PP (Pintar tapi Polos)
Sepenggal kisah masa sekolah Juyeon. Seorang karyawan perusahaan biasa dengan kisah cinta rumit.
Bisa kalian bandingkan sama diri sendiri. Juyeon dengan muka pahit. Terpesona pada paras Lyra, sementara hatinya sudah terkait de...
Suasana riuh memenuhi ruangan basket indoor sekolah yang tengah menampilkan pertandingan antar sekolah yang diadakan setiap bulan sekali. Juyeon termasuk kedalamnya, dengan posisi captain team melekat padanya.
"3 POINTS!!!"
"WHOOOOOOOO!!!"
Juyeon tersenyum bangga melihat hasil tembakan Eric mencetak poin dan sekarang berlari kegirangan memeluk satu persatu anggota tim, termasuk Juyeon sendiri.
"Liat kan??? Gue bisa." Eric mengatakannya dengan pongah.
"Awas aja kepala lu kena bola abis ini," Younghoon menyahut dari kejauhan, bercanda.
Dan seterusnya pertandingan dimenangkan oleh tim Juyeon yang lebih unggul daripada tim sebelah, kedua tim menerima dengan lapang dada keputusan akhir pertandingan. Semua bermain sportif dan sehat.
"Gue denger lu punya cewek ya, udahan?" Juyeon berbicara pada kapten tim sebelah, Leeknow.
"Iyalah, emangnya lu apa?" Leeknow sedang meledek Juyeon ternyata.
Saat keduanya asyik bercanda, Jacob mendorong Lyra yang daritadi ragu untuk memberikan botol air minum pada Juyeon. Sedikit perhatian.
"Juy, gebetan nyamperin nih!" Jacob tersenyum lucu.
Lyra hanya melirik tajam senyuman malaikat Bae disampingnya itu, Juyeon dan Leeknow menoleh pada sumber suara.
"Lyra?" Leeknow mengernyit.
"Hai, Kak." Lyra tersenyum kecil menyapa Leeknow.
"Kalian saling kenal? Woa, dunia sempit ya?" Jacob menimpali.
Lyra mengulurkan botol minum pada Juyeon. Persis arahan pelatihnya, Lyra memberikan air dingin bersuhu normal. Tidak hangat, tidak dingin, tidak berasa manis ataupun masam.
Karena biasanya yang Juyeon terima dari penggemarnya adalah air es, air berasa buah, air berkarbonasi, bahkan kopi. Tunggu, tapi Lyra kan bukan penggemarnya?!
"Terimakasih sudah ada di bar kemarin," Lyra berucap lugas menatap lurus Juyeon.
Juyeon mematung kosong memandangi mata Lyra yang sebening kristal, membuat kerja jantungnya berada di angka lebih dari normal, mendesak paru-parunya untuk diisi lebih banyak udara segar.
Bahkan saat Lyra sudah berlalu, Juyeon masih memaku dirinya tak bergeming sesenti pun.
Inilah Juyeon didepan Lyra, menjadi tak seperti dirinya sendiri.
. . Tbc.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
