tetapi dia tidak tega melihat Arya yang berjuang sendirian menyelesaikan editan. Belum lagi Sonia yang tidak banyak membantu, dan hanya akan menambah pekerjaan dengan permintaan- permintaan sesuai keinginan hatinya. Tetapi alasan utama Raymond masuk kerja hari ini adalah karena Pak Wahyu memintanya untuk pergi shooting esok hari. Tidak mungkin Raymond pergi jika tidak ada materi yang harus disiapkannya hari ini.

BALIK KE KOTAWhere stories live. Discover now