Happy Reading
𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🍁
Kini Alfa dan Chesilya berada di lapang olahraga. Hukuman mereka ditambah oleh Bu Cahya, karena mereka bukannya membereskan gudang malah main kejar-kejaran seperti tom & jery. Alhasil, mereka kini sedang berlari sebanyak 10 kali.
Saat putaran ke-8, Chesilya merasa sudah tidak tahan lagi. Keringat dingin membasahi tubuh dan wajahnya yang pucat pasi. Ia juga merasa pusing di kepalanya. Sambil berlari ia memijit pelipisnya pelan.
"Sil, are you okey?" tanya Alfa khawatir saat melihat wajah Chesilya yang begitu pucat. "Gue—" Belum juga Chesilya melanjutkan perkataannya, gadis itu sudah pingsan duluan. Dengan sigap, Alfa menahan tubuh Chesilya lalu menggendongnya ala bridal style. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, tetapi Alfa tak mempedulikan itu semua yang terpenting sekarang adalah keadaan gadis itu yang harus segera di periksa.
"Cepet periksa!" sahut Alfa kepada semua petugas PMR yang berada di UKS.
"Dia kenapa?"
"Gapapa. Dia pingsan karena pusing dan sepertinya perut dia kosong deh. Eum belum makan maybe," jelas Della—salah satu petugas PMR.
Alfa menganggukkan kepalanya singkat. "Lo tungguin dia dulu bentar, gue mau beli makanan."
****
"Makan!"
Chesilya yang baru saja sadar dari pingsannya langsung kaget mendengar suara berat yang menyuruhnya makan.
"Lo ngapain di sini?" tanya Chesilya, dahi gadis itu mengernyit bingung.
"Pingsan," jawab Alfa singkat membuat Chesilya semakin bingung. "Hah?"
Alfa menghembuskan napasnya sabar. Dasar lola! "Lu pingsan Chesil."
Chesilya hanya ber'oh' ria saja. Suasana sekarang antara mereka berdua sangat awkward. Tak ada yang bersuara. Chesilya merasa tidak nyaman pun langsung turun dari ranjangnya.
"Mau kemana lo?" Tanya Alfa seraya menahan lengan Chesilya.
Chesilya pun menjawab. "Kelas!"
Alfa menggelengkan kepalanya cepat. "Makan dulu!" ujar Alfa sambil menyodorkan bubur ke arah Chesilya.
"Gue mau makan di kan—"
"Gue udah beliin bubur buat lo. Cepet makan!" potong Alfa.
Chesilya mendengus sebal, lalu ia duduk kembali di ranjang uks dan mengambil bubur yang ada di tangan pria itu. Baru saja 1 suap Chesilya merasa mual. Ia menyimpan bubur itu di atas meja di sampingnya—tidak mau makan buburnya itu lagi.
"Kenapa nggak dimakan?" tanya Alfa.
"Gak enak, mual!" jawab Chesilya.
"Terus lo mau makan apa?"
Chesilya menggeleng. "Gue gak mau makan apa-apa."
"Tapi perut lo kosong, Sil, harus di isi," ujar Alfa membuat Chesilya mendelik kesal.
"Gue beliin lo roti, ya?" Chesilya masih saja menggeleng.
"Sil lo itu lagi sakit, terus itu perut kosong harus di isi, jadi lo harus mak—"
"Nggak mau Alfa!" potong Chesilya cepat.
"Sil??"
"Nggak!"
"Tapi lo—"
"Nggak! Kalo kata gue nggak mau makan yah nggak!!" potong Chesilya cepat.
"Chesill dengerin gue ya, lo itu har—" Lagi, lagi, dan lagi Chesilya memotong ucapan pria itu. "Kok lo maksa, sih?! Gak mau! Gue nggak mau makan Alfa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay in Here [TERBIT]
Teen Fiction𝔹𝕌𝔻𝔸𝕐𝔸𝕂𝔸ℕ 𝔽𝕆𝕃𝕃𝕆𝕎 𝕊𝔼𝔹𝔼𝕃𝕌𝕄 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔸ℂ𝔸-! ** [SUDAH TERBIT DI SUARA SASTRA PUBLISHER, SEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS :)] Siswi baru yang memiliki sifat jutek bisa menarik perhatian seorang pria badboy s...