Betsu No Jigen [END]

Strange

Sakura POV

Rasa damai yang aku rasakan dalam kehangatan pelukan Sasuke-kun membuatku mulai terbuai kedalam alam mimpi. Apakah semua ini nyata? Sasuke-kun sudah kembali seperti Sasuke-kun yang dulu.

Tidak ada lagi kemarahan dan ekspresi dingin yang ditunjukkan pria itu saat menatapku.

Aku sempat mengira kalau Sasuke-kun hanya sedang bersandiwara didepanku untuk membuat Madara jii-san percaya padanya. Bahkan aku juga masih ingat ancaman apa yang diberikan Madara jii-san yang mengatakan tidak akan memberikan aset perusahaan Uchiha kepada Sasuke-kun, jika dia tidak menuruti perintahnya dengan menikahiku.

Aku sempat tidak percaya akan perintah itu, karena aku hanya menganggap Sasuke-kun sebagai seorang kakak. Dia yang melindungiku dan menjagaku sejak pertama kali kita bertemu di pesta ulang tahunnya waktu itu. Dan sejak saat itu juga aku hanya beranggapan kalau dia akan selalu menjagaku layaknya seorang kakak yang menjaga adiknya.

Tapi entah kenapa? Saat aku melihatnya bersama dengan wanita lain, hatiku merasakan rasa sakit seakan ditusuk oleh ribuan jarum tak kasat mata. Sebenarnya apa yang aku rasakan? Aku tidak bisa menemukan jawabannya meski aku sudah berusaha untuk berpikir.

Ku eratkan pelukanku pada pinggang Sasuke-kun. Aku merasa begitu lelah. Menghabiskan sepuluh tusuk cumi bakar membuatku merasa kenyang hingga rasa kantuk tidak dapat aku tahan lebih lama lagi. Sasuke-kun bahkan tidak memakan cumi bakar itu, dan hanya minum segelas matcha panas.

"Oyasumi."

Bisa aku dengar bisikan lembut dari Sasuke-kun. Dan bagai sebuah mantra sihir. Aku mulai merasakan gelap serta tubuhku yang terhempas dalam kehangatan.

Sasuke-kun. Sebenarnya aku merasakan perasaan apa padamu?

Apa aku hanya menganggapmu sebagai seorang kakak?

"SASUKE-KUN!"

DEG

Suara siapa itu? Kenapa telingaku dengan jelas dapat mendengarnya?

"Sakura?"

Suara Sasuke-kun? Itu adalah suara Sasuke-kun! Aku sangat hapal seperti apa suaranya itu. Dan kenapa namaku dilontarkan oleh pria itu? Ada apa sebenarnya?

Dengan rasa penasaran yang mulai memenuhi hatiku. Aku berusaha untuk membuka kedua mataku. Rasanya begitu berat seakan ada lem dikedua kelopak mataku sehingga sangat susah sekali untuk ku membukanya.

"Aku. Aku memutuskan untuk ikut denganmu dan menghianati Konoha!"

Kenapa suara itu sama dengan suaraku? Aku semakin kuat membuka kedua mataku. Dan akhirnya aku bisa setelah berusaha sebisa mungkin. Samar-samar aku dapat melihat sebuah pilar besar yang roboh dengan daun-daun yang berguguran. Dimana aku?