44. Perubahan sikap

22.7K 1K 66
                                    

Semoga dia tidak membenciku setelah ini

-Karen Nathaniel Pratama-
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Happy reading gaes🖤

Kalau ada typo nulis lapor ya buar dibenerin.

Jangan pelit buat ngasih

VOTE

VOTE

VOTE

BURU VOTE

--------

Karen membawa Akita ke dalam kamar cewek itu. Selepas Akita pingsan, mama Akita langsung menyuruh cowok itu agar membawa Akita ke atas saja -kamar-. Karen menaiki tangga satu persatu dengan berhati hati.

Ketika sampai di depan pintu kamar Akita, cowok itu langsung mendorong pintunya yang tidak terkunci menggunakan kaki kanannya. Dan pintu berhasil terbuka memperlihatkan kamar yang terasa nyaman dan elegan milik Akita.

Karen berjalan mendekati ranjang dan segera meletakan tubuh Akita. Setelah itu Karen segera melepas sepatu yang dipakai Akita dan meletakannya di bagian rak sepatu.

Setelahnya Karen beralih menarik kursi belajar yang letaknya tak jauh dari samping ranjang. Karen duduk diatas kursi itu.

"Aku tau kamu cewek yang kuat Ta," lirih Karen masih setia mengamati wajah kalem Akita. Bekas air mata dipipi cewek itu masih terlihat jelas. Akita kini merasakan apa yang namanya perih ketika kehilangan orang yang disayang. Dan hal itu membuat Akita tak kuasa menahan tangisnya.

Sekarang terdengar lantunan ayat ayat Al Quran dari bawah sana. Karen berniat pergi ke bawah sana, namun belum sempat ia beranjak berdiri tangannya sudah ditarik dahulu oleh Akita.

"Dad... Jangan pergi, Akita sayang sama Dad" suara itu terlontar dari bibir ranum milik Akita. Ia masih shock jadi hal itu menimbulkan Akita akan berbicara ketika pingsan. Dan cewek itu juga menggenggam erat tangan Karen.

Karen yang melihatnya menarik napasnya dalam dalam lalu berkata "Aku disini, disampingmu." ucap Karen seakan akan menyahuti perkataan gadisnya.

Karen kembali duduk di atas kursi dan mengamati wajah Akita. Tangannya terulur menepikan poni panjang cewek itu yang menutupi sebagian wajah.

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan seorang cowok seumuran Karen yang masih memakai seragam sekolahnya.

"Ren," panggil cowok itu

Karen sontak menoleh kearah cowok itu. Karen bergerak ingin menghampiri Angga berusaha menghiburnya namun ketika ia akan melepaskan tautan tangannya yang digenggam Akita tiba tiba Angga menyahuti.

"Jangan di lepas, lo duduk aja." ucap Angga lalu berjalan menghampiri Karen. Karen pun diam menurut layaknya seorang adik. Angga duduk di sofa tepatnya di sebelah ranjang Akita. Cowok itu menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya berusaha membendung kepedihannya.

"Yang sabar Ngga," ucap Karen

Angga menatapnya sejenak lalu mengangguk. Karen jadi teringat ayahnya. Ada banyak kesalahan yang ia perbuat terhadap ayahnya itu.

"Ngga, gue boleh tanya?"

"Lo pasti mau tanya bagaimana bisa ayah meninggal kan?" tanya Angga menatap intes Karen.

Annoying Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang