68. Is it Him?

19K 787 85
                                    

Happy Reading 🕊 Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen di akhir! #Quarantineday969696

****

Briant berteduh di dekat lahan parkir karena derasanya hujan yang turun ke bumi. Mata cowok itu fokus pada ponselnya sehingga tidak sadar bahwa seseorang berbicara dengannya.

"Eh? Sorry sorry.., kenapa, ya?" ujar Briant. Salah tingkah.

"Maaf ganggu. Tapi aku boleh pinjem HP-nya nggak? Buat minta jemput. Soalnya HP aku mati, Kak." ujar seorang perempuan itu yang Briant taksir umurnya sekitar 4 tahun lebih muda darinya alias seumur Tasya.

"Oh. Boleh, kok. Untung pulsanya banyak. Nih..," Briant terkekeh manis lalu memberikan ponselnya pada perempuan itu. Entah dorongan darimana Briant mau memberikan ponselnya kepada orang asing. Mungkin karena yang meminjamnya wanita cantik. Briant kan modus!

"Makasih, Kak." Perempuan itu tersenyum kemudian menelfon seseorang untuk meminta jemput seperti apa yang ia katakan tadi selama beberapa menit.

"Makasih banyak, ya, Kak." Perempuan itu mengembalikan ponsel Briant sambil tersenyum ramah.

"Sama-sama. Emang darimana?" tanya Briant. Mencari topik sekaligus mencairkan suasana karena hanya ada mereka berdua di sana.

"Bimbingan skripsi."

"Udah semester berapa emanganya?"

"Baru 3 sih." Perempuan itu terkekeh.

"Gercep juga." Briant tertawa. "Btw, gue juga punya adek seumuran lo."

"Oh, ya? Kuliah dimana dia?"

"Di Brazil. Cuma dia lagi libur semester jadi pulang. Nih mau jemput."

"Wahh.. keren banget. Aku juga pernah punya mimpi kuliah di luar negeri. Tapi  orangtua nggak izinin."

"Nggak papa. Bagus di Indonesia. Adek gue aja yang belagu sok sok an ke luar negeri. Padahal di Indonesia banyak universitas bagus," Briant terkekeh—— meremehkan Tasya yang notabenenya adiknya sendiri.

"Jangan gitu. Harusnya kakak dukung adeknya dong. Bilang aja kakak kangen sama adeknya, kan?" Cewek itu ikut terkekeh.

"Iya, sih, kangen. Tapi dia nyebelin. Nyebelin, sih. Tapi dia cewek kuat. Gue bangga sama dia." ujar Briant, kini membanggakan Tasya.

Banyak hal dan topik yang mereka bicarakan selama menunggu hujan reda. Mau itu soal perkuliahan atau pribadi. Mereka juga kadang saling melempar lelucon yang membuat keduanya tertawa. Entah kenapa, Briant seperti sudah kenal lama dengan cewek ini. Orangnya asik. Mudah bergaul. Itu first immpression Briant untuk cewek ini.

"Ngomong-ngomong lo udah punya——"

Tin!

Belum sempat Briant menyelesaikan kalimatnya. Sebuah mobil sedan putih sudah berhenti tepat di depan mereka.

"Eh, aku udah di jemput."

Mata Briant tidak lepas dari depan. Ia memperhatikan seorang cowok yang turun dari mobil itu dengan membawa payung—— menghampirinya. Tidak. Lebih tepatnya menghampiri cewek yang sejak tadi menjadi teman ngobrol Briant.

ZAYNTASYAWhere stories live. Discover now