Part 8 - We're Busy and Sorry, Bunny!

5.3K 329 77
                                    

Yang dari kemarin comment cerita ini nyuruh lanjut emang enggak ada akhlak lu semua :v

Yaudah enjoy!

.

.

.

Pagi yang cerah.

Secerah kulit paha Jungkook yang terekspos ketika minum teh di depan Jimin. Ada Hoseok yang berdiri mematung di samping meja dapur, tangannya hampir nggak bisa bedain mana gula mana garem ketika fokusnya terpusat pada tanda-tanda bekas cupangan yang tersebar di daerah vital tersebut.

Bukan cuma mereka berdua. Yoongi yang baru dateng mau sarapan udah langsung ambil panci buat mukul muka Namjoon yang lagi santuy-santuynya baca koran. Seolah nggak terjadi apa-apa, Namjoon masang muka tanpa dosa.

Padahal dalam hati Namjoon berteriak Gaskeun, lah, Bosq!

"Woi, Elang! Kelakuan udah kayak lagi collab ama Saipul Jamil, Astagfirullah! Lu apain anak orang sampe merah-putih kek bendera Indonesia, Namjoon!"

Asli, swagnya Yoongi ternyata ketinggalan di kamar mandi gais. Mangkanya marah-marahnya agak nggak estetik gitu. Hehehe.

"Marahin aja terus, gua dukung lahir batin. Tenang aja." Itu suara Seokjin di deket Pantry. Dia lagi sibuk ngatur bekal buat si kesayangan biar nggak laper pas jam istirahat. Seokjin nggak bisa ngebiarin Kookie terus-terusan jajan yang nggak sehat di kantin. Entah itu Cimol, Batagor maupun Getuk.

Namjoon nurunin korannya lalu ketawa nyusul Kookie minum teh. Di kecup pipi kiri Jungkook yang penuh dengan kunyahan roti. Kookie pun langsung merona. "Cie, belom sah aja udah sewot. Lagian kemarin kan emang jatah gua."

"Ya, kan, sayang?"

Kookie mengangguk-angguk. Antara ngerti atau engga cuma Tuhan yang tahu.

"Alright, time to school! Habisin rotinya, baby ... Aku yang antar kamu sekalian ada meeting di cafe Jinseok." Seokjin menaruh apron sembarangan dan mengambil kunci mobil. Tangannya menjinjing bekal Kookie.

"Ada PR Bahasa Inggris, Kak Jinnie." Kookie menyampirkan tas bermotif Ironman-nya di punggung. Karena terlalu menyukai superhero yang satu itu, Kookie sampai rela melumat bibir Jimin seharian agar Jimin mau memberikannya sebagai hadiah ultah. Katanya biar bisa kembaran dengan Mingyu.

Yoongi memutar kepala, memandang tajam Namjoon yang lagi-lagi membaca koran. "Udah diajarin, Joon? Jangan sampe Kookie gua kena marah lagi."

"Udah, kok. Btw, itu Kookie gua ya. Enak aja."

"Kak Jin, Tae boleh ikut nganter Kookie ke sekolah nggak? Soalnya abis ini Tae mau pergi ke Hawaii, ada kontrak kerja sama ELLE sekitar tujuh hari. Nanti gua bawain kalian semua oleh-oleh deh." Taehyung memohon di tengah kesempitan, berharap dengan memohon Taehyung diperbolehkan menumpang di mobil Seokjin.

"Loh, kok nggak bilang-bilang, sih. Gua juga hari ini kedatangan tamu sekaligus bahas kerjaan sama yang punya Mega Kuningan. Pokoknya beberapa hari ini gua jarang di rumah, nanti mau survei tempat ke Kalimantan buat bangun cabang di sana." Itu suara Jimin yang nggak terima. Sekitar jam sepuluh doi harus berangkat naik pesawat.

"Lo juga sama aja nggak bilang-bilang, Jim." Hoseok memijit keningnya yang tiba-tiba pening. "Btw, gua mau pergi juga. Festival di Dubai mau nyewa kuda dari Daegu selama 5 hari berturut-turut. Gua nggak mungkin nggak di sana selama itu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Our Little BoyWhere stories live. Discover now