28|Sejengkal Lebih Dekat

4.3K 483 34
                                    

"Kau tidur di kamar tamu yang ada di lantai satu. Jika kau butuh sesuatu, minta saja pada Bibi Ahn," ujar Taehyung sewaktu Seok Jin tiba di rumahnya bersama So Hyun dengan sebuah koper berukuran sedang pukul delapan malam. "Kalian sudah makan?"

"Sudah, CEO-nim," ujar Seok Jin, sungkan. Bagaimana pun juga, Taehyung adalah atasannya.

"Ajhussi sudah makan belum?"

Taehyung mengangguk. "Cepat mandi dan kerjakan PR-mu. Sebelum tidur, aku akan mengeceknya dan berikan hasil nilai ulangan harianmu hari ini padaku."

So Hyun mengembuskan napas kesal lalu berjalan menuju kamarnya sambil menggerutu karena perintah yang Taehyung berikan padanya. Menyebalkan!

Seok Jin mengulas senyum. Bahkan untuk urusan nilai sekolah So Hyun, Taehyung sangat perhatian. Hal ini semakin membuat Seok Jin tenang karena meski pun atasannya itu terlihat sangat dingin, tapi setidaknya ia menunjukkan sisi hangatnya pada So Hyun.

"Setelah meletakkan barangmu di kamar, segeralah mandi dan nanti temui aku di ruang keluarga. Ada beberapa hal yang harus kubicarakan denganmu tentang proyek di Manila."

"Ne, CEO-nim."

Setelah membungkukkan badannya untuk memberi salam, Seok Jin segera membawa kopernya menuju kamar tamu yang pernah ia tempati saat dulu ia menginap di rumah ini bersama mendiang Nyonya Hae Soo. Andai saja wanita itu masih hidup. Pasti dia akan sangat senang melihat Taehyung yang sudah tidak sedingin dulu.

Sementara itu So Hyun yang sudah berada di kamarnya masih saja menggerutu sambil mengeluarkan buku-bukunya dari dalam tas dan meletakkannya di atas meja belajar. Dia kesal karena Taehyung tidak memberi kesempatan untuk bermanja-manja pada Seok Jin lebih lama lagi. Meski ia tahu apa yang Taehyung perintahkan adalah untuk kebaikan dirinya sendiri.

"Belum selesai menggerutunya?"

So Hyun tersentak karena kemunculan Taehyung yang tiba-tiba. Pria itu berjalan menghampirinya dengan sebelah tangan tenggelam di dalam saku celana.

"Aku kesal pada Ajhussi," ujar So Hyun, kelewat jujur. "Aku kan masih ingin berduaan dengan Oppa-ku."

Taehyung mengabaikan protes So Hyun dan lebih memilih untuk mengambil kertas ulangan gadis itu yang ada di atas meja. Taehyung tersenyum tipis melihat angka sembilan pada lembar kertas ulangan matematika yang sedang ia pegang.

"Kau mau hadiah apa?" tanya Taehyung.

"Mengapa Ajhussi mau memberiku hadiah?"

"Matematikamu dapat sembilan. Aku ingin memberimu hadiah agar kau lebih semangat belajar."

Sebenarnya So Hyun masih ingin marah pada Taehyung. Tapi mendapat pertanyaan tentang hadiah, tentu saja ia terpaksa membuang amarahnya.

"Apa aku boleh meminta apa saja?"

"Hm. Asal jangan minta cerai."

So Hyun melongo. Tidak percaya bahwa Taehyung akan berpikir sejauh itu.

"Tentu saja bukan itu!" sambar So Hyun. "Ajak aku ke akuarium akhir bulan ini. Karena aku libur."

"Bagaimana jika aku mengajakmu ke tempat yang lebih indah dibandingkan akuarium?"

"Eodi?"

"Pulau Jeju."

So Hyun terbelalak dengan mulut sedikit terbuka. Apa hanya karena dia mendapat nilai sembilan, Taehyung memberinya hadiah liburan ke Jeju? Namun tiba-tiba pikiran So Hyun mengarah ke hal yang tidak-tidak.

"Ajhussi mengajakku bulan madu?"

"Kau bisa menganggapnya seperti itu. Lagi pula mendiang Halmeoni ingin kita segera memiliki anak. Kita bisa membuatnya di sana."

AHJUSSI ✔Where stories live. Discover now