9 Nov : Pertemuan

65 36 33
                                    

Aku mengenal Arzan sejak kami berusia 7 tahun.

Dia salah satu anak yang sering bermain di taman kompleks perumahan. Kebetulan rumahku dekat sekali dengan taman, jadi dari jendela kamar di lantai dua, aku bisa dengan leluasa memperhatikan para anak laki-laki bermain di sana.

Ah, kelihatannya seru sekali. Senyumku mengembang tanpa kusadari kala itu.

Suatu hari, sepupuku Reyna yang datang dari luar negeri dititipkan di rumah selama beberapa waktu. Orangtuanya ada urusan penting yang tak boleh mengikutkan Reyna bersama mereka.

"Elena, ayo kita ke taman untuk bermain!" Dan begitu saja Reyna membawaku keluar dari rumah.

Awalnya aku agak takut menghadapi para anak lelaki. Pandangan mereka awas, pakaian mereka kotor, kulit lecet di beberapa bagian. Aku hanya bisa bersembunyi di balik punggung Reyna.

Beberapa di antara mereka menolak kami. Katanya anak perempuan tidak cocok bermain permainan anak laki-laki.

Aku mengerti keraguan mereka. Aku dan Reyna sama-sama menganakan gaun yang lebih terlihat sedang main peran menjadi putri kerajaan. Tentu tak cocok dengan selera mereka.

"Sudahlah." Salah seorang di antara mereka menyela. "Kalian boleh ikutan main bareng kami," kata anak lelaki bertopi hitam, berkaus singlet. Gigi ompong di sebelah kirinya mengintip kala senyumnya merekah. Dia adalah Arzan.

Reyna berhasil membujuk mereka untuk mengikutkan kami serta dalam permainan. Kami, delapan anak-anak, menjadi teman sepermainan sejak itu.

Baru kusadari, ternyata Arzan dan lainnya satu sekolah denganku, hanya berbeda kelas saja.

Pernah suatu ketika, aku dihukum karena lupa mengerjakan PR, harus berdiri di luar kelas. Rasa bersalah dan terhina melingkupi hatiku. Tatapan mencemooh teman sekelas begitu melukaiku.

Namun, kebetulan Arzan melintas, mendapatiku menangis dalam diam.

"Elena, coba lihat ...." Anak itu menunjukkan berbagai ekspresi dan tingkah lucu. Ku dapatkan kembali senyumku.

Dan begitu saja, sejak saat itu pula, hatiku jatuh pada Arzan.

Kini kami bersama-sama berdiri di altar pelaminan. Mengikat janji suci selamanya.

November Stories #RAWSFestival2019Where stories live. Discover now