Menawarkan Makan

19 2 0
                                    

Setelah lelah meliput berkeliling kampung, dan sempat makan siang dengan segelas pop mie, aku pun memutuskan untuk tidur sejenak di dalam mobil. Beristirahat untuk menghilangkan lelah dalam tubuh.

Setelah tidurku dirasa cukup, aku pun terbangun dan menatap ke arah sekeliling. Pemandangan sederet mobil bak terbuka, mobil dalmas polisi, dan mobil lainya terhampar di sekitar.

Tiba-tiba ada yang memanggilku dari arah mobil dalmas polisi, yang satu rombongan konvoi dengan ku semalam. Mobil itu berada di belakang mobil yang ku tumpangi. Berjarak 2 mobil bak terbuka lainya.

"Teh makan dulu..," teriak seorang pria kepada ku dari dalam mobil dalmas belakang. Pria muda dengan rambut nya yang terlihat sepenuhnya. Tanpa topi atau asesoris penutup kepala lainya. 

Dengan kondisi baru bangun tidur, aku berusaha melihat sosok pria itu. Aku melirik ke belakang, ke arah sumber suara. Masih dari dalam mobil, ku lihat ada kumis di wajahnya. Tapi siapa ya? Ujar ku dalam hati.

"Iya kang makasih. Masih kenyang," kataku sedikit berteriak.

"Emang udah makan?" Tanyanya.

"Udah, tadi makan mie. Jadi masih kenyang hehe."

"Oh oke," ujarnya.

Aku pun memalingkan kepala ku untuk kembali keposisi semula. Membelakagi pria yang ada di dalam mobil dalmas itu. Kupikir-pikir lagi, siapa dia ya? Lagi dan lagi. Setelah ku rasa aku tersadar sepenuhnya dari tidur tadi, baru aku ingat. "Oh, si pria itu," gumamku.

Aku agak sedikit pangling karna penampilanya yang terbiasa memakai topi. Entah menggunakanya dengan pososi normal, atau dengan posisi terbalik, bagian depan jadi di belakang. 

Sambil masih santai di dalam mobil, menunggu tim motor trail kembali dari petualangannya menelusuri desa terdampak longsor bogor, aku melihat-lihat hasil video liputan ku.

Sampai pada satu video. Di video itu terlihat gambar tanki motor trail yang tengah diisi BBM. Terdengar obrolan di dalam video itu, saat Pak Amal memanggil si pria itu dengan nama Thariq. 

Aku pun baru menyadari betul nama pria itu. "Oh namanya Thariq," ucapku pelan.

Bersambung...

Warna Warni Liputan Seorang JurnalisOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz