Mulai Berkomunikasi

30 1 0
                                    

Kami pun melipir sejenak ke pom bensin untuk mengisi bensin semua kendaraan. Termasuk motor trail yang jadi muatan di mobil bak terbuka.


Setelah mengantri dan posisinya diatur, mobil yang ku tumpangi pun sudah siap untuk diisi, berikut dengan 4 motor di belakangnya.


4 laki-laki membatu proses pengisian 4 motor trail yang jadi muatan mobil yang kutumpangi. Mereka adalah Pak Amal, Pak Danang, Pak Gobet dan pria itu. Dia terlihat paling muda dari 3 pria lainya.


Sedangkan aku, turun dari mobil untuk tidak tertinggal merekam semuanya. Saat tengah merekam, aku pun teringat untuk mengisi ulang e-toll ke minimarket dekat pom bensin. Aku pun beranjak sebentar ke minimarket.


Ternyata nihil, di sana sistemnya sedang tidak bisa melayani isi ulang e-toll. Aku pun bergegas kembali menghampiri ayah dan juga beberapa pria yang masih sibuk mengisi bahan bakar minyak ke motor trailnya. Termasuk pria itu yang masih berdiri di atas mobil bak.


Sambil merekam proses pengisian bensin ke dalam motor trail, ku sampaikan apa yang terjadi di minimarket tadi kepada ayah. Saat sedang bicara dengan ayah, pria itu ikut menoleh ke arah ku. Dia pun menanggapinya dengan kata, "Ooh..,". Seolah aku pun berbincang kepadanya. 


Laporanku pun langsung direspon teman ayah Pak Danang dengan memberikan kartu e-toll miliknya untuk dipake ayah ku.


Setelah itu ada sedikit percakapan antara Pak Amal dan pria itu..


"Riq, kamu aja yang nyupir mobil Pak Rosad, jadi di mobil bertiga. Thariq yang nyupir, biar Pak Rosad bisa istirahat," ujar Pa Amal pada pria itu yang hanya ditanggapi dengan diam oleh pria itu, yang dipanggil Thariq.


Aku pun beralih ke sisi depan untuk merekam dari angle yang lain. Bersamaan dengan ayahku yg menyimpan e-toll milik Pak Danang ke dalam mobil. 


"Sok pake aja semua teh, saldonya ada sejuta," teriak Pak Danang sambil terkekeh yang masih berkutat mengisi bensin motor trail dari atas mobil bak terbuka kepadaku. 


"Abisin aja semuanya," timpal pria itu, Thariq kepadaku.


"Oke siap siap," ucapku sambil tertawa merespon keduanya. Aku tau saldo satu juta itu hanya hoax dan candaan saja.


Itulah komunikasi pertama ku dengan pria itu, yang memiliki nama Thariq.

Bersambung...

Warna Warni Liputan Seorang JurnalisWhere stories live. Discover now