18 Nov : Pemuda Berkacamata

38 17 27
                                    

"Apa yang kau lakukan?"

Suara yang tiba-tiba terdengar berasal dari balik punggung Viona menghentikan aksinya. Gadis yang mengenakan piama rumah sakit itu berbalik, mendapati seorang pemuda tinggi, berkacama, lengan kemeja digelung hingga ke siku.

"Siapa kau?"

"Masalahmu tidak akan selesai kalau melompat dari sana. Itu bahkan menyakitkan."

Pertanyaan Viona diabaikan. Pemuda itu malah mengoceh, menyinggung perbuatan yang hendak dilakukan wanita itu.

"Bukan urusanmu!" bentak Viona yang kata-katanya malah ditanggapi santai oleh pemuda itu.

"Padahal, banyak orang di luar sana yang masih ingin hidup." Pemuda itu menatap iba.

"Aku tidak peduli!"

"Ya, sudah. Lanjutkan saja sana."

Tanpa Viona duga, pemuda itu berbalik, melangkah, meninggalkannya.

Sesaat wanita itu terdiam. Membiarkan angin mengacak rambut panjangnya hingga tak karuan. Setelah tertunduk agak lama, tiba-tiba saja Viona mulai tertawa. Awalnya pelan, lama-lama keras sampai-sampai memegang perutnya. Seolah baru saja ia menyaksikan lelucon paling lucu di dunia.

"Apa-apaan orang itu? Tiba-tiba rasanya tidak mood buat terjun ke bawah. Mungkin besok-besok saja .... Apa sebaiknya iris nadi pakai silet, ya? Atau gantung diri lebih bagus, ya?"

Viona meracau sendirian sambil meninggalkan rooftop. Sepanjang jalan, tiap langkahnya menuruni tangga, ia menyusun jadwal dan tata cara bagaimana dia akan mengakhiri hidupnya.

Saat ia tiba di lantai dasar, tepatnya di depan UGD, seseorang berseru menyebut namanya, "Ms. Anderson!"

Wanita berpakaian putih berlari menghampirinya. Disusul beberapa orang pria berpakaian serupa.

"Anda dari mana saja? Anda tidak boleh meninggalkan kamar perawatan!"

"Pegang tangannya! Jangan sampai dia kabur lagi!"

"Hentikan! Jangan sentuh aku!" Viona mulai berontak. Kakinya menendang-nendang para perawat itu.

"Tenanglah, Ms. Anderson. Kalau tidak, terpaksa kami akan memberimu suntikan penenang lagi!"

"Jangan berani-berani ...!"

Di tengah keributan yang ditimbulkan Viona, para petugas unit kegawatdaruratan melintas, mendorong brankar dengan tergesa-gesa. Di atas sana, terbaring pemuda berkacamata retak yang tubuhnya bersimbah darah.

"Dia, 'kan ...!"

November Stories #RAWSFestival2019Where stories live. Discover now