13. I can't breath as usual

5.5K 268 3
                                    

Tanpa sadar Adrin mencengram stir mobil nya dengan kencang. Mata coklat nya dibalik kacamata hitam itu terfocus kesuatu titik didepan. Pikiran nya melayang layang mengingatkan beberapa menit yang lalu ketika Niko tiba tiba mengLine dirinya.

Sungguh ia ingin terus bersama Aris tapi dirinya tidak bisa ada suatu hal yang membuat dirinya tertahan oleh sesuatu. Sesuatu yang besar,Sesuatu kesalahan nya.

''Driann,kamu kenapa? Sampe kayanya kamu tegang banget'' Kata Della sambil menggenggam tangan Adrin yang berada distir mobil.

Adrin menoleh lalu tersenyum tipis,''Gapapa, Bukan sesuatu yang penting''

''Aku tau kamu bohong. kalau nggak ada apa apa kamu nggak mungkin bersikap tegang kayak gitu. Aku liat dibalik kacamata kamu kening kamu berkerut, apa itu bisa dibilang bukan sesuatu yang penting? Kamu nggak bisa boongin aku,Drian'' Kata Della sambil menatap Adrin serius.

Adrin menghela nafas,''Aku... kepikiran Aris''

Tiga kata itu sukses membuat Della terdiam lalu sedetik kemudian Della tersenyum tipis,''Kenapa sama Aris,Drian?''

''You know Aris itu sahabat aku dari kecil dia tipikal cewek yang nggak pernah mau melihatkan kesedihan nya kepada orang orang, Tapi aku gatau kenapa kali ini dia sedih sampai bilang sesuatu yang menggambarkan kalau dia sedih ke Niko''kata Adrin sambil tersenyum miris.

Della mengangguk ngerti,''Kamu mau ketemu dia kan? Gapapa kamu turunin aku aja dijalan aku bisa naik taksi kok''

Adrin menggeleng,''Nggak. Biar aku antar pulang aja''

• • • • •

''Ngapain lagi sih?''

'' ..... ''

''Udahlah gue males ngomongin itu terus''

'' ..... ''

''Oke oke! Gausah segala jemput gue, gue bisa sendiri!''

'' ..... ''

''Iya bawel berisik lu''

''......''

Aris langsung mematikan telephone dari nya. Lalu menjatuhkan diri ditempat tidur nya lalu membust bentuk bintang besar. Matanya menatap langit langit kamarnya dan pikiranya menerawang sesuatu.

Tanpa sadar air matanya menetes kepipi putih nan mulus miliknya. Dadanya berdebar debar membuat nya naik turun dengan gerakan sedikit cepat. Senyuman tipisnya terukir diwajahnya, lebih tepatnya senyuman kepedihan nya.

Bertahun tahun ia menyimpan semua rahasia nya sendiri tanpa siapapun yang tau tanpa terkecuali Adrin bahkan ia juga tidak tahu menahu tentang rahasianya. Sesak,itu yang ia rasakan. Ia ingin berbagi tapi ia tidak tau harus memulai dari mana, ia ingin bebas tanpa masa lalu nya tapi takdir tidak mensetujui nya. Kadang apa yang kita ingin kan bisa saja itu bukan sesuatu yang terbaik buat kita kedepan nya sehingga kita harus menelan dalam dalam keinginan itu tapi dibalik itu semua Ia lebih tau apa yang terbaik buat kita.

Aris menghela nafas pelan sambil menenangkan dirinya sendiri. Yang terlihat baik baik aja bukan berarti didalam ia akan baik baik aja kan?, ya apalagi pas lagi sendiri dikamar apa semua bisa menjamin seseorang yang terlihat baik baik saja akan masih baik baik aja? Siapa yang tau.

Suara getaran ponsel ditempat tidurnya membuat Aris langsung mengambil ponsel miliknya dan mengangkat telephone tanpa membaca siapa yang sedang menelephone nya.

''Apaan lagi sih?! Lo--''Refleks suara bentakan Aris itu memelan seiring sayup sayup ia mendengar sebuah pembicaraan.

''Aaahh please says you love me,Drian! Please Says!!''

Kening Aris berkerut lalu menjauhkan ponselnya dari telinga nya lalu melihat siapa yang menelephone dirinya.

Adrin.

Nama itu tertengger dilayar ponsel nya. Aris terdiam mematung. Dadanya naik terun seiring detak jantung nya berdebar. Adrin ... apa iya?

No tetap berpikir positif,Aris! Stay positif!

Ia langsung mematikan telephone nya. Air matanya semakin berjatuhan kepipi nya. Dadanya begitu sesak. Ia ingin berteriak tapi ia tau itu akan menggangu orang tua nya yang sedang tidur. Ia hanya bisa membekap mulutnya mengeluarkan semua air matanya berharap rasa sakitnya akan hilang.

• • • • •

Aris memakai kacamata hitam yang membingkai matanya. ia tidak mungkin menemui seseorang dengan keadaan mata nya yang sembab, bisa kegeeran dia.

Aris berjalan angkuh memasuki sebuah cafe dibagian outdoor nya. Seorang cowok berjaket jeans biru itu menoleh dan tersenyum tipis kearah nya.

''Lo puasa kan?'' Tanya nya. Gue pun langsung mengangguk.

''Langsung to the point aja,Def''kata gue dengan dingin.

Defron nyegir,''Oke tapi sebelum nya kenapa lo pake kacamata? Sakit mata lo?''

''Gausah banyak bacot!''kata gue dengan sinis.

Defron tersenyum sambil mengangkat kedua tangan nya,''Iya ampun mamake''

Gue hanya diam menunggu apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

''I'm meet Kiana''katanya dengan singkat.

Refleks gue membelak kan mata tapi sedetik kemudian gue kembali dengan wajah dingin,''So? I should say wow?!''

''Wait, Gue gatau harus percaya sama lo atau Kiana. Dia baru aja keluar dari penjara dia cerita banyak ke gue, Saat itu dia bilang lo yang ngerencanain semuanya, termasuk kejadian kebakaran itu. Oke gue mau denger cerita versi lo Ris, gue pengen masalah ini selesai udah terlalu lama kita berada dalam masa lalu''kata Defron sambil menatap Aris dalam dalam.

Aris mendengus kasar,''Lo yakin mau denger cerita versi gue? Gue tau kalau gue ceritain lo akan percaya sama Kiana doang! Jadi cuman buang buang waktu gue doang! Karena lo udah terlalu dibutakan oleh cinta,Def!''

''Gue emang cinta sama Kiana tapi nggak selalu gue percaya sama dia bisa aja saat ini dia yang memang salah bukan lo kan?! Stop berpikir kayak gitu''kata Defron dengan kesal.

Defron tau ia sedang berhadapan dengan cewek keras kepala yang sok tau dirinya juga tau Aris tidak akan semudah itu akan langsung bercerita kepadanya.

''Karena apapun yang gue lakuin nggak akan pernah diliat baik sama orang orang, gue udah terlanjur dianggap nakal si pembuat ulah yang cuman bisa ngerusakin segalanya''kata Aris.

Defron mengerang kesal,''Stop nyalahin diri lo!''

''Oke! Yang perlu lo harus tau ... semuanya nyalahin gue mereka semua bilang gue dalang dari kejadian itu, gue tau dulu gue nakal jahat dan segala macem tapi manusia belum tentu akan selamanya seperti itu dan yang baik belum tentu akan selamanya baik''

• • • • •

Semoga feel nya dapet ya aamin.
Hmm.. maaf lagi lagi late update huh.
Btw chapter ini nggak ada Dean dkk ya ini khusus Aris yang sedang galau..
Kalau ada bahasa inggris nya yang typo mohon dimaafkan karena gue nggak baca ulang :')

Okay,See you next chapter!

The Way [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang