E : 14

94 16 0
                                    

10-Nights Fun
1:30 p.m.

fifth day .

mereka kini berada di tingkat enam untuk mencari bekalan makanan memandangkan tingkat enam dipenuhi dengan kedai yang penuh dengan makanan serta minuman .

" ambil la mana yang patut ." kata wawa sambil membantu sarah meletakkan beberapa plastik roti ke dalam beg .

" aku harap owner kedai ni halalkan setiap makanan yang kita ambil ." wawa hanya tersenyum kecil sambil tangannya ligat mencapai beberapa botol air mineral .

mereka berkumpul di hadapan kedai setelah siap mengumpulkan bekalan makanan di dalam beg.

Ira mula mengerutkan dahi .

" pehal ?" Sarah menyiku lengan Ira perlahan .

" kita hilang dua orang , sepatutnya kita berenam tapi sekarang kita —

mana Ihah ?! " membulat mata Ira apabila menyedari ketiadaan kawan rapatnya. pantas dia berlari kembali masuk ke dalam kedai .

" weh pehal ? " tanya Mimi serius .

" Ihah hilang " mata Sarah telah pun ditakungi air.

" Ihah ?! sahut la aku panggil ni ?! IHAH !" Ira menolak setiap objek yang menghalang pergerakannya .

" uhuk uhuk " langkah Ira terhenti sebaik sahaja mendengar suara esakan dari hujung bucu kedai . perlahan lahan kepalanya ditoleh memandang arah punca suara itu .

" ihah !" ira berlari mendapatkan Ihah yang berada dalam tangisan .

" kenapa weh ? " ihah masih menangis tanpa memberi respon pada setiap soalan Ira .

" kalau kau ad-"

" lepaskan aku !" Ihah merentap pegangan Ira pada bahunya lalu berlari keluar .

" ihah ! ihah !" Ira tangkas mengejar langkah Ihah .

bahu Ihah terhenjut henjut dek tangisan yang makin galak .

" Ihah ! "

" argh !"

tanpa sedar , kasut yang dipakai Ihah meluncur laju ke arah palang yang dijadikan sebagai penghadang pada dinding rendah itu.

keadaan badan Ihah yang tidak seimbang mengakibatkan badannya melentok ke belakang dan —

" Ihah ! " mata Ira membuntang. tangannya berselisih dengan jari jemari Ihah .

Air mula bertakung di kelopak mata Ira. dia berharap apa yang sedang berlaku di depan matanya hanya lah sebuah mimpi .

" ira !" empat orang gadis berlari anak mendapatkan Ira yang masih kaku memandang ke tingkat paling bawah .

sekujur tubuh yang sudah tidak bernyawa dalam keadaan yang mengerikan . bahagian tengah badannya tertusuk pada tiang bendera yang tajam mengakibatkan darah tidak berhenti terpecik keluar .

" kalau aku selangkah lebih cepat —" mata Ira sayu , badannya menggigil .

" Ira " Wawa memalingkan badan Ira dari terus menatap figura tersebut .

" itu ajal dia . kita kena terima , kita tak boleh lawan takdir ra ."  setitis air mata jatuh menyentuh pipi Ira sebaik sahaja wawa menghabiskan ayatnya .

" takziah ."

" the blood is my favourite drinks ."
- il -

EXITWhere stories live. Discover now