Are You Kidding?

4.5K 391 19
                                    

15
Are You Kidding?

Gwen melirik lelaki bertubuh ramping di depannya sesekali setelah sang Mama masuk ke rumah. Baru saja Beryl mengantar Mama dan Gwen ke rumah. Kini, Gwen masih mematung di depan pintu dan Beryl berdiri di anak tangga depan rumah Gwen.

"Kamu nggak mempersilakan aku masuk?" tanya Beryl kesal. Dia merasa punya hak untuk duduk dan menerima secangkir teh setelah mengantar Gwen dan Mamanya itu.

"Mau apa? Kita sudah mengobrol dari tadi, kenapa nggak pulang saja?" Gwen menjawab ketus.

"Ish, padahal Mamamu itu sangat baik dan ramah, kenapa anak bungsunya sejutek ini," Beryl menyeringai.

Gwen tak berniat mengajak Beryl masuk rumah, tapi dia sendiri juga tak segera memasuki rumahnya. Malah berdiri di depan pintu berdua seperti sepasang suami istri yang kehilangan kunci rumah.

Beryl yang sudah diusir bukannya pergi malah duduk di anak tangga. Dan Gwen juga turut duduk selang dua anak tangga di atas Beryl.

"Kamu serius nggak sih ngomong yang tadi di resto ke Mama?" tanya Gwen pelan. Ternyata Gwen ingin menanyakan hal ini sampai ia rela tak segera masuk rumah. Tidak mengizinkan Beryl masuk rumah juga karena kalau Gwen menanyakannya di dalam rumah pasti Mamanya akan mendengar.

"Aku cuma nggak tega melihat ibu dan anak menangisi laki-laki berengsek macam Saga," jawab Beryl tenang.

Gwen membuka mulutnya mendengar jawaban Beryl. Ia juga mengepalkan tangannya ke udara ingin sekali meninju lelaki rese di depannya itu.

"Kamu berharap serius?" Beryl menoleh dan Gwen segera membuang niatnya memukul bos tengiknya.

"Ya nggaklah, tahu aku kamu kan tukang tipu!" jawab Gwen asal. Kesal sebenarnya.

Beryl tersenyum tipis. Gwen sempat melihat senyum tipis Beryl yang tampak manis. "Ah," Gwen mendongak mencoba memusnahkan bayangan senyum Beryl yang sempat terekam di otaknya.

"Tapi, sementara ini, jangan bikin Mama kecewa, ya?" pinta Gwen kali ini lebih serius. "Aku janji bakalan bantuin kamu mempertahankan Green Satin," lanjutnya.

"Oke, aku pegang janjimu." Beryl lagi-lagi tersenyum manis membuat Gwen kelabakan saja. "Aku pulang dulu ya Sayang, cium aku dong!" pinta Beryl sambil menyerongkan wajahnya supaya pipinya tepat di depan wajah Gwen.

Gwen buru-buru melepas sandal. "Mau aku cium pakai ini?" bentaknya sambil mengangkat sandal.

"Ish! Kamu kan pacarku? Kita sudah resmi, Mama kamu saja sudah tahu!" jawab Beryl enteng.

"Heh? Kamu bilang tadi cuma kasihan? Apa-apaan sih!" Gwen kesal dan masuk ke rumahnya. Beryl malah tertawa penuh kemenangan.

Dari dalam rumah Gwen mengintip Beryl dari jendela. Ia memanyunkan bibirnya tapi wajahnya yang merona juga tak bisa disembunyikan. Entah Beryl hanya kasihan, atau apa. Yang jelas Beryl memang mengukirkan senyuman. Memberi secercah harapan. Sebuah nuansa yang berbeda, soal cinta.
Pemud itu tak kunjung memasuki mobilnya. Ia malah berdiri memperhatikan rumah Gwen. Ia juga melambaikan tangan pada Gwen yang mengintip di jendela. "Dasar!" Gwen mengumpat dalam hati tapi bibirnya tak bisa menahan untuk tidak menyunggibgkan senyum melihat kekonyolan yang dilakukan bosnya itu. Beryl bahkan menaruh kedua tangannya di bibir dan melakukan kissbye sebelum ia memasuki mobilnya. Gwen menggeleng-gelengkan kepala karena tak yakin apakah itu benar bosnya atau ia sedang berhalusinasi saja.

Meski entah perasaan macam apa yang tersimpan dalam hati Beryl, Gwen hanya bersukur ia masih mendapatkan seulas senyum, masih ditemani, dan masih ada orang yang peduli padanya.

After Broken HeartWhere stories live. Discover now