CHAPTER 11 (mati)

7.5K 325 38
                                    


Yuhuuuuu....

Sorry ya author baru up author habis kuota😭ini juga cuma modal hotspot😂

Budayakan voment:)

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Juan PoV

Aku sangat senang saat Veisya menerimaku. Hari ini aku rencana ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat, dan aku harap luka yang ada dihatinya bisa terobati.

Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 8 tepat. Aku menghela napas bosan.

Jujur, aku malas sekali sekolah. Tapi semenjak kedatangan Veisya, aku lebih rajin sekolah dari sebelumnya ya meskipun setiap hari datang terlambat yang penting aku tetap sekolah. Sebelum membersihkan diriku aku melihat foto yang ada di hp, aku tersenyum tipis setelah melihat betapa cantiknya Veisya-ku ini saat tersenyum. Rasanya aku ingin sekali menikahinya. Aku menggelengkan kepalaku berusaha untuk menghilangkan segala pikiran yang buruk. Aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diriku tidak lupa mengambil handuk.

Juan PoV End

Disebuah tempat yang minim akan terangnya sinar matahari. Terdapat seorang gadis yang tergeletak di lantai tak berdaya.

Gadis yang tak lain adalah Veisya mengerang saat merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Veisya mengerjapkan matanya berkali-kali setelahnya dia membuka matanya dengan sempurna. Veisya baru sadar bahwa dia masih berada di ruang bawah tanah. Veisya bersandar di dinding yang dipenuhi oleh lumut dengan perlahan. Veisya meringis saat punggungnya bersentuhan dengan dinding.

Veisya menatap ke atas dengan nanar. Kemarin dia sudah membuat keputusan dan keputusan itu sudah bulat. Veisya menghembuskan napasnya lelah, dia lalu berdiri perlahan dan mulai menaiki tangga satu-persatu.

Veisya mengelap keringat dingin yang memenuhi dahinya. Untuk menuju ke kamarnya saja butuh tenaga ekstra. Sampai. Dengan sigap Veisya membuka pintu kamarnya tidak lupa mengunci pintu. Veisya langsung membuka kaosnya yang menyisakan dalaman. Dia mulai mengobati luka-luka yang dibuat oleh Ayah dan Kakaknya. Veisya pun melakukan hal serupa pada luka lainnya. Setelah semuanya selesai, Veisya merebahkan dirinya di ranjang secara perlahan dan menutup kelopak matanya yang semakin hari makin tidak ada harapan lagi di tatapan kedua matanya itu.

⚰⚰⚰

Bunga yang sedang bekerja tidak bisa berkonsentrasi karena pikirannya saat ini tertuju pada satu orang, yaitu Veisya. Entah apa yang dipikirkannya yang pasti dia harus ijin pulang karena pikirannya yang saat ini tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Nomor yang anda hubungi berada diluar jangkauan silahkan_"

Bunga berdecak kesal saat telfonnya tidak diangkat oleh Veisya. Dalam hati Bunga berharap bahwa Veisya baik-baik saja. Bunga merapalkan doa dalam hatinya agar Veisya tidak dapat melakukan hal yang tidak dipikirkan oleh orang lain.

"Veisya," gumam Bunga khawatir

Disisi lain terdapat Juan yang gelisah karena Veisya tidak membalas pesan wa-nya, telfon, sms maupun yang lainnya. Juan mengacak-acak rambutnya. Dia menatap sepasang gelang yang ada di laci meja. Gelang itu berwarna silver dimana terdapat inisial J dan V.

Tidak mau berlama-lama dalam pelajaran yang menurutnya membosankan, Juan berdiri dari duduknya tidak lupa menyampirkan tas disalah satu lengannya. Hal itu tak luput dari tatapan semua orang termasuk guru yang sedang memberikan materi. Juan keluar dari kelas dengan santai seolah-olah tidak ada beban sedangkan guru yang mengajar sibuk memarahi Juan bahkan guru itu menyumpahi Juan tidak akan sukses. Juan tidak mempedulikan apa yang dikatakan gurunya yang terpenting saat ini adalah Veisya.

Broken Girl (COMPLETED)Where stories live. Discover now