Bab 6 (3)

15.5K 1.7K 71
                                    

Melihat ada seorang wanita di samping kursi kemudi mobil Erzha, refleks Sakina mundur perlahan. Saat Sakina berbalik, rupanya Erzha sudah ada di belakangnya. Untung saja mereka berdua tidak sampai bertabrakan.

"Loh, kamu mau ke mana?" tanya Erzha kebingungan.

"I-ini beneran mobil Mas Erzha, kan?" Sakina malah balik bertanya.

"Iya, memangnya kenapa?" tanya Erzha yang kemudian menyadari pintu depan mobilnya sudah terbuka. Sakina pasti mengira salah mobil karena ada seseorang di sana. "Ah iya, maaf aku lupa bilang. Kamu duduk di belakang ya, Sakina."

Mendengar ucapan Erzha, kini Sakina makin yakin kalau wanita yang baru saja dilihatnya adalah istri Erzha. Sakina tidak bisa memungkiri kalau wanita itu sangat cantik. Ia yang sesama wanita saja nyaris terpesona, apalagi pria yang pasti akan tergila-gila. Sakina pun mengerti betapa Erzha dan wanita itu sangatlah cocok.

"Mas, cepetan dong!" teriak wanita di dalam mobil.

"Sebenarnya kita mau ke mana, Mas? Aku nggak bisa ikut kalau Mas Erzha nggak mau ngasih tahu," ujar Sakina kemudian.

"Kamu akan tahu jawabannya sebentar lagi. Jadi, ayo masuk!" Erzha pun membuka pintu belakang dan mempersilakan Sakina masuk.

Lagi, Sakina seakan terhipnotis sehingga hanya menurut saja. Tak lama kemudian, ia pun sudah duduk. Mobil pun mulai melaju, Sakina mencoba memikirkan daftar kemungkinan apa yang Erzha dan wanita itu inginkan darinya.

1. Ingin menjadikan Sakina istri kedua Erzha. Tidak, ini gila! Wanita secantik itu rasanya tidak ada yang kurang sehingga tidak ada alasan bagi Erzha untuk menikah lagi.

2. Mereka mau meminjam rahim Sakina? Ya ampun, ini jelas tidak mungkin. Betapa tidak, mereka sudah memiliki anak yang lucu dan menggemaskan. Sakina bahkan pernah bertemu anak itu. Lagi pula, ini bukan novel atau film yang dengan mudahnya bisa meminjam rahim orang.

3. Apakah Sakina akan disidang karena dicurigai menggoda Erzha? Sakina harap ini tidak benar, tapi bisa saja istrinya Erzha salah paham sehingga Erzha merasa perlu mempertemukan Sakina dengan sang istri. Itu artinya ... Sakina harus menjelaskan secara detail pertemuannya dengan Erzha beberapa waktu lalu. Namun, melihat senyuman hangat wanita itu saat Sakina membuka pintu mobil, rasanya tidak ada kebencian di sana.

4. Kemungkinan selanjutnya, mereka akan menjadikan Sakina babby sitter. Ya, dari beberapa kemungkinan ... inilah yang terasa masuk akal, tapi tetap saja Sakina tidak berminat sama sekali meskipun ia sudah hampir dua bulan menyandang status pengangguran.

5. Ralat, ada satu kemungkinan yang lebih masuk akal lagi, yaitu jangan-jangan Erzha dan istrinya sengaja mau memamerkan kemesraan mereka di depan Sakina. Tujuannya, agar Sakina menyadari bahwa mereka sangat serasi dan tidak bisa diganggu oleh orang ketiga. Dalam kata lain, pelakor akan mundur teratur setelah melihat keharmonisan mereka.

Namun, sungguh ... Sakina jadi kesal sendiri. Lagi pula siapa yang akan menjadi orang ketiga di antara mereka? Menyebalkan sekali.

"Kalian belum kenalan, ya." Suara Erzha berhasil membuyarkan segala imajinasi gila Sakina.

"Persetan dengan kenalan! Sebenarnya apa tujuan Erzha mempertemukan aku dengan istrinya?!" batin Sakina kesal.

"Nanti juga kenal, kok," balas wanita di samping Erzha. Wanita itu kemudian menoleh ke belakang untuk memperlihatkan senyuman manisnya pada Sakina. "Katanya, kamu penulis Wattpad. Iya, kan?"

Sakina hanya mengangguk. "Wah, kebetulan banget. Aku juga sering baca Wattpad. Jangan-jangan aku salah satu pembaca kamu," ucap wanita itu lagi, sangat antusias.

"Iya betul," timpal Erzha. "Meskipun udah jadi seorang istri, dia nggak pernah absen baca Wattpad. Bahkan, dia juga nggak mau pensiun dari kerjaannya. Apa nggak kasihan sama suaminya?"

"Mas Erzha ... mulai deh. Perlu dicatat, ya. Aku jadi pembaca Wattpad sekaligus pebisnis itu sebelum punya suami. Jadi sah-sah aja kalau sekarang masih bergelut di bidang yang sama. Menurutku, yang penting bisa bagi waktu dan tentunya keluargalah yang lebih utama," jelas wanita itu.

"Tapi ada yang terlupakan ... suami, kan, sukses dan kaya, jadi rasanya kamu nggak perlu-"

"Mas, tolong. Aku berhak ngelakuin apa aja tanpa dibatasi siapa pun!" Nada bicara wanita itu mulai terdengar tidak enak. "Aku juga malas berdebat," tambahnya.

Sakina yang mendengar pembicaraan mereka berdua hanya bisa diam. Mimpi apa ia semalam sampai harus berhadapan dengan orang-orang seperti ini. Sakina tidak habis pikir kenapa ia harus terjebak di dalam mobil ini bersama mereka.

"Aku cuma bercanda," kekeh Erzha. "Kamu boleh melakukan apa pun yang kamu mau, kecuali satu hal," lanjutnya, sengaja menggantung ucapannya.

"Selingkuh," tegas Erzha kemudian.

Erzha dan wanita di sampingnya sontak tertawa, hanya Sakina yang tetap diam. Betapa tidak, Sakina sama sekali tidak tahu di mana letak lucunya. Sungguh, guyonan pasangan suami istri memang sulit dimengerti, pikir Sakina.

Tawa Erzha terhenti saat matanya melirik Sakina melalui spion tengah. "Sakina, kamu kenapa diam aja?"

"Ya terus aku harus gimana, sih?" balas Sakina, tentunya dalam hati.

"Maaf kalau obrolan kami bikin kamu nggak nyaman. Kami sudah terbiasa bercanda, berdebat, lalu emosi dan ujungnya tertawa," jelas Erzha.

"Aku nggak masalah kok, Mas," jawab Sakina seraya menampilkan senyum terpaksa.

"Tapi kamu murung begitu, kamu sakit?" tanya Erzha lagi.

"Aku nggak apa-apa, Mas. Hmm, aku cuma mau tahu sebenarnya ini mau ke mana, sih?"

Kali ini yang menjawab adalah wanita di samping Erzha, wanita itu menoleh pada Sakina lalu berkata, "Kurang dari satu menit lagi ... kamu bakal tahu, kok."

Mendengar ucapan wanita itu, Sakina langsung melihat keluar jendela. Bersamaan dengan itu, mobil mulai berbelok dan tak lama kemudian terdengar suara berdecit menandakan mereka sudah sampai di tempat tujuan.

"Ngapain bengong? Ayo turun. Kamu penasaran, kan?" ujar Erzha kemudian turun dari mobilnya.

BERSAMBUNG....

Oh Duda sekarang sudah tersedia di Karyakarsa!

Bisa dibaca mulai dari 2000 rupiah aja loh

Cari aja akun : Aggiacossito

Oh Duda...Where stories live. Discover now