CHAPTER 5 (ini hidupku)

4.5K 287 12
                                    

Setelah dua hari izin dari pekerjaannya Veisya bisa bekerja lagi. Dia mengikat rambut panjangnya sekaligus menyampirkan tas sling bag di salah satu tangannya.

"Ahhh segarnya," batin Veisya

Entah mengapa Veisya sangat bersemangat setelah dia izin selama dua hari. Dia meneruskan jalannya untuk pergi ke cafe. Jarak rumah dengan cafe tidak terlalu jauh itulah mengapa Veisya lebih memilih jalan kaki daripada naik angkot.

"Selamat pagi semuanya," ucap Veisya ramah disertai senyuman manis

"Veisya," riang Diana

"Veisya," panggil Pak Rudi

"Ah iya Pak," jawab Veisya

"Ikut saya di ruangan saya," ucap Pak Rudi

"Apa karena aku izin selama dua hari?" Batin Veisya takut

Veisya mengikuti Pak Rudi sampai di ruangan. Ruangan itu bercat coklat dan banyak sekali buku-buku yang ada di lemari.

"Aku ingin kamu bekerja dirumah Ibuku"

"Hah? Jadi aku tidak bekerja lagi disini"

"Iya, ini alamatnya mulai sekarang kamu bekerja dirumah Ibuku. Yang harus kamu lakukan adalah tetap menjaganya dan urus semua keperluannya," jelas Pak Rudi

"Baik," ucap Veisya

Veisya keluar dari ruangan Pak Rudi dengan lesu. Bukan berarti dia kecewa tapi dia harus berpisah dengan sahabatnya Bunga dan dia tidak suka itu.

"Vei," panggil Bunga

"Bunga aku tidak bekerja disini lagi," ucap Veisya lesu

"Kamu dipecat!" Teriak Bunga kencang

Veisya menggeleng. "Bukan, tapi aku bekerja di rumahnya ibu Pak Rudi," ucap Vesiya

"Bagus dong! Berarti kamu tidak perlu menguras banyak tenaga," ucap Bunga senang

"Tapi aku gak mau pisah denganmu," balas Veisya

Bunga tersenyum. "Aku janji jika ada waktu aku datang ke rumahmu lalu kita menghabiskan waktu bersama"

"Benarkah?" Tanya  Veisya

"Iya," jawab Bunga

⚰⚰⚰

"Permisi"

"Selamat pagi"

CEKLEK

"Kamu yang namanya Veisya?" Tanya wanita paruh baya itu

"Iya," ucap Veisya

"Silahkan masuk, nama saya Marie saya Ibunya Rudi. Panggil saya Tante," ucap Marie

"Baik Tante Marie," ucap Veisya lembut

"Kamu umur berapa nak?" Tanya Marie sambil duduk di sofa

"17 Oma_maksudku Tante," ucap Veisya

Veisya memukul bibirnya sendiri setelah dia salah mengucapkan. Dasar bodoh, pikir Veisya.

"Bagus dong," balas Marie

"Bagus apa?" Penasaran Veisya

"Bagus kamu jadian sama cucuku. Lagipula dia seumuran denganmu," ucap Marie santai

"Hah? Tapi aku tidak ingin berurusan dengan suatu hubungan," balas Veisya

"Kenapa? Kamu itu anak yang baik, cantik, murah hati lagi," ucap Marie yang memuji dirinya

"Aku tidak pernah merasakan apa arti cinta dan aku tidak mau merasakannya," ucap Veisya datar

"Kalau begitu aku permisi," ucap Veisya sopan

Veisya berjalan menuju dapur. Gadis polos ini akan segera memulaikan pekerjaan barunya di tempat yang menurut Veisya masih terasa asing bagi pemandangannya.

Marie memandang punggung Veisya dengan sendu.

"Anak yang malang," batin Marie

⚰⚰⚰

Veisya mengusap keringat yang memenuhi seluruh dahinya. Dia telah menyelesaikan semuanya. Dia melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 10 lewat 1 menit. Veisya menghela napas, pasti dia akan menerima pukulan lagi karena pulang malam.

Veisya memandang langit ke atas yang dipenuhi oleh kilauan bintang bersinar terang.

"Bintang yang indah," gumam Veisya

"Lo siapa?"

"E-eh nama saya Veisya saya pembantu baru di rumah ini," ucap Veisya ramah

Cowok itu menatap Veisya intens. Dia menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Cih, lebih baik lo pulang besok lo balik lagi kesini"

"Saya pergi dulu Tuan," ucap Veisya sopan

"Jangan panggil gue tuan, nama gue Juan," ucap Juan

"Baik Juan, saya pulang dulu," pamit Veisya

Juan melihat punggung Veisya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah berpamitan pada tante Marie dan Juan, Veisya menaiki taksi untuk pulang di rumahnya. Jarak rumahnya dengan rumah Tante Marie cukup jauh hingga dia harus pulang naik taksi.

Veisya sampai dirumahnya. Dia menghela napas lelah. Dia melihat sebuah secarik kertas yang bertuliskan "tidur diluar". Dia sudah menduga bahwa hal ini pasti akan terjadi. Veisya menidurkan dirinya di lantai yang dingin beralaskan tas sebagai bantal di kepalanya.

Veisya memejamkam matanya. Dia berusaha untuk tidak mengeluarkan airmatanya. Tapi itu gagal, runtuh sudah pertahanannya.

"Cih, kenapa malah nangis si,"
decih Veisya

Veisya mengusap airmatanya kasar. Dia membenci dirinya yang lemah, tidak berdaya seperti sekarang ini.

"Begitulah kehidupan," gumam Veisya lalu memejamkan matanya

Veisya tertidur diluar ditemani dengan malam yang dingin tanpa ada orang-orang peduli padanya. Betapa menyedihkannya hidupmu Veisya.

To Be Continued

Follow ig: @lyviaemma- @viaaa_chan

Yuhuuuuu....

Lyvia kembali😂

Sorry ya baru up.....

Menurut kalian Veisya itu pantas bahagia atau tidak?

Kalau kalian jadi Veisya apa yang akan kalian lakukan?

Ok My Readers aku janji bakal up lagi kalau perlu double up❤

See youuuu

Broken Girl (COMPLETED)Where stories live. Discover now