Chapter 19: Kejujuran

20.4K 1.9K 12
                                    

Arka dan Naura masih terdiam

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Arka dan Naura masih terdiam. Tidak ada yang membuka suara. Naura masih menunggu apa yang ingin dikatakan Arka. Sedangkan Arka terus meyakinkan dirinya untuk berani berkata jujur.

Arka memberanikan menatap mata Naura.

"Ra."

Arka hanya berharap semoga Naura tidak marah dan tidak menjauhinya. Arka akui dirinya egois. Tapi, Arka benar-benar berharap Naura dapat mengerti.

"Gue tau, lo selama ini bertanya-tanya kenapa gue mutusin lo. Gue tau lo penasaran. Hari ini, gue mau jujur sama lo."

Naura mengerjapkan matanya. Mendengar Arka ingin memberi tahu jawaban dari pertanyaan yang selalu ingin ia tanyakan selama ini, membuat ia gugup.

Arka mengambil napas sebelum berucap. "Waktu itu, gue minta putus karena taruhan."

Naura tertegun.

"Gue minta maaf, Ra. Gue nyesel. Seandainya dulu gue enggak nerima taruhan konyol itu gue pasti masih sama lo. Jujur, sampai saat ini gue masih sayang sama lo, Ra."

Naura tak menjawab. Ia masih terlalu terkejut mendengar penyataan Arka sekarang.

Arka membasahi bibirnya yang terasa kering. "Dulu, gue sama anak-anak tongkrongan iseng main TOD. Kekanak-kanakan emang. Tapi, dulu kita main cuma buat seru-seruan aja. Di saat gue dapat giliran, gue dipaksa milih dare. Gue disuruh mutusin lo."

Arka mengasak rambutnya. Tangannya turun mengusap tengkuknya. "Gue enggak mau, Ra. Tapi, mereka bilang tantangan itu juga buat ngepastiin apakah lo emang masih suka sama gue atau enggak. Gue bukannya enggak percaya sama lo tapi entah kenapa gue kepikiran terus. Hari itu juga pas banget hari dimana Doni putus karena ternyata ceweknya suka sama cowok lain. Anak-anak bilang itu cuma buat nge tes aja. enggak tau kenapa gue akhirnya kepancing."

"Gue terima tantangan itu dengan syarat mereka enggak akan nyontek gue lagi. Mereka setuju-setuju aja. Ya udah, besoknya gue minta putus sama lo. Rencananya, setelah itu gue mau langsung jujur sama lo. Tapi, dengar lo setuju dan bilang lo juga udah enggak suka sama gue, gue mikir lo benar-benar udah enggak ada rasa ke gue. Ya, gue anggap itu serius."

Naura menghembuskan napasnya panjang. Tiba-tiba dirinya merasa menyesal. Karena kemarahannya dulu, Arka jadi salah paham. Karena egonya, Naura terpaksa bohong ia sudah tidak menyukai Arka.

"Ra, jujur gue masih sayang sama lo. Gue pengin balikan sama lo, tapi sayangnya gue enggak bisa."

Naura mengangkat wajahnya. Gadis itu tidak paham apa maksud dari perkataan Arka.

"Dari dulu papa ngelarang gue pacaran. Gue disuruh untuk fokus belajar. Gue mikir Papa enggak terlalu mementingkan apa yang gue rasain. Dia lebih mementingkan nilai-nilai gue dan prestasi apa yang telah gue capai di sekolah. Papa selalu marah kalau hasilnya enggak sesuai sama apa yang dia mau. Gue merasa gue terlalu diatur. Gue ngerasa enggak bebas. Gue capek. Akhirnya menjelang masuk SMA gue beraniin diri buat ngelanggar aturan Papa."

Mantan Rasa Pacar [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu