PS 29

3.9K 154 6
                                    

Mazaya sudah berjanji sendiri pada Ilona agar dia yang mengerjakan skripsi milik Darren hingga selesai.

Dirinya tak bisa membatalkan begitu saja karena dia tahu Ilona orang baik, walau hati Mazaya berdarah-darah. Ya, dirinya bukan malaikat, rasanya masih belum menyangka tapi di satu sisi ada perasaan jijik yang tak bisa diungkapkan.

Hari ini Ilona meminta ke rumahnya untuk membuatkan tugas Darren. Mazaya tidak bisa menolak. Ilona terlalu baik padanya hingga membuatnya seolah berutang kebaikan pada Ilona. 

Mazaya menaiki Gopal, setelah dikirim alamat rumah Ilona. Hanya flat sempit dua kamar, sebagai orang yang rapi, tempat tinggal Ilona termasuk berantakan.

"Ah masuk," sapa Ilona.

Mazaya hanya tersenyum ke arah Ilona dan cipika-cipiki. Wanita mempersilakan duduk di sofa.

"Mayonaise, kalau mau minum ambil saja di kulkas." Mazaya hanya mengangguk.

Ilona hanya memakai celana kain rumahan yang begitu pendek dan tanktop berwarna merah dengan wajah Ilona yang sudah mirip mumi.

Wanita itu sedang memakai masker. Mungkin ini juga alasan Ilona wanita itu terlihat segar, sedangkan dirinya bukan orang yang rajin merawat diri. Mazaya tidak suka berdandan dan juga perawatan tubuh, padahal itu perlu.

"Aku sedang maskeran. Duduklah dulu, Darren lagi di kamar."
Mazaya hanya tersenyum miris.

Mengalahkan raja sekarang, hidup seorang Darren.

Mazaya memperhatikan perabotan mahal milik Ilona. Dia heran, wanita ini uangnya banyak sekali. Atau memang dia saja yang hidupnya pas-pas? Ah, hidupnya memang selalu menyedihkan jika dikaitkan dengan yang lain.

Ilona masuk ke dalam kamar. Begitu banyak foto Darren dan Ilona dalam berbagai pose. Begitu intim.

Dih, belum nikah saja sudah mengalahkan orang yang langgeng seumur hidup. Kudoakan, tidak berjodoh!

Mazaya mencibir dalam hati.

Tempat tinggal minimalis Ilona yang terlihat sedikit berantakan. Ada kasur kecil di depan TV. Otak Mazaya, memikirkan yang tidak-tidak. Gadis itu menggeleng cepat . Akhir-akhir ini, otaknya terserang virus berbahaya.

Mazaya mendengar suara Ilona yang tertawa merdu. Sudut hatinya terasa perih. Takdir begitu mempermainkannya dan bodohnya, kenapa dia mau saja disuruh jadi babu Darren? Sial!

Gadis itu menunduk melihat penampilannya yang sangat sederhana. Hanya sweater putih dengan rok bunga berwarna pink dan tosca. Memakai rok pendek, memperlihatkan betapa kecilnya kaki miliknya.

"Sudah ah, bangun. Tuh, Mayo sudah duduk cantik. Cepat, biar dia buatkan skripsinya." Mazaya menoleh. Entah dia harus merasa risih, jijik, ngenes, atau malu sendiri.

Darren menempel di belakang Ilona seperti bayi koala pada induknya, masih dengan menutup mata, Darren mencium-cium rambut Ilona. Coba ada telur di depannya, Mazaya akan melempari Darren dengan telur busuk, biar Darren sadar.

Darren membuka matanya, sangat memalukan bertingkah itu di depan Mazaya.

Cowok itu akhirnya kembali berpijak pada bumi.

PENDONOR SPERMAWhere stories live. Discover now