• Chapter 14 •

5.3K 251 0
                                    

Aris berjalan cepat sambil mengikat rambutnya dengan gaya cepol agak berantakan dirinya sudah tidak mempedulikan kalau saat ia mengucir rambutnya baju nya akan terangkat baginya urusan nya kali ini lebih penting dari pada soal bajunya. Suasana sekolah memang sudah sepi sedari tadi jadi ia bisa berlari tanpa harus melewati banyak orang terlebih dahulu.

Ketika ia sudah berada dimading sekolah ia menatap lama mengamati foto foto hasil camera polaroid yang tertempel dimading itu dengan teliti. Ia pun menatap tulisan kecil diujung foto itu 'untuk Aris yang malang'

Ponsel nya bergetar dibalik saku rok nya ia pun mengambil nya lalu membaca pesan masuk.

Look and enjoy,baby. Ini baru pemulaan :)
-unknown

Jari jari lentik nya mengambil sebuah foto yang berada diujung kanan nya.
Foto pasangan yang sedang duduk berdua dicafe dan saling bertatapan. Ia pun membalik foto itu dibagian belakang terdapat tulisan tangan seseorang.

Kencan pertama.

Begitulah tulisan nya. Ia tau itu foto Della dengan Adrin. Tapi kenapa orang itu harus memperlihatkan foto itu kepada dirinya? Jelas Aris akan cemburu melihat semua foto foto itu.

Jari jarinya kembali mengambil foto kedua. Foto pasangan yang sedang foto box dengan gaya yang unik. Wajah Adrin yang begitu menikmati foto box dengan Della membuatnya meremas ujung baju nya. Ia tidak suka melihat foto itu.

Dibelakang foto itu terdapat tulisan tangan yang masih sama.

Love this moment.

Dengan cepat ia mengambil semua foto foto itu dengan kasar. Ia tidak peduli kalau foto itu akan rusak jika ia menarik foto foto itu dengan kasar. Dirinya muak akan foto foto itu. Ia tau dia sengaja bikin Aris cemburu. Sialan.

• • • • •

Hari ini dikelas Adrin, Adrin dan sahabat sahabat nya sedang berkumpul disuatu meja dan pastinya Della tetap berada disamping Adrin cuman Niko yang tidak ikut ngumpul karena memang sedang bermasalah dengan Adrin.

''Udah kali mesra mesraan nya, gak ngertiin gue banget sih''kata Dean menggerutu.

Adrin tertawa,''Makanya tembak dong Danilla, Jangan cuman digangguin mulu''

''Sialan, gue gasuka Danilla!'' Protes Dean.

''Gasuka cuman cinta, ya gak De?''goda Rehan.

''Ish bacot ya'' Kata Dean dengan masam.

''Ariss!! Sini ngumpul,jangan didepan pintu--'' Ucapan Rehan terputus karena Aris langsung melangkah kan kaki mendekati meja tempat ia sekarang berkumpul.

Aris menghela nafas lalu melempar foto foto digenggaman tangan nya kearah meja. Mata hitam nya memancarkan kekecewaan.

''Della! Apa maksud lo ngasih foto ini semua ke gue? Lo mau nunjukin kalau Adrin punya lo seorang?! Lagian gue gak peduli Adrin milik siapa ambil sana bawa sampai mati sekalian! Bener kan dugaan gue kalau lo itu.. emang busuk!''Bentak Aris sambil menatap Della tajam.

Della menatap Aris bingung,''Aris? Gue bisa jujur sama lo, kalau itu semua bukan gue yang lakuin''

''Munafik tetep aja munafik! Bitch tetep aja Bitch! Jangan dikira gue bakal percaya sama omongan lo!! Dari dulu gue tau kalau lo emang busuk!''kata Aris sambil berteriak.

Adrin menatap Aris kaget ia langsung menarik Aris agak menjauh dari mereka semua. Aris masih menatap nya dengan kekecewaan bercampur kesal. Dadanya masih naik turun dengan cepat. Jelas ia masih kesal dengan ulah Della.

''Lo kenapa sih Ris? Gue gatau kalau lo jadi cewek yang suka ngomong sekasar itu,lo udah pernah janji sama gue kalau lo gak akan pernah ngomong sekasar tadi dan sekarang lo malah ngomong gitu ke Della. Lagian lo gabisa asal nuduh gitu aja ke Della!''kata Adrin.

''Udahlah Drin, gue gatau ya kita masih sahabatan apa nggak. Mungkin ini keliatan lebay atau apa tapi apa yang gue lakuin punya alasan tertentu Drin. Gue punya alasan kenapa harusnya gue seneng liat lo sama Della bahagia tapi gue nggak,Drin. Alasan kalau seharusnya gue bahagia liat foto foto itu tapi gue gabisa boong kalau gue gasuka liat foto itu!''kata Aris sambil menghapus air mata nya yang perlahan turun.

''Alasan nya apa,Ris?'' Tanya Adrin pelan.

Aris hanya tersenyum miris lalu meninggalkan Adrin yang masih mencoba mencari tau apa alasan yang dimaksud Aris.

• • • • •

Aris memeluk lutut nya dengan kencang. Air mata nya terus berjatuhan kepipi nya. Dirinya gatau kenapa dia bisa sebegitu emosional nya begitu melihat foto foto itu tapi ia gasuka oleh satu foto dari banyak nya foto yang berada digenggaman nya saat ini.

Foto yang begitu menyayat hatinya.

''Kamu kenapa?'' Tanya Dimas yang tiba tiba duduk disamping nya.

Aris menoleh pelan lalu menggeleng,''Cuman efek lagi pms aja,mungkin?''

Seolah mengerti Dimas menarik Aris pelan kedalam dekapan nya,''Kamu kalau pms lucu ya,marah marah gajelas nangis nangis gajelas tapi mau kayak gimana pun kamu, kamu masih selalu terlihat cantik bagi aku''

''Gombal deh mulai!'' Kata Aris sambil terkekeh pelan.

''Tuh muka kamu merah gitu, ingus nya kemana mana hih jorok''ledek Dimas sambil pura pura menjauh.

Dengan gemas Aris memukul pundak Dimas pelan,''Sialan kamu!''

Dimas mengeluarkan tisu disaku celana abu abu nya lalu membersihkan air mata Aris dengan tisu tersebut,''Aku udah siap siap naro tisu disaku, dan dugaan aku bener pasti kamu butuh ini kan''

Aris mengangguk. Dirinya pasrah saja air matanya dihapus perlahan lahan oleh Dimas.

Tiba tiba tisu itu berada dihidung nya,''Aku tau di hidung kamu banyak ingus nya,cepet keluarin. Aku nggak akan jijik kok toh kamu kan cewek aku masa aku jijik''katanya sambil senyum.

Aris pun mengeluarkan ingus nya lalu setelah dirasanya sudah ia pun mengangguk dan Dimas pun langsung meremas tisu itu membentuk bulat lalu melemparkan tisu itu ketong sampah. Dan masuk.

''Aku gatau kamu jadi baik banget'' kata Aris sambil menatap Dimas.

Dimas mengedikan bahu,''Aku kan emang selalu baik''

''Najis kamu Dim'' kata Aris sambil tertawa.

Dimas menangkup wajah Aris,''Kamu harus selalu senyum kayak gini. Jangan nangis nangis terus aku tau kamu kan cewek strong'' katanya sambil senyum.

''Namanya juga cewek kan nggak luput dari nangis''kata Aris sambil menghela nafas.

''Nangis boleh aja tapi kamu jangan lupa untuk tersenyum lagi''kata Dimas sambil mengacak rambut Aris pelan dan Aris hanya mengangguk sambil diam diam tersenyum.

Dimas cowok yang dikiranya playboy dan semua dianggap nggak serius kadang dia bisa jadi cowok yang paling ada disaat kita benar benar butuh seseorang yang membuat kita bisa tersenyum lagi.

Jauh dari jarak Aris dan Dimas ada seseorang yang menatap mereka sakit hati lalu ia pun berjalan pergi dengan pasrah.

• • • • •
Maaf kalau ada kesalahan dan segala macem :D
See you next chapter!

The Way [TAMAT]Where stories live. Discover now