PS 13

14.1K 603 27
                                    

"Mayonaise, kamu sudah sarapan?" tanya Ilona saat melihat Mazaya yang begitu lesu walau masih pagi.

Padahal menurutnya, pagi adalah waktu semangat.

Mazaya hanya tersenyum. "Belum, Kak."

"Kalau lapar beli saja makan di kantin atau kukasih duit dan belikan?" tanya Ilona menawarkan.

"Tidak perlu, Kak. Mazaya hanya mengantuk saja," jawab Mazaya masih dengan lesu. Dia rela begadang demi membuat tugas milik Darren, walau tidak tahu apa yang pria itu lakukan.

"Kamu tidak tidur? Begadang atau maraton drakor?" tanya Ilona lagi.

Jelas dirinya sangat segar dan begitu bersemangat pagi ini. Semalam, ia mendapat asupan sperma yang cukup dari Darren dan tadi pagi juga mereka sempat bercinta sebelum berangkat. Ilona juga bisa merasakan perhatian Darren padanya terasa lebih. Ia yakin, ia sudah meruntuhkan pertahanan Darren. Ya, mereka adalah pasangan yang sangat serasi.

"Tidak. Aku membuat tugas, Kak."
Ilona mengernyit. Tugas? Sejak kapan Mayonaise kuliah? Bukankah sudah tamat?

"Tugas apa? Lagipula di kantor belum ada kerja berat sampai lembur dan bergadang seperti itu."

"Tugas kuliah."

"Kuliah? Bukankah kamu sudah tamat?"

"I-iya. Buat t-tugas .....”

"Yo-yo Ibu executive. Pagi-pagi sudah bergosip ria saja," seru Hannah saat tiba. Wanita dewasa itu, menghampiri Ilona. Sudah lama mereka tidak hang out bersama. Padahal Hannah penasaran ingin mendengar Ilona yang pamer brondongnya dan pamer bagaimana perkasanya Darren di atas ranjang. Jika masih kuat, mereka bahkan sanggup lima ronde satu malam.

"Karaoke, yuk. Bosan, di rumah kompor terus yang dilihat."

"Malas ah, lebih baik aku buat anak. Bosan karokean. Yang anti mainstream ada tidak?" balas Ilona tak mau kalah. Sekarang dia memilih untuk menghabiskan waktu bersama sang brondong dan bercinta yang nikmat di setiap sudut rumah.

"Ayolah. Aku akan bilang kepada pisang brondonmu itu. Aku tahu kamu pasti bosan," bujuk Hannah.

Ilona melotot garang mendengar kalimat Hannah yang terlewat vulgar di depan bawahan mereka yang bertingkah seperti anak perawan di bawah umur.

Sungguh, malu hati Mazaya mendengar dua wanita ini. Dia tidak sanggup lagi untuk meninggikan telinganya untuk mendengar keadaan sekitar. Dari jutaan kata di dunia ini, kenapa kata-kata itu yang keluar?

Dia hanya belum terbiasa dengan lingkungan baru dengan bahasanya yang kelewat vulgar. Mazaya tidak pernah mengeluarkan kata kasar dan bicara vulgar seperti itu.

Gadis itu memilih berlalu ke toilet. Karena tidak terbiasa mendengar pembahasan yang seperti itu lebih baik menghindar.

Dia mencuci tangan di depan wastafel toilet.

Brondong? Benar. Telinganya masih berfungsi dengan benar. Apa Ilona, termasuk tante-tante girang yang menyerang anak di bawah umur? Apa kekasih Ilona masih sekolah? Apa kekasih Ilona anak di bawah umur, umur belasan? Apa Ilona menyewa gigolo? Oh no!

PENDONOR SPERMADonde viven las historias. Descúbrelo ahora