3 | Akibat Alkohol

238 91 121
                                    

| FLO & FA |

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


| FLO & FA |

Jika dipikir-pikir, kehidupan tak pernah sesuai dengan yang diharapkan banyak orang. Kehidupan tidak pernah sesuai dengan yang orang pikirkan. Tak selamanya kehidupan terus berjalan mulus.

Kesedihan, air mata, dan kekecewaan pasti datang menghantui insan. Tapi terkadang orang akan memilih bersembunyi di balik senyuman. Atau membuang segala keluh kesah dengan mencari penghibur baru.

Tapi tidak untuk Floren.

Floren adalah gadis blak-blakan, tak pernah mau jaga image, dan bersikap bodo amat dengan yang orang katakan tentangnya. Ia tidak akan malu mengumbar kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, termasuk tangisan. Baginya, kalau memang sedih kenapa harus ditutupi? Kalau memang menyembunyikan dengan maksud menjaga perasaan orang lain, lalu apa kabar dengan perasaannya sendiri?

Itulah yang Floren pikir.

Saat ini, gadis itu berjalan cepat dengan muka berurai air mata. Setelah keluar dari toilet tadi, gadis itu menemukan Alvin di kelab yang sama, tengah duduk santai menunggu seseorang. Bahkan ketika dihubungi, lelaki itu menolak panggilannya.

Sakit dan kecewa. Itu yang Floren rasakan.

Kata-kata manis Alvin selama ini hanya bualan saja. Nyatanya, ia sama saja dengan mantan-mantan Floren sebelumnya. Jika sudah bosan, tidak pernah memilih jalan untuk memutuskan hubungan, tetapi memilih menduakan.

Ternyata memang benar kata orang. Sakit gigi dan sakit hati, sama-sama berawal dari yang manis.

Mungkin orang berpikir, seharusnya Floren sudah terbiasa dengan semuanya mengingat mantan-mantannya pernah melakukan hal sama. Tapi Floren tetaplah Floren. Gadis yang tak pernah bisa menutupi ekspresi apapun. Apalagi dalam keadaan sekarang.

"Eh, eh, Flo. Lo kenapa?" Floren yang baru memasuki ruangan langsung ambruk di pelukan Sasha. Gadis itu menangis sejadi-jadinya.

Katakan saja gadis itu berlebihan atau lebih buruk lagi. Tapi nyatanya memang begitu. Bukan tanpa alasan Floren berlebihan. Alvin adalah pacar Floren yang paling terbaik menurut gadis itu. Laki-laki itu selalu menjaga Floren dan menerima gadis itu apa adanya. Tapi hari ini cukup membuktikan kalau tidak semua lelaki manis akan selalu bersikap sama.

"Lo kenapa, Flo?"

Mendadak, suasana di ruangan itu berubah negatif. Semua terfokus pada Floren yang tiba-tiba datang dengan air mata yang tidak biasa.

"Hiks, hiks." Floren sesenggukan di pelukan Sasha. Keempat teman Floren memang tak tau alasan Floren tiba-tiba menangis. Yang pasti, sikap awal adalah menenangkan gadis itu.

"Alvin hiks udah jahatin gue, hiks."

"APA??!" teriak Ava dan Eca bersamaan. Perlu diketahui, Ava dan Eca adalah gadis barbar yang akan dengan sigap memberi pelajaran khusus untuk orang-orang jahat.

Flo & Fa [END] Where stories live. Discover now