Full Moon

910 111 11
                                    

Saint berjalan di sekitar danau, ia ingat ini seperti danau ia datangi siang tadi bersama Perth, tapi danau ini sedikit berbeda.

Tanpa lampu, tapi ia bisa melihat dengan jelas, purnama terlihat bulat sempurna di atas danau, bahkan bayangannya juga terlihat bulat di danau. Sangat indah.

Bunga bakung tumbuh di tepinya, dia berpikir apa siang tadi memang ada disana. Langkahnya terus menyelusuri danau. Seingatnya siang tadi ada jembatan tempat ia berkenalan dengan Earth tetapi kenapa sekarang tidak ada.

Dari kejauhan Saint melihat sosok yang sedang bersujud di rerumputan. Saint mendekat barangkali itu tetangganya dan sedang membutuhkan bantuan.

" permisi... halooo~~.. " sapa Saint.

Tapi sosok itu seakan tak mendengar.

Saint terus berjalan kearahnya. Dari depan di balik kegelapan Saint melihat sosok lain, sepertinya laki-laki dan mengendong anak kecil, mungkin umur nya 2 tahunan.

" terima kasih atas kemurahan hati anda.. " ucap sosok di depan Saint.

Langkah kaki Saint terhenti tepat di belakangnya saat mendengar suara itu.

Tiba-tiba sesuatu seperti sinar mengenai tepat di dadanya, sosok itu terpental ke belakang dan mulutnya mengeluarkan darah.
Dari balik semak-semak muncul segerombolan laki-laki dengan seragam yang sama dengan Pedang di tangan mereka.

Saint sangat terkejut, jantungnya berdetak sangat cepat. Takut, itu lah yang terlihat jelas di wajahnya. Sekujur tubuhnya bergetar.
Ia memberanikan diri membantu sosok di depannya.

Sosok di depannya menatap nanar pada sosok laki-laki yang sedang mengendong anak di depannya, tangan kanannya menghalangi tubuh Saint seolah melindunginya.

" kenapa.. ?" tanya nya gemetar.

" kau sudah berkhianat..!! kau membunuh kaum mu untuk menyelamatkan manusia... itu adalah dosa yang tak di ampuni.. " ucap laki-laki di kejauhan itu.

" tapi.. kau.. kau sudah berjanji.. " ucap sosok di depan Saint suaranya gemetar seolah menahan sakit luar biasa.

Anak yang di gedongnya menangis. Ia seperti melakukan sesuatu tiba-tiba anak itu berhenti menanggis dengan sendirinya.

" bunuh dia.. !!" ucap sosok itu.

Tiba-tiba sesuatu seperti kertas melayang ke arah mereka, kertas-kertas itu menempel pada tubuh sosok di depan Saint. Itu terlihat seperti jimat. Sosok itu menjerit seolah kesakitan yang luar biasa.

" ku pertaruhkan semua kesetiaan ku padamu sejak lahir... !!" teriak sosok di depan saint.

" tapi... !! Apa ini balasannya.. aku hanya meminta satu kali pengampunan.. malam ini.. " sosok itu seperti mendongak ke atas.

" dia *purnama*... mengawasi mu dari langit dan bumi.. aku tidak rela.. demi keluarga anak yang telah menyelamatkan anak mu.. dan yang telah ku bunuh orang tuanya demi mu.. " .

Ia menatap sosok di depannya. Tubuh Saint gemetar.

" kau.. !! dan anakmu.. tidak akan bisa hidup tenang.. dimana janji mu pada kaum manusia agar tidak memangsa mereka.. anak mu itu akan haus darah.. ku pertaruhkan hidup ku mengabdi pada purnama yang mengawasi ku malam ini.. !!" teriaknya.

Saint merasakan kebencian sosok di depannya.

Kemudian seperti hujan, kertas-kertas itu kembali menyerang mereka. Terakhir sebuah pedang mengarah pada mereka.

" tidak... !! " teriak Saint.

Tapi Pedang itu sudah menancap di dada sosok di depannya dan menembus ke dadanya.

RAISING A VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang