Arranged Marriage

1.1K 95 15
                                    

"Papa, Mama? Kenapa kalian sudah pulang?" Off mendekati kedua orangtuanya.
"Wah, pertanyaan yang tajam. Kamu tidak senang ya kami ada di sini?" sahut papa Off.
"Bukan begitu Pa, tapi bukannya kalian baru akan pulang satu bulan lagi?"
"Acaranya di percepat sayang" mama Off yg menjawab.

"Acara? Acara apa?" tanya Gun. Pria itu memang mereka semua.
"Acara perjodohan." jawab Papa Off.
"Hah? Siapa yang akan dijodohkan?" Gun terheran heran.
"Nah, karena kita semua sudah berkumpul, kami akan menjelaskannya pada kalian. Gun, kami sudah sepakat menjodohkan kalian sehingga kalian akan bertunangan dalam waktu dekat."

Gun terbelalak. Ia tidak percaya kabar yang baru saja didengarnya. Ia memandang Off, keduanya bertukar pandang dengan bingung dan putus asa.

○○○

Gun berbaring diam di tempat tidurnya. Di jemari tangan kanannya terlilit seuntai kalung berbandul merpati.
Matanya tak lepas menatap kalung itu sejak tadi. Ia sungguh sungguh mencintai Off. Keadaannya berbalik dengan beberapa bulan lalu.
Waktu itu Off menyatakan cinta, namun ia menolaknya karena ingin Off bersama Mook. Setelah Off gagal membina hubungan dengan Mook karena merasa tetap mencintai Gun, rasa cinta Gun padanya tumbuh subur.

Ternyata sekarang... Off sungguhan mencintai Mook. Gun menerima kenyataan itu dengan besar hati.

Siapa sangka setelah mereka mengakhiri hubungan karena Off ingin kembali pada Mook, orangtua mereka malah menjodohkan mereka?

Pertunangan, pikir Gun. Aku akan bertunangan dengan Off, tapi apa gunanya? Off sudah tidak ingin bersamaku lagi. Andai aku tidak menolak Off, mungkin aku tidak perlu galau seperti sekarang, mungkin kami sangat senang menerima perjodohan tersebut.

Off... air mata Gun mengalir. Apa yang harus kulakukan? Acara pertunangan akan dilangsungkan du kali.
Pertama di Bangkok, karena Papa berencana mengundang semua rekan bisnisnya, sedangkan acara kedua akan dirayakan di Singapura untuk mengundang rekan bisnis papa dan mama Off.
Jadi Gun akan bertunangan beberapa minggu sebelum berangkat kuliah ke Australia. Kedua acara itu dilangsungkan minggu depan.

Orangtua mereka sudah mempersiapkan segalanya. Mereja sudah sangat yakin dengan perjodohan itu sehingga Gun tak tega menolak, terlebih lagi kalau sampai membuat papanya kecewa.
Namun, mengapa ia selalu memikirkan Mook?
Maaf, Mook, batin Gun sedih.

○○○

Hari ini adalah acara hari pertunangan Off dan Gun.
Gun bercermin dikamar ganti. Ia melihat sosok dirinya menggunakan setelah jas hitam, sangat pas di badannya terlihat begitu menawan.

Pintu diketuk, kemudian mengayun terbuka. Mamanya mencondongkan badannya di daun pintu.
"Gun, ayo. Tamu tamu sudah datang, Off sudah siap. Semua menunggumu" kata Mama sambil tersenyum lembut pada putranya.

Gun menatap bayangannya sekali lagi, lalu mengikuti mamanya keluar kamar ganti.

Pria itu terdiam sejenak dipintu masuk ballroom hotel berbintang untuk melihat keadaan di sekelilingnya. Ruangan mewah yang disewa papanya telah didekorasi dengan warna warna cerah, makanan yang lezat lezat sudah tersaji di meja besar, sementara para undangan sedang menikmati minuman. Live musik sudah mengalun, panggung dan pembawa acara sudah siap. Jelas sekali papanya sangat serius mengadakan acara itu.

Di dekat panggung Off duduk diam. Pria itupun memakai setelan jas dan tampak tampan, walaupun wajahnya muram.

Bersama mamahnya, Gun melangkah memasuki ruangan itu. Hatinya benar benar resah. Tamu tamu memperhatikannya sambil tersenyum senang.

"Anakmu beruntung, Adul." Kata seseorang saat Gun melewati Om Adulkittiporn dan beberapa tamu. "Tunangannya sangat manis dan imut. Anakmu juga tampan. Pasangan yang cocok."
"Terima kasih." sahut Om Adul senang.

WILL BE REPLACED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang