A pair of Doves

2.3K 93 19
                                    

Gun terbangun saat mendengar bel apartemennya berdentang.
Orang yang berdiri di depan pintunya pastu sudah tidak sabar, karena menekan bel terus menerus.

Dengan kesal Gun bangun dan berjalan gontai ke arah pintu depan. Ia mengintip sebentar lewat lubang kaca, ingin tahu siapa yang tidak ada kerjaan membangunkannya tengah malam begini.

Gun terlonjak saat melihat orang yang ada dibalik pintu. Buru buru ia membuka pintu dan berseru, "Mama! Papa!"

Orangtua Gun tersenyum lebar dan langsung memeluk putrinya. Dari balik punggung papa dan mama Gun, Off dan Mook, menjulurkan kepala mereka, membuat mata Gun semakin membesar. "Off! Mook! Kok nggak bilang bilang dulu sih mau kemari?"

"Kejutan!" seru Mook dan Off berbarengan.

"Sudah, cepat kita masuk. Dingin sekali diluar, Papa kebelet pipis." Papanya langsung nyelonong masuk dan buru buru ke toilet. Yang lain beriringan masuk, Gun yang paling belakang menutup pintu.

"Maaf ya membangunkanmu" kata mama Gun. Kemudian duduk di sofa menghela napas panjang.
"Hhh, akhirnya hangat juga. Udara di sini benar benar membuat Mama beku."

"Kenapa kalian tiba tiba kemari?" tanya Gun kesenangan.
"Ingin liburan saja" sahut Off.
"Kenapa nggak bilang dulu? Kalau kalian bilang, aku kan bisa menyiapkan makanan." Gun masih saja tersenyum karena sungguh sungguh senang.

"Kan aku sudah bilang, ini kejutan" kata Mook tak kalah senang.
"Mau menyiapkan makanan? Memang kamu bisa masak sekarang?" tanya Off.
"Hei, aku sudah mandiri, tahu" protes Gun.
"Masa? Wah, aku harus coba masakanmu. Jangan jangan aku harus memberitahu kalau masakanmu terlalu asin. Hahaha..."

Gun melempar bangal kursi pada Off sambil berpura pura marah.
"Dasar kamu!
Seisi ruangan itu tertawa keras.
"Sudah, jangan bercanda lagi. Lebih baik kita tidur. Ayo, Gun. Mama dan Mook tidur di kamarmu saja. Biar Papa dan Off tidur dikamar tamu."

Gun mengangguk, kemudian masuk ke kamar bersama mamanya dan Mook. Mereka tidur bersama.

○○○

Gun bangun kesiangan keesokan harinya. Saat keluar kamar, ia terheran heran sendiri karena kedua orangtuanya, Off dan juga Mook sudah rapi. Terlalu rapi malah. Kelihatannya semua memakai baju terbaik mereka.

"Duhile..." kata Gun sambil mendekati mereka. "Kok tumben, sudah pada rapi. Memangnya mau kemana?"
"Sudah, kamu jangan banyak tanya. Mandi sana, dandan yang rapi. Kita pergi putar putar Melbourne."

"Memangnya ada acara apa, kok harus dandan rapi begitu?" tanya Gun bingung.
"Lho, kamu kan anak Mama, ya harus dandan rapi dong. Masa kamu bau iler. Nanti nggak laku laku baru tahu rasa."
"Yee... Mama! Asal tahu saja, aku sudah laku kok." kata Gun.

Gun langsung pergi ke kamar mandi. Ia keramas dan melumuri tubuhnya dengan sabun madu favoritnya.
Rasanya menyenangkan, berkumpul bersama keluarga, jalan jalan bersama, pikirnya sambil bersenandung.

Setelah mandi, Gun berdandan rapi. Mungkin terpengaruh perkataan mamahnya barusan. Setelah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, ia melengkapi penampilannya dengan topi. Sambil menyelempangkan tas kecilnya, Gun lagi lagi bersenandung dan keluar kamar.

"Nah, gitu dong" kata mama Gun.
"Ayo, cepat" ajak papa Gun penuh rasa sayang.

Mereka semua keluar dan berjalan kaki ke restoran yang letaknya tak jauh dari apartemen. Bangunannya sangat bagus dsn mewah. Dari gaya interiornya sudah bisa ditebak sajiannya adalah masakan Eropa kelas atas.

"Pa, kenapa kita makan disini?" tanya Gun ketika mereka sudah duduk mengelilingi meja bundar besar. "Di sini mahal sekali. Seperti ada acara penting saja."
"Memang ada acara pentin, Gun" sahut papanya.
"Memangnya acara apa, Pa? Ada yang ulang tahun? Siapa?"
"Bukan, Sayang" pria itu menatap anak semata wayangnya dengan lembut. "Sekarang kan acara pertunangan kamu."

WILL BE REPLACED Where stories live. Discover now