CHAPTER 9 (kakak...maafkan aku)

5.4K 293 14
                                    

Sebelum baca budayakan voment!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Veisya PoV

Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 4 tepat. Aku menggelengkan kepala saat menyadari bahwa aku bangun terlalu cepat. Aku memutuskan untuk joging apalagi aku sudah lama tidak joging. Aku mengganti baju tidurku dengan baju sport lalu memakai sepatu nike tidak lupa mengikat rambutku. Setelah semuanya siap aku keluar dari rumah dan mulai melakukan aktivitasku ini.

Aku menghirup udara segar dengan banyak seolah-olah aku tidak dapat menghirup lagi udara yang segar. Aku melihat, banyak sekali orang-orang yang joging tapi mereka semua berpasangan aku tersenyum masam saat mendapati bahwa diriku ini sendirian. Saking senangnya aku duduk di taman aku baru menyadari bahwa aku sudah satu jam disini.

Aku langsung pergi dari taman menuju ke rumah, dalam hati aku terus merapalkan doa agar Ayah dan Kakak belum pulang jika mereka sudah pulang habislah aku dijadikan boneka hidup bagi mereka.

Aku menghela napas lega dan lelah saat mengetahui bahwa rumah masih kosong. Aku memasuki rumah lalu menuju ke kamar untuk membersihkan diri. Aku mulai membersihkan seluruh rumah setelah membersihkan diri.

Terkadang aku berpikir kapan aku mati? Sejak aku disiksa untuk pertama kalinya dan disitulah muncul sebuah pikiran bahwa aku harus mati. Sampai sekarang pikiranku tidak akan pernah berubah.

Aku masuk dikamar Kakak dan membersihkan apa yang menurutku kotor. Belum sempat aku membersihkan ranjang Kakak, tiba-tiba aku mendengar sebuah teriakan yang membuatku tegang seketika.

Veisya End PoV

"Apa yang kamu lakukan dikamarku bodoh!" Teriak Alan

DEG

Veisya menatap Alan takut
"Ka-k aku..."

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi Veisya. Akibat tamparan yang kuat sampai Veisya terjatuh di lantai dengan kasar.

Veisya mengusap pipinya yang memerah. Perih sekali. Itulah yang dirasakan Veisya saat ini.

"Lancang sekali kamu masuk dikamarku," ucap Alan tajam

Veisya menggeleng. "A-ku hanya ingin membersihkan kamar Kakak"

"Aku bisa membersihkan kamarku sendiri! Seorang pembunuh tidak pantas masuk dikamarku," ucap Alan dingin

Setetes airmata jatuh. Veisya menundukkan kepalanya, padahal dia bermaksud baik tapi apa yang dilakukannya dimata ayah dan kakaknya itu selalu salah. Veisya berdiri lalu mengatakan sesuatu sebelum dia keluar dari kamar Alan.

"Kak maafkan aku"

⚰⚰⚰

Veisya mengambil hp-nya untuk mengirim pesan pada seseorang.

Veisya tertidur setelah mengobati pipinya.

Di tempat lain....

Veisya
Hari ini aku sibuk jadi tidak bisa datang kerja

Juan menatap sms dari Veisya datar. Juan tau bahwa Veisya hanya berpura-pura, pasti Veisya baru saja disakiti oleh Kakaknya itulah yang dipikirkan Juan saat ini.

Juan menghela napas berat. Apa dia harus pergi ke rumah Veisya? Juan menggelengkan kepalanya. Jika dia pergi ke rumah Veisya yang ada Veisya bakal disiksa lebih brutal. Juan memutuskan untuk menunggu kabar dari Veisya, jika Veisya tidak mengabarinya dialah yang duluan menelfon Veisya.

Broken Girl (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin