7. 🍁Pacar?🍁

408 172 233
                                    

Ketika gue tau lo udah punya pacar, ntah kenapa rasa sakit ini menyerang hati gue. 

Happy Reading 

𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁

Lorong sekolah seketika menjadi ramai dan juga heboh. Entah apa yang terjadi, Alfa juga tidak tahu. Ia juga tidak ingin tahu ada apa, bodo amat pikirnya begitu. Paling hanya ada sesuatu yang membuat mereka menjadi heboh. Ia tetap melanjutkan langkah kakinya menuju kelas. Langkah kakinya terhenti saat ada seseorang yang memanggil nama gadis yang berminggu-minggu ini menganggu pikirannya.

Chesilya. Gadis yang telah menganggu pikirannya sampai ia sulit untuk tidur pada malam hari.

"Sil, tungguin!" teriak Vega seraya berlari kecil kea rah gadis itu.

Alfa bisa melihat raut wajah Vega yang sangat terkejut saat melihat Chesilya di rangkul oleh seorang pria. "Eh sorry, hehe." Vega tersenyum kikuk.

"Eh, Ga. Kenalin nih sah—"

"Pacar Chesilya, iya kenalin gue pacarnya Chesil," ujar pria itu memotong perkataan Chesilya.

Chesilya melongo atas ucapan sahabatnya itu—Devan. Apalagi dengan Vega, ia tak kalah terkejutnya saat mengetahui bahwa Chesilya sudah memiliki pacar. Tapi, mengapa Chesilya tidak pernah menceritakan padanya? Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di kepala Vega.

Apa yang Devan bilang? Pacar? What? Chesilya hanya geleng-geleng kepala saja. "Dasar aneh," gumamnya pelan.

"Oh pacar Chesil. Salken ya gue Vega!" ujar Vega seraya menjulurkan tangannya kea rah Devan. "Sil, gue ke kelas duluan, ya!" pamit Vega yang di angguki oleh Chesilya.

Disisi lain, pria yang sedari tadi mendengar dan melihat semuanya langsung pergi, melanjutkan langkah kakinya menuju kelas yang tadi sempat terhenti. Alfa tak menyangka bahwa Chesilya sudah memiliki pacar. Ada rasa sakit yang menyerang hatinya. Entah mengapa, tapi itu yang terjadi pada Alfa saat ini.

"Apa bener yang dikatakan cowok tadi?" Alfa mengusap wajahnya gusar. Pikirannya melayang kemana-mana.

****

Selama di jam pelajaran, Vega daritadi terus menatap Chesilya dengan tatapan penuh tanda tanya. Mungkin kejadian tadi pagi membuat Vega bertanya-tanya dan Chesilya mau tidak mau harus menceritakan semuanya.

"Chesil, cepetan ceritain semuanya ke gue," ucap Vega penuh penekanan. Kini mereka berdua sedang menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan.

"Okey, okey. Dengerin gue baik-baik, ya. Tidak ada pengulangan!!" tegas Chesilya yang langsung di angguki oleh Vega. "Iya, cepet!"

"Jadi, Devan itu bukan pacar gue, tapi sahabat gue." Vega yang mendengarnya pun langsung melongo tak percaya. "Terus kenapa tadi pagi dia ngaku-ngaku pacar, lo?" tanya Vega bingung, ia menyipitkan matanya, berpikir apakah mereka—

"Ngapain lo natap gue kayak gitu?" tanya Chesilya membuyarkan pikiran Vega.

"Apa jangan-jangan kalian terjebak friendzone?" Tanya Vega, to the point.

"Nggaklah, yakali gue terjebak friendzone. Gila aja," jawab Chesilya cepat. Gadis itu tidak pernah merasakan bahwa ia menyayangi Devan lebih dari sahabat. Ia sudah menganggap Devan sebagai sahabatnya tidak lebih dari itu.

Stay in Here [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang