17° ;

35 4 0
                                    

Langit mendung

Bau Casablanca semerbak dijalan raya

Membuat sang gadis merasa tak asing pada bau yang menyeruak ini

Celingak-celinguk mencari sumber bau yang sedari masuk ke hidung mancungnya

Bau nya Khas sekali

Baunya Seperti milik seseorang yang pernah hadir dihidup nya.

Entah lah benar atau tidak.

"Rainaaa" di tepuknya pundak Raina membuat dirinya terkejut

Raina mendengus "ngagetin aja gled"  ujarnya kepada temannya

Gledis tertawa "sorry. Udah yu ke halte nanti ketinggalan bis"

Raina mengangguk mengiyakan

"By the way. Lusa kita wisuda. Gimana kamu?" Tanya gledis

Raina yang duduk mengayunkan kakinya pun menjawab "gimana apanya?"

"Ada orang spesial gk? Yang bakal datang ke wisuda kamu? Pacar gitu?"

Raina diam

Pikirannya sekarang tertuju pada teduh

Orang yang hampir setahun ini tak ada kabarnya. Semenjak Raina mengirim pesan lewat email , tak ada balasan dari teduh. Upss! Raina melanggar janjinya

Raina diam diam masih membuka komputer nya. Tapi hanya untuk mengecek apa ada pesan masuk atau balasan dari teduh. Tapi nihil Raina hanya mimpi kalau teduh akan kembali padanya.

Teduh bagai ditelan bumi. Benar benar tak ada kabar apapun dari laki laki berkulit putih itu.

Membuat Raina merasa gelisah. akan kah teduh kembali atau tidak?

"Gak ada" ujar Raina lalu tersenyum paksa

Gledis menepuk-nepuk pundak Raina "sabar sabar. Rencana Tuhan gak ada yang tahu ra. Siapa tau nanti ada yang datang membawakan mu bunga heheh" ujar gledis dibarengi tawa

Raina terkekeh kecil

teduh Nan damai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang