3% Bertemu Yang Lain

145 12 2
                                    

__

What is this? why is he more charming in my eyes?
-Deviano Arkan-

__

•••

Langit berwarna jingga perlahan berubah menjadi warna biru gelap dengan berhiaskan beberapa bintang dan juga bulan di atas sana.

Sambil memakai jam tangannya, Arkan menuruni anak tangga dengan sweater berwarna senada dengan langit malam ini.

Di lantai utama, Arkan bisa melihat salah satu dari wanita yang di cintainya sedang mempersiapkan makan malam bersama adiknya yang jahil itu.

"Bun liat bun, abang songong masa udah di siapin makan malah mau keluar." Adu Mia saat melihat Arkan yang berjalan menghampiri keduanya.

Wanita itu justru tersenyum mendengar ucapan anak bungsunya. Arkan yang menghampiri bundanya di sambut hangat dari wanita yang ia panggil bunda itu.

"Abang mau ke mana? Abangkan belum makan dari pagi."

"Bun, abang keluar sebentar gak papakan bun?" Tanya Arkan berhati-hati.

Wanita itu mengerutkan dahi. "Mau ke mana emangnya?"

"Nganterin Key beli buku katanya, kalo gak di temenin nanti bawel."

Wanita itu terkekeh kemudian menghela napasnya kasar "Ya, udah gak papa, nanti jangan lupa makan di luar yah."

"Bun gak bisa gitu, kitakan udah masakin makanan yang abang s-

"Mia, udah kita makan berdua dulu ya. Abangnya mau nganterin Key."

Arkan melihat ke arah meja makan, kelihatannya, malam ini bundanya memasak makanan kesukaan Arkan.

Sesaat, ada cubitan kecil di hatinya yang membuatnya sedikit perih, harus bagaimana? Tidak mungkin Arkan membatalkan janjinya dengan Key, Arkan cowok yang pantang mengkhianati janji.

Dengan senyum semanis mungkin Arkan memeluk bundanya sama hangatnya dengan sentuhan tangan bunda pada dirinya.

Sambil mengusap punggungnya Arkan mengucapkan. "Makasi bun, udah sayang sama abang, makasi udah buatin makanan yang abang suka. Malem ini abang pergi sebentar ya bun, abang gak bakal makan di luar, abang makan masakan bunda malem ini."

Dengan senyum bahagia Mia menyaksikan dua manusia yang paling berarti baginya sedang berpelukan.

Perlahan, Arkan melonggarkan pelukan itu kemudian mengecup dahi bundanya dengan sayang.

"Ya udah, sana berangkat bang nanti ke maleman." Ucap bundanya sambil merapihkan sweater Arkan.

Arkan tersenyum sambil mengecup tangan kanan bundanya "Abang berangkat dulu ya bun."

"Hmm yang di sini gak di anggep ada." Sindir Mia pada abangnya.

Arkan terkekeh lalu mengacak surai hitam Mia, membuat cewek itu berteriak sambil meledek abangnya.

•••

Rasanya Arkan membutuhkan sesuatu yang dapat menyumpal telinganya yang sejak tadi mendengarkan celotehan tidak penting dari mulut kekasihnya.

Notsuitable [COMPLETED]Where stories live. Discover now