28. Kailee, Alan dan Aldi

4.5K 225 61
                                    

Malam kelam tanpa cahaya bintang. Bulan pun tertutupi oleh awan dan hanya menyisakan sedikit cahaya. Suasana dingin menusuk kulit karena hujan mengguyur kota petang tadi dan malam ini hanya tersisa rintik-rintiknya.

Sudah 2 Minggu Aldi menjauhi Kailee. Bersikap seolah-olah tak pernah mengenal sebelumnya. Kalau dilihat Kailee fine fine saja. Tapi disini Aldi yang tersiksa.

Dan dalam 2 Minggu ini pun Aldi banyak diam dan melamun. Tidak seceria dan seheboh biasanya jika bersama Riko dan Fiki. Entahlah, tapi ada satu hal yang terus berputar-putar di kepalanya. Sebuah pertanyaan yang terus muncul di benaknya dan Aldi berusaha mencari jawabannya.

Sebenarnya perasaan apa ini?

Aldi menatap jendela kamarnya. Ia duduk di meja belajarnya yang kebetulan berada di depan jendela. Ia merenung Menatap setiap bulir air yang jatuh ke bumi malam ini.

Kilatan-kilatan masa lalu itu kembali menghampiri. Tapi kali ini tidak hanya sekedar lewat kemudian hilang. Kali ini ia berhenti dan menetap beberapa saat sampai sang pemilik mengusirnya.

"Kayla..." Gumam Aldi. Tatapannya masih terfokus pada rintik-rintik hujan yang berada di luar jendela.

Kemudian ia memejamkan matanya. Berusaha mendalami sesuatu yang baru saja ia ucapkan. Masa lalu itu kembali datang. Masa-masa indahnya bersama mantan kekasihnya, atau mungkin masih menjadi kekasihnya sampai saat ini. Tapi ia tak tau kekasihnya dimana. Atau sebenarnya kekasihnya adalah orang yang selama ini ada didekatnya.

"Kayla dan... Kailee." Aldi lantas berpikir. Ya, pacarnya adalah Kayla. Orang yang sudah tidak ia hubungi selama 3 tahun ini karena pada saat itu ia pergi keluar negeri tapi hanya setahun setelah itu ia kembali lagi ke Indonesia.

Ia tersenyum tipis kala mengingat kebersamaannya dengan pacarnya itu. Bisa dibilang mereka sangat romantis. Kayla sangat perhatian kepada Aldi. Ia menyukai Kayla karena ia adalah gadis yang ceria. Tak jarang tingkahnya membuat teman-temannya tertawa. Ia murah senyum dan peduli kepada semua teman-temannya terlebih Aldi.

Saat itu ia dan Kayla masih kelas 8. Mereka pdkt mungkin selama sebulan dan kemudian memutuskan berpacaran saat satu sama lain mengetahui perasaan masing-masing.

Aldi menembaknya di taman sekolah dan memberikan setangkai bunga mawar untuk pembuktian cintanya. Sangat romantis untuk anak seusia mereka dulu. Dan mereka akhirnya berpacaran. Kayla tak henti-hentinya memperhatikan Aldi. Saling menyemangati dan yang paling ia sukai dari Kayla adalah Kayla pandai menghibur. Tingkah lakunya yang manja selalu membuat Aldi tersenyum. Ia bahkan masih merasakannya saat mengingat kisah manis itu.

Tapi ada rasa sesak saat teringat kala mereka harus berpisah. 6 bulan sudah ia menjalaninya bersama Kayla, tapi akhirnya ia tak bertemu lagi dengannya sampai sekarang. Ada rasa penyesalan pada Kayla karena pada saat itu ia lebih memilih untuk tidak memberitahu soal kepergiannya. Ia hanya tak ingin Kayla sedih tapi ia tau, bahwa yang ia lakukan malah akan membuat Kayla makin sedih.

Ia sangat merindukannya sampai ia bertemu Kailee. Seorang gadis yang mirip sekali dengan Kayla. Wajahnya sangat mirip.

"Kayla? Kailee? Nama mereka lumayan mirip." Aldi berpikir sejenak, "Jangan-jangan... Mereka adalah orang yang sama! Kailee itu Kayla!" Aldi beropini sendiri.

Tapi sifat Kailee berbanding terbalik dengan sifat Kayla. Kailee pendiam, jarang tersenyum, jarang berbicara dan terlebih lagi ia tak terlalu peduli dengan orang. Lagipula saat Kailee bertemu dengannya, ia sama sekali tidak terlihat mengenal Aldi. Rambutnya juga berbeda. Kayla cokelat dan Kailee berambut kuning keemasan. Tapi kalau masalah rambut itu Aldi tidak terlalu memikirkan, karena bisa saja Kayla mewarnai rambutnya. Kemudian warna kulitnya... Bisa saja ia melakukan perawatan untuk memutihkan kulitnya kan? Tapi mata itu... Tidak! Mata Kailee asli berwarna biru. Ia sama sekali tidak memakai soflen. Dibandingkan lagi, Kayla memiliki mata cokelat terang. Itu sangat tidak mungkin jika mereka adalah orang yang sama. Ia juga bingung sendiri dengan perasaan. Rasa saat ia bersama Kayla dan pada saat ia bersama Kailee sangat berbeda.

Tatapannya kosong, begitupun pikirannya. Ia tak bisa berpikir apa-apa mengenai Kailee. Dan tentang perasaan itu... Entahlah. Apakah ia mencintai Kailee semata-mata karena ia sama persis dengan Kayla.

Dan yah, soal mencintai itu Aldi sudah merubah status perasaannya menjadi cinta, dan bukan suka lagi. Karena 2 Minggu ini ia paham, perasaannya pada Kailee jauh dari kata suka meski ia masih bingung, perasaan itu ia tujukan tulus kepada Kailee atau pada Kayla yang masih ia percayai adalah orang yang sama.

***

Di tempat lain, di waktu yang sama, Kailee menatap rintik hujan yang masih jatuh ke bumi malam ini dibalik jendela kamarnya.

Tangan kanannya mencengkram kuat sebuah bingkai foto yang sudah terlihat usang, duduk di kasur yang ditutupi spray warna hitam kesukaannya.

Setelah memperhatikan rintik hujan di luar setelah beberapa menit, Kailee menatap pilu bingkai foto yang ada di tangannya. Mengangkatnya tinggi hingga sejajar dengan wajahnya. Menatap intens foto yang menampilkan dua orang anak remaja berumur 12 tahun sedang tersenyum riang dengan background hamparan rumput hijau yang menyegarkan mata. Tempat yang indah.

Kailee meletakkan bingkai foto itu di pahanya. Mengusap foto dua anak memakai baju sama beda warna itu dengan gemetar.

Kailee merindukan seseorang dibalik bingkai foto itu. Gadis sebayanya yang memakai baju berwarna putih tengah merengkuh pundak gadis disampingnya yang mengenakan baju berwarna hitam—dirinya.

"Kayla... Kailee kangen." Ia memejamkan matanya dan setetes cairan bening meluncur begitu saja jatuh tepat di foto tersebut. Ia lantas memeluk foto itu, sambil bergumam, "maaf."

Hening beberapa detik. Kailee masih kalut dengan perasaan bersalah. Hanya detik jam yang terdengar. Tik tik tik. Kailee akhirnya mengusap air matanya kasar. Lantas tersenyum.

"Besok aku bakalan mengunjungi kamu. Aku pengen cerita tentang satu hal yang menggangu pikiran dan hatiku sejak kemarin. Semoga aja kamu punya solusinya." Kailee tersenyum kembali. Lantas kembali meletakkan foto tersebut di tempat asalnya, kemudian beranjak tidur. Tak sabar menemui Kayla besok.

Sedangkan di tempat lain, ada Alan yang tengah menatap awan kelabu malam itu. Hujan masih turun, tapi bulan kembali muncul setelah beberapa saat lalu tertutupi awan. Kini gagah menerangi langit.

Sesekali ia tersenyum. Wajah Kailee terukir jelas di pikirannya. Membayangkan hal-hal menyenangkan yang akan ia lewati bersama besok. Tanpa gangguan si biak kerok Aldi. Ia bahkan membayangkan saat-saat dimana ia menembak Kailee dengan romantisnya. Alan semakin mengembangkan senyumnya saat fantasinya tidak terkendali lagi. Terus berlanjut hingga ia menikah dan mempunyai 2 orang anak, hidup bahagia bersama selamanya.

Alan semakin terbuai hingga ia pun menyadarkan dirinya sendiri. Lantas setelah khayalan-khayalan itu hilang sepenuhnya dari kepalanya, Ia tertawa sendiri merutuki khayalan konyolnya.

"Gue mikir apa aja sih. Konyol banget." Alan langsung berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan balkon, menuju kamarnya.

Ia menghempaskan tubuhnya di kasur dan memeluk guling dengan erat. Menganggapnya sebagai Kailee tentu dengan senyum lebarnya.

"Gue nggak tau kenapa gue suka sama Lo. Tapi intinya Lo itu berbeda Kai. Dan itu bikin gue jatuh hati." Ucapnya sebelum memutuskan untuk terlelap.

Malam itu, di hujan yang sama. Ada 3 hati yang saling bertautan. Memikirkan satu sama lain dan entah hati milik siapa yang mampu mendapatkan cinta itu.

TBC

Readers tim siapa nih
#KaileeAldi
Atau
#KaileeAlan

Komen di kolom komentar ya!

The Cold Waketos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang