Bab 19 suka kamu

10.4K 2K 74
                                        


"Ecie yang semalam berduaan sama pak Dewa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ecie yang semalam berduaan sama pak Dewa. Udah baikan ya?"


Celetukan Doni membuat Sinta langsung melempar bantal duduk di depannya. Pagi ini mereka sedang duduk santai di teras depan cottage yang di sewa Dewa. Setelah sarapan pagi acara bebas. Ada yang jalan-jalan di sekitar pantai, ada yang berkumpul di ruang tengah dan asyik mengobrol. 


"Kapan balik sih? Ngantuk ini kangen bantal di rumah."

Sinta menguap dan tak kuasa menahan kantuk. Pasalnya doa semalam memang tidak bisa tidur setelah Dewa mengatakan sesuatu yang sakral kepadanya. 

Pria itu mengatakan semua acara ini dibuat hanya untuk Sinta. Bahkan Dewa mengatakan 'aku sayang kamu' saat suara kembang api begitu keras. Tapi Sinta masih bisa mendengarnya. Sinta merasakan kalau Sejauh ini Dewa sepertinya serius dengannya. Hal itulah yang membuat sinta semalaman tidak bisa memejamkan matanya. Hatinya sudah memilih orang lain bukan Dewa tapi sekarang dia bimbang


"Masih sore nanti kita pulang. Ada acara makan malam juga kok. Pokoknya kita kenyang deh. Suka aku."


Celetukan Doni membuat Sinta mencibir. Dia sejak tadi memang tidak melihat sosok Dewa sejak sarapan. Sinta beranjak dari duduknya dan menuruni tangga dari kayu yang membawanya menapak pasir lembut. Kakinya tidak mengenakan sandal, Sinta terkekeh pelan saat melewati kerumunan teman-temannya yang sedang bermain pasir.


"Cinta."


Suara itu membuat langkah Sinta terhenti. Dia menoleh ke samping dan menemukan Dewa sudah berdiri tegap di sampingnya. Pria itu tampak gagah dan tampan mengenakan jumper warna putih dan celana jins hitam selutut. Penampilan yang santai dan lain dari kebiasaannya. 

"Pak."

Dewa hanya menganggukkan kepala lalu mengedarkan pandangan ke sekitar. 

"Ikut aku."

Dewa tiba-tiba menunjuk mobil yang sudah terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kemana?"

Dewa hanya terus melangkah tapi kemudian menyadari Sinta tak bergerak.

"Ayo. Keliling semua pantai yang ada di sini."


****

Sinta menatap takjub birunya Samudera Hindia yang terlihat cantik di depannya. Akhirnya dia menurut mengikuti Dewa. Mereka memang keliling semua pantai yang ada di daerah Wonosari itu. Meski jaraknya dekat-dekat tapi pemandangannya bisa berbeda. Kali ini mereka berhenti di pantai Baron. Hembusan angin pantai menerbangkan tepian hijabnya.

"Nih..."

Dewa datang membawa satu kelapa muda. 

"Ehm kok cuma satu? Saya gak dibeliin?"

"Ini buat kamu."

Sinta mengernyit tapi langsung meminum es kelapa muda itu. 

"Wah seger."

Dewa hanya menatapnya lalu mengedarkan pandangan lagi ke depan. 

"Aku udah ajak kamu berduaan. Jadi kita nikah yuk!"


Sinta tersedak saat mendengar hal itu. Dia langsung menyadari kalau mereka memang hanya berdua saat ini. 

"Ya kan gak berduaan juga pak. Ada Doni dan Ika lho."

Dewa memang mengajak Doni dan Ika turun serta dalam satu mobil. Tapi sekarang dua orang itu sedang asyik bermain air laut.

"Anggap aja berdua."


Dewa masih ngotot mengatakan hal itu. Dan Sinta hanya memutar bola matanya.

"Nikah itu bukan hanya sekedar pandangan pertama saja pak. Nikah itu butuj kompromi dua hati. Kalau saya gak cocok gimana coba?"

Dewa kini memainkan sedotan yang baru saja dipakai Sinta minum. Dia memutar-mutar itu dengan jemarinya. 

"Aku jamin kamu cocok sama aku."

"Kepedean."

Sinta menarik buah kelapa itu dan ingin meminumnya tapi Dewa menahannya.

"Saya haus pak."

"Aku dulu."

Mata Sinta melebar saat mendengar ucapan Dewa.

"Eh ya beli lagi dong pak. Ini kan bekas saya."

Tapi Dewa tidak mendengarkan ucapan Sinta dia malah menyesap menggunakan sedotan milik Sinta.

"Bapaaakk."

Tentu saja Sinta memekik saat itu sedotan masuk ke dalam mulut Dewa dan pria itu menyesapnya dengan santai.

Lalu Dewa tertawa saat sedotannys terlepas.

"Nah kita udah ciuman kan?"


Sinta meremas sedotan itu dan membuangnya ke atas pasir. 

"Saya punya penyakit TBC loh pak. Berarti bapak sudah tertular."

Mata Dewa membulat dengan terkejut tapi Sinta tersenyum penuh kemenangan. 1-0, ucapnya dalam hati.


Bersambung 

Eaaa eaaaaa hokyaaaaa...




DEWA CINTAWhere stories live. Discover now