5. Selingan Pt.1

54 5 0
                                    

"Dek, jangan ngambek.. Abang ga salah, kamu kan emang cewek abang." Chan mencubiti pipi adiknya gemas.

"Abang lihat sendiri gimana muka Kak Juyeon tadi, dia bakal mikir apa coba?" Lyra protes, memajukan bibirnya satu senti.

"Ciee, kamu serius ya sama dia, padahal dia lebih dingin dari dataran Atlantik." Chan malah menggoda Lyra dengan senyum konyol.

Lyra blushing, gadis ini sesungguhnya sangat manis dan menggemaskan kecuali jika berada di luar pagar rumah sederhana Chan yang menjadi tempatnya tinggal.

"Eh dek, udah beli bibit?" tanya Chan beralih topik.

"Udah, besok aku mau latihan ya, pulang malem." Lyra melangkah ke kamarnya.

Sepulang dari peresmian cafe milik ayah mereka, Lyra baru menyadari kalau ekspresi Juyeon menunjukkan ketegangan. Apa perasaannya mulai terbalas setelah tiga tahun memendam?

.
.

"Jae, gimana? Mau take sekarang?"

Juyeon melangkah memasuki ruang latihan dance yang hanya dihuni cewek berambut sebahu berkacamata bulat. Gadis itu seketika berhenti menggerakkan tubuhnya didepan cermin saat suara sepatu Juyeon terdengar.

".." hanya gelengan yang Juyeon dapat lihat dari cewek itu.

"Padahal udah bagus," Juyeon menatap datar gadis yang dipanggilnya Jae itu.

Eunjae —cewek itu— melepaskan headset yang sedari tadi ia pakai. Rambutnya sudah basah, sehingga Juyeon berinisiatif mengusaknya dengan handuk.

"Sejak kapan disini?" Juyeon bertanya.

".." Eunjae diam dan memilih meminum matcha latte yang ia bawa.

"Aha, bolos lagi.. Tobat kamu tuh," Juyeon menggetok kepalanya lembut.

Hanya keheningan setelahnya yang mengisi pikiran mereka berdua. Sinar kejinggaan senja yang terasa hangat hari ini turut memperindah suasana hati Juyeon yang kelam sejak kemarin.

"Jae, selama ini aku curhat ke kamu. Dan kali ini aku mau curhat lagi," Juyeon buka suara memecahkan lamunan Eunjae.

".." Eunjae diam saja. Tidak mengiyakan ataupun menolak.

"Jadi kemarin aku pertama kalinya ngerasain cemburu," Juyeon mengerucutkan bibirnya sedih saat mengingat hal itu.

"Cemburu atau iri?" Eunjae buka suara akhirnya.

"Cemburu, cewek yang kusuka digandeng cowok yang bukan aku." Juyeon menegaskan.

Eunjae terperanjat, bola matanya bergerak tak menentu ingin memandang kearah mana. Kata "cewek yang kusuka" bukanlah hal yang ia ingin dengar dari Juyeon sampai kapanpun.

"Udah yakin kamu beneran suka?" Eunjae menekuk lutut kanannya untuk melepaskan sepatu sneakers yang ia gunakan untuk sekolah biasanya.

"Iyalah, kenapa?" Juyeon merasa aneh dengan pertanyaan sahabatnya itu.

"First love," Eunjae berucap lembut dengan senyuman yang agak pahit.

Hati Juyeon menghangat mendengar suara Eunjae yang dengan kurang ajarnya membuat sel-sel otak Juyeon meledak-ledak. Namun dia tidak menyadari kalau hangatnya Eunjae kali ini tidak setulus biasanya.

Seperti biasa, hubungan persahabatan cowok cewek itu ga murni. Dan Sohn Eunjae lah yang menjadi bidak yang terguling dalam permainan ini.

.
.
Tbc
.

Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PP - Lee Juyeon The BoyzWhere stories live. Discover now