Contract Agreement - 31

31.2K 1.4K 50
                                    


Lalu tiba-tiba ada sapu tangan yang membekap mulutnya hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Ya, Casey pingsan.

"Bawa dia ke mobil" ucap pria itu kepada anak buahnya.

"Baik Tuan" ucap anak buah pria bertopi itu.

Anak buahnya mengangkat Casey yang pingsan kedalam mobil. Lalu, tak lama setelah itu, mobil langsung dilajukan meninggalkan tempat yang sepi itu.

________

Pukul 10.00 pm.

Darren sedang berada diruang tamu mansionnya. Sehabis dari mansion Sarah, ia langsung kembali ke mansionnya.

Ia saat ini hanya duduk termenung, di sofa tunggal sambil memikirkan kejadian yang terjadi 2 jam yang lalu.

"Tuan" panggil Bibi May sambil membungkukkan badannya.

"Ya, Bibi May, ada apa?" ucap Darren sambil melihat kearah Max.

"Apa kita tidak perlu mencari Nyonya? Ini sudah malam" ucap Bibi May.

"Dia belum pulang juga sedari tadi?" tanya Darren.

"Belum Tuan" ucap Bibi May.

"Kemana dia pergi?" gumam Darren. Lalu ia tidak memusingkan hal itu. Ia lebih memilih meninggalkan ruang tamu dan berjalan menaiki anak tangga serta masuk kedalam kamarnya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi antara Tuan dan juga Nyonya?" gumam Bibi May.

"Tapi, sekarang Nyonya dimana? Hujan semakin lebat saja. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Nyonya Casey?" gumam Bibi May lagi dengan raut wajah yang mendadak khawatir.

__________

Casey sudah sadar dari pingsannya. Ia membuka kedua bola matanya dengan sulit karena kepalanya seperti berputar hebat saat itu.

"Shh.. Kenapa kepalaku sangat pusing" gumamnya sambil meringis.

Ia menormalkan pandangannya ke segala arah, matanya masih sedikit mengkabur karena efek dari obat bius.

"Ini dimana?" gumamnya melihat semua barang-barang yang sangat asing dimatanya.

"Dan apa semua ini" ucapnya sambil melihat tangan dan kakinya terikat dengan kursi yang di dudukinya saat ini.

"Ceklek.." bunyi bukaan pintu yang membuat Casey langsung menoleh kearah ambang pintu.

Dilihatnya orang itu, yang membuat Casey dengan reflek melebarkan kedua bola matanya.

"Bukankah dia.. Orang yang akan Daddy jodohkan denganku? Ya, dia Larksson" batin Casey sambil menatap pria tua itu yang berjalan mendekati dirinya.

"Senang bertemu denganmu lagi, kelinci manisku" ucapnya sambil tersenyum menjijikkan.

Casey menatapnya tajam, pasti semua ini adalah ulahnya. Casey menolehkan wajahnya kearah lain. Ia tidak sudi menatap wajah pria tua bangka itu.

"Kau semakin lama semakin bertambah cantik, membuat aku semakin menyukaimu" ucap Larksson sambil menyentuh pipi Casey.

Casey sebenarnya sangat ingin menendangnya saat ini juga. Kalau saja kakinya tidak diikat, mungkin ia akan melakukan hal itu.

"Jauhkan tangan kotormu dari wajahku" ucap Casey dengan nada yang penuh dengan penekanan.

Ia hanya terkekeh lalu menjauhkan tangannya dari pipi mulus Casey.

"Kau tidak berubah, masih tetap sama dengan saat kita bertemu pertama kali, masih memiliki mulut yang tajam" ucap Larksson.

"Apa aku perlu memberikan pelajaran kepadamu, karena selalu berkata tajam kepadaku?" ucapnya.

Contract Agreement✅Where stories live. Discover now