CHAPTER 4 (hampa)

4.7K 319 17
                                    

Don't forget voment guys!

Happy reading readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Cinta? Aku tidak tau apa itu cinta. Dalam hatiku hanya ada kekosongan dan hampa"
-Veisya Pratama-

Veisya PoV

Akibat cambukan yang dilakukan Ayah dengan terpaksa aku harus izin selama 2 hari di tempat kerjaku. Aku bahkan tidak keluar kamar, seluruh tubuhku terasa perih. Aku pun harus menahan sakit setiap kali mau mandi.

Kalian bisa bayangkan seluruh tubuhku ini dipenuhi bekas luka. Luka yang belum sembuh terbuka kembali akibat cambukan yang dilakukan Ayahku.

Aku tidak membutuhkan simpati dan rasa kasihan dari orang lain. Karena aku tau orang-orang diluar sana hanya datang di awal setelah itu pergi. Aku sadar, aku memang tidak pernah dianggap pada saat aku lahir di dunia ini.

Jujur aku menyesal karena terlahir di dunia ini. Jika ada orang yang mengenalkanku dan mengajarkanku apa arti cinta pasti aku sudah bahagia, aku tidak pernah merasakan bagaimana rasanya cinta. Yang kutau bahwa cinta adalah sebuah perasaan dimana kedua insan saling melengkapi dan saling mencintai.

Aku melihat diriku di pantulan cermin. Hampa. Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku menghela napas lalu memutuskan untuk istirahat.

Veisya End PoV

Bunga hari ini sangat bosan. Sahabatnya Veisya tidak masuk karena sakit. Bunga pun berinisiatif, sepulang kerja dia bakal menjenguk Veisya. Tidak peduli akan perkataan Veisya yang melarangnya pergi ke rumah Veisya yang pasti dia harus memastikan bahwa Veisya benar-benar sakit atau dipukul oleh Kakaknya dan Ayahnya.

"Bunga jangan melamun saat bekerja," tegur Pak Rudi

"Iya maaf Pak," ucap Bunga

"jangan diulangi lagi" tegas Pak Rudi

"Iya Pak," jawab Bunga

"Waktunya kerja Bunga bukan melamun," ucap Bunga pada dirinya sendiri

⚰⚰⚰

"Papa tidak kerja?" Tanya Alan

"Kamu tau kan Alan bahwa Papa yang pemimpinnya," ucap Ridel

"Iya," balas Alan datar

"Kemarin kenapa tidak pulang?" Tanya Ridel

"Aku di rumah teman Papa sekaligus mengerjakan tugas kelompok," jelas Alan

Ridel mengangguk.

Tanpa disadari mereka ternyata sedari tadi Veisya mendengar semua percakapan antara Ayah dan Anak itu. Dalam hati Veisya merasa sedih karena Ayahnya tidak pernah menanyakan hal seperti itu padanya. Palingan hanyalah kekerasan dan makian yang dikeluarkan Ayahnya untuknya.

Veisya menghembuskan napasnya berkali-kali lalu memutar gagang pintu. Ridel dan Alan tidak peduli akan kedatangan Veisya justru mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ridel yang sedang menonton berita ditemani dengan kopi hitam dan Alan yang bermain game online. Veisya menuruni tangga satu persatu, dia menuju dapur untuk membuat makan siang. Dia menahan rasa sakit saat kakinya tersandung di kaki kursi.

Veisya melihat isi kulkas. Dia baru sadar ternyata bahan-bahan untuk dimasak semuanya lengkap tinggal dia saja yang membuat makanan. Veisya mengambil bahan-bahan yang diperlukannya untuk membuat sup ayam.

Bau harum akan masakan yang dibuat oleh Veisya tercium sampai di ruang tamu. Ridel dan Alan pun yang penasaran akhirnya pergi ke dapur, mereka melihat bahwa Veisya sedang memasak sup. Beberapa kali mereka mendengar suara ringisan yang dikeluarkan oleh Veisya.

"Ekhem," dehem Ridel

"Ehh Ayah," kaget Veisya

Ridel menatap Veisya datar. "Cepat selesaikan masakanmu. Aku lapar," ucap Ridel

"Iya, sebentar lagi mau matang kok," ucap Veisya

Ridel dan Alan duduk di kursi dengan tenang. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya sup ayam telah siap disantap bersama.

Veisya meletakkan sup ayam itu dengan hati-hati. Di saat Veisya ingin duduk, tiba-tiba dia mendengar suara yang membuatnya sedih.

"Siapa yang menyuruhmu duduk disini?" Ucap Ridel dingin

"A-aku hanya_"

"Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu yang jelas aku tidak mau makan satu meja dengan seorang pembunuh," ucap Ridel tajam

DEG

Veisya cepat-cepat pergi ke kamarnya. Dia sedih. Sangat sedih. Padahal dia ingin sekali makan bersama Ayah dan Kakaknya tapi hal itu hanyalah keinginan semata.

⚰⚰⚰

"Permisi," ucap Bunga

CEKLEK

"Siapa?" Tanya Ridel dingin

"Gila! Serem banget nih Om!" Batin Bunga teriak

"Namaku Bunga, aku ingin bertemu dengan Veisya, katanya dia sakit," ucap Bunga

"Silahkan masuk, kamarnya diatas," ucap Ridel

Bunga menaiki tangga dengan cepat. Dia langsung masuk di kamar Veisya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Veisya yang baru saja mengobati seluruh lukanya kaget akan kedatangan Bunga.

"Bunga," pekik Veisya

"Vei_astaga, ternyata memang benar dugaanku," kaget Bunga

"Bunga_"

"Jelasin sekarang," potong Bunga

Veisya menjelaskan semuanya pada Bunga. Bunga pun mendengar semuanya dengan baik. Sesekali terdengar suara Bunga yang mengumpat karena ikut terbawa suasana.

"Aku bawa ayam goreng kesukaanmu sama panekuk," ucap Bunga sambil menunjukkan makanan yang dibawanya

Veisya memeluk Bunga dengan erat.

"Makasih Bunga, aku menyayangimu," ucap Veisya

"Aku juga menyayangimu Vei," balas Bunga sambil membalas pelukan Veisya

Malam itu Veisya bisa tertawa dan tersenyum lepas. Itu semua karena kedatangan Bunga yang membuatnya senang.

Ridel melihat semuanya. Dia melihat anaknya tersenyum lepas. Terlihat bahwa Veisya sangat bahagia. Ridel sengaja melewati kamar Veisya untuk melihat apa yang dilakukan Veisya beserta sahabatnya itu.

"Senyum dan tawanya sama sekali dengan Agnes," batin Ridel

To Be Continued

Follow ig: @lyviaemma- @viaaa_chan

Broken Girl (COMPLETED)Where stories live. Discover now