34. Tersesat

2.6K 199 43
                                    

Diharapkan untuk vote sebelum atau sesudah membaca. Author harap kalian benar-benar baca cerita ini, nggak asal ngevote. Ketahuilah guys, author bela belain up meski nggak ada ide plus mager. buat siapa?

Just for you guys! Para readers ku yang kepo.

Happy reading!

❄️❄️❄️

Tenda-tenda sudah berdiri tegak. Siswa siswi kelas 10 kini sedang melaksanakan apel pembukaan. Tentu saja disana sudah ada Kailee dan yang lainnya. Setelah selesai Aldi menjelaskan kegiatan yang akan mereka laksanakan dengan sangat tegas. Membuat Kailee tertegun dan tidak mengalihkan pandangannya sama sekali.

Alan yang sedari tadi menatap Kailee menjadi kesal sendiri. Ada perasaan tak enak dihatinya saat melihat Kailee menatap Aldi dengan tatapan kagum seperti itu.

"Apa jangan-jangan Kailee suka sama Aldi?" Ucapnya dalam hati.

Alan segera menggelengkan kepalanya. Tidak! Ia harus berpikir positif. Kailee bukan cewek yang mudah jatuh cinta. Tidak mungkin ia jatuh cinta pada Aldi secepat itu.

Apel selesai. Semuanya kembali ke tenda masing-masing kecuali para anggota OSIS yang sibuk akan banyak hal termasuk persiapan kegiatan yang akan mereka lakukan nanti malam. Kailee dan Aldi sekarang tengah duduk di depan salah satu tenda bersama dengan Fiki, Riko dan Viona.

"Enaknya cari kayu bakarnya nanti siang atau nanti sore?" Tanya Aldi pada Kailee, Fiki, Riko dan Viona.

"Nanti siang!"

"Nanti sore!"

Ucap mereka berempat secara berbarengan. Kailee dan Fiki memilih untuk mencari kayu bakar siang nanti, sedangkan Viona dan Riko memilih untuk mencarinya nanti sore.

"Jadi pilih yang mana?" Mereka berempat terdiam.

"Ehm gimana kalo pertengahan aja. Jam 3 sore aja gimana? Itu nggak terlalu siang juga nggak terlalu sore." Ucap Kailee mencari alternatif lain.

Mereka mengangguk setuju termasuk Aldi. Sudah diputuskan bahwa mencari kayu bakar akan dilakukan jam 3.

Mereka pun akhirnya kembali ke tenda masing-masing.

"Sekarang lo akur sama Aldi?" Tanya Viona pada Kailee saat berjalan menuju tenda.

"Sejak kapan gue berantem sama Aldi?"

"Eh?" Viona menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kemudian memilih topik yang lain.

"Alan temen lo?" Kailee mengangguk.

"Cuma sekedar teman?" Lagi-lagi Kailee mengangguk. Viona menghela napas. Susah sekali berbicara dengan Kailee. Selalu saja dijawab dengan anggukan atau gelengan. Kailee benar-benar berbeda dengan Kayla yang bahkan sangat cerewet.

"Tapi kok kalian dekat banget?" Ucap Viona yang sudah berada di tenda sekarang. Jelas bersama Kailee.

"Emang kenapa kalau gue dekat sama Alan? Emang temen nggak boleh deketan? Lagian Alan temen satu-satunya yang gue punya."

"Aldi nggak lo anggap teman?" Kailee mengangkat sebelah alisnya. Rasa-rasanya ia seperti di interogasi oleh Viona.

"Sebelum lo tanya Aldi gue anggap teman apa nggak, lo harus liat posisi lo dulu."

Viona mengerutkan kening. Tak mengerti apa yang diucapkan Kailee, "Maksudnya?"

Kailee menggeleng sambil tersenyum. Membiarkan Viona menebaknya sendiri. Sampai Viona tau jawabannya, Kailee memilih untuk menata barang-barangnya, sedangkan Viona menatapnya sambil berpikir. Apa ya?

The Cold Waketos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang