FiveTeen

5.8K 446 16
                                    

Jungkook tidak konsen mendengarkan pelajaran pagi ini. Perutnya lapar. Jungkook lupa kalau dari semalam ia belum makan. Daritadi bahkan perutnya terus berbunyi, untung pelan kalau keras malu dia.

Diliriknya jam dinding didepan, istirahat masih lama. Jungkook benar-benar tidak fokus dan melihat kearah luar jendela terus berusaha mengabaikan perut keroncongannya hingga matanya tak sengaja melihat Taehyung dan juga Park Jin Young sedang berjalan menuju taman samping gedung sekolah.

Jungkook menggeretakkan giginya kesal. Ada sesuatu yang tak ia tahu. Dan Jungkook yakin Park Jin Young sedang merencanakan sesuatu. Ingin sekali Jungkook berlari mengejar mereka, tapi apa daya, ia sekarang berada di tengah-tengah pelajaran yang tak bisa ia tinggalkan.

Hingga akhirnya jam istirahat tiba. Jungkook segera bergegas berdiri dan ingin secepatnya menemui Kim Taehyung. Ingin mendengarkan penjelasannya dengan Park Jin Young tadi pagi. Tapi naas, ia melupakan kakinya yang terkilir dan hampir saja terjatuh apabila tubuhnya tak dipegangi oleh Jimin.

"Aku tahu kau tergesa-gesa, Jung. Tapi juga lihat-lihat kondisimu." ucap Jimin membawa kembali Jungkook duduk di bangkunya. Jimin sudah tahu dan sangat bisa menebak Jungkook ingin pergi kemana. Tadi Jimin juga lihat sebenarnya Kim Taehyung jalan dengan Park Jin Young.






Kryuuuuuuuk




Jimin menggelengkan kepalanya. Wajah Jungkook sudah memerah malu dipergoki oleh Jimin bunyi perut laparnya.

"Kau diam saja disini, biar nanti Hoseok hyung membawa makanan untukmu." Jungkook mengangguk tanpa melawan perkataan Jimin. Karena benar, perutnya memang sangat lapar. Tapi setelah itu tiba-tiba Jimin menoyor kepala Jungkook pelan.

"Ya!! Apa yang kau lakukan Park sialan!!" Jungkook memegang kepalanya tadi yang jadi korban Jimin.

"Jaga bicaramu, Jung. Kau itu bodoh sekali tahu?!" hampir saja Jungkook melayangkan protes kembali tapi Jimin menyuruhnya untuk tetap diam saja.

"Kau sakit. Badanmu hangat. Apa kau tak merasakannya? Bahkan wajahmu pucat." benar perkataan Jimin. Kenapa Jungkook baru merasakannya sekarang? Kepalanya juga sedikit pusing ngomong-ngomong, tapi Jungkook lebih memilih abai.

"Aku tidak apa-apa, Jim. Mungkin karena efek pergantian cuaca yang tak menentu." Jimin menggelengkan kepalanya akan sifat keras kepala temannya satu ini. Selang beberapa saat, Hoseok datang membawa minuman hangat dan banyak roti untuk mereka makan bersama-sama didalam kelas.

"Makan dulu. Jangan khawatirkan tentang Taehyung saat ini. Nanti akan kami antar kau ketempat Taehyung setelah pulang sekolah." Jungkook mengangguk mengiyakan perkataan Jimin dan segera memakan roti yang tadi dibelikan Hoseok.




°°°




Pulang sekolah. Jungkook segera membereskan peralatan tulisnya. Setelah itu ia berdiri dibantu oleh Jimin. Hoseok sudah menunggu didepan pintu. Mereka akan bersama-sama menemani Jungkook bertemu dengan Taehyung.

"Kakimu sudah tak apa?" ucap Hoseok ketika melihat Jungkook berjalan tanpa mau diberi bantuan oleh Jimin.

"Humm... Sudah mendingan." Jungkook berjalan pelan berniat menemui Taehyung di club tempat pelatihannya. Hingga ia tak sengaja melihat siluet Taehyung yang sedang berbelok menuju ruangan tersebut bersama seseorang.

"TAEEE....!!"Jungkook menambah kecepatan berjalannya dan terus memanggil sampai Taehyung berhenti hanya sekedar melihat siapa yang telah meneriaki namanya.

"Bisa kita bicara sebentar?" Taehyung memincingkan matanya menatap Jungkook bersama kedua temannya dibelakangnya.

"Bicara saja disini." seseorang yang bersama Taehyung tadi sedikit kaget akan respon dingin Taehyung ketika berbicara dengan Jungkook, hyungnya.

"Aku tadi melihatmu dengan Park Jin Young. Apa yang kau lakukan dengannya?" ucap Jungkook to the point. Taehyung berpikir pembicaraan ini sungguh tak penting baginya. Dia mau bersama siapapun juga tak ada hubungannya dengan Jungkook.

"Tak ada yang perlu kujelaskan. Aku mau melakukan apapun dengannya juga tak ada hubungannya denganmu." Mata Jungkook mendelik tajam. Tak ada hubungannya dengan dirinya?

"Jangan menemuinya lagi." ucap Jungkook menatap Taehyung.

"Jangan sampai kau bertemu dengannya lagi. Aku mohon." pandangan mata Jungkook kini terlihat memelas. Jimin dan Hoseok terdiam dibelakang Jungkook. Memberi mereka privasi dengan tak ikut mencampuri pembicaraan mereka. Sedang seseorang yang berdiri disamping Taehyung terus melihat interaksi adik dan kakak itu yang masih berselisih.



'Ternyata bukan aku saja yang mengalaminya.'


"Kau memerintahku?!" Jungkook menatap Taehyung bingung.

"Kita hanya saudara tiri, selebihnya kau bukan siapa-sia___



BUGH



Taehyung meringis mendapati bibirnya sobek dan mendapati rasa anyir darah disudut bibirnya yang terluka. Didepannya, Jungkook masih mengepal erat tangannya yang barusan dibuat memukul telak rahang Taehyung.

Hatinya berdenyut sakit. Bahkan rasa perih di tangannya yang tadi dibuat memukul Taehyung tak ada apa-apanya.

Taehyung sendiripun merasakannya. Ia merutuki dirinya sendiri yang asal berbicara. Dan Taehyung tahu, Jungkook pasti kecewa dengannya.

Apakah Taehyung harus senang karena telah berhasil membuat Jungkook semakin menjauhinya?

"Kau tahu?! Aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku berusaha menjadi hyung yang baik untukmu. Tapi dirimu selalu menampiknya. Hatiku sakit asal kau tahu." dan setelah mengucapkan kalimat tersebut. Jungkook langsung pergi tanpa ada yang berniat menghalanginya.

Jimin menghela nafasnya. Tak habis fikir akan kelakuan dari 'adik' Jungkook. Lalu ia melirik kesebelah Taehyung.

"Hei, anak manis. Bisa minta tolong kejar orang tadi? Aku ada sedikit urusan dengan temanmu ini. Tolong ya." Jimin tersenyum ramah berbicara dengan pemuda pucat yang menatap polos kearahnya. Dan lekas ia mengangguk dan segera pergi mengejar Jungkook sebelum ketinggalan jauh.

Taehyung masih terdiam ditempatnya. Ia merenung memikirkan yang dikatakan Jungkook tadi. Tak dipungkiri, hatinya berdenyut sakit kala melihat raut kecewa Jungkook.


Apa ia sudah sangat keterlaluan?


"Kau puas sekarang?!" Taehyung melihat kedepan. Seseorang yang tadi bersama Jungkook berbicara dengannya.

"Kau tahu? Baru kali ini aku melihat Jungkook bersikap seperti tadi kepada orang lain. Jungkook pribadi yang sangat tertutup dan tak banyak bicara. Tapi ketika ia menceritakan tentang dirimu, ia berubah menjadi sosok yang sangat cerewet." Jimin memberi jeda. Berusaha mengatur emosinya biar tak memuncak dan memukul Taehyung juga.

"Kau sudah memiliki tempat 'spesial' di hati Jungkook teman kami." Hoseok ikut menimpali. "Kau bodoh sudah berani-beraninya menyakiti hatinya yang tulus padamu. Dan kau terlalu mementingkan dirimu sendiri dan berakibat menyakiti hati siapapun yang berada disekitarmu." lanjutnya.

"Renungi perkataan kami. Dan jangan macam-macam kepada Jungkook lagi atau kami akan ikut mencampuri urusan kalian."

Dan setelah itu, Jimin dan Hoseok pergi meninggalkan Taehyung yang masih terdiam ditempatnya. Mencari Jungkook takut-takut ia akan berbuat yang tidak-tidak.

Taehyung mengepalkan tangannya. Ia marah. Ya. Marah pada dirinya sendiri yang bodoh. Ia terlalu menutup hatinya dan membiarkan hati orang lain sakit karenanya. Ia bodoh karena banyak membuat orang lain kecewa padanya. Kini ia sadar. Tak seharusnya ia berbuat demikian. Taehyung menyesal memiliki ego yang setinggi langit.






'Haruskah aku meminta maaf?'









TBC ヽ(´□`。)ノ

StepBrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang