BAB 27

121 34 0
                                    

WENDY POV

Wendy suka tempat terbuka yang luas-tetapi menaiki tebing setinggi enam puluh meter dengan tangga tanpa terali, ditambah seekor musang pemarah di atas bahunya? Tidak terlalu. Terutama ketika dia seharusnya bisa mengendarai Arion ke puncak dalam hitungan detik.

Taehyung berjalan di belakang Wendy agar dia bisa menangkap Wendy jika Wendy jatuh. Wendy menghargainya, tetapi hal itu tidak membuat turunan curam tersebut lebih menyenangkan. Dia melirik ke kanan, sebuah kesalahan. Kakinya nyaris tcrgelincir, semburan kerikil berjatuhan dari tepian tebing. Gale mencicit ketakutan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Taehyung.

"Ya." Jantung Wendy melompat-lompat di dalam tulang iganya, "tidak apa-apa."

Tidak ada ruang bagi Wendy untuk menoleh ke arah Taehyung. Wendy hanya harus yakin Taehyung tak akan membiarkannya jatuh menjemput maut. Karena Taehyung bisa terbang, dia adalah satu-satunya bantuan yang masuk akal. Meski demikian, Wendy berharap Yoongi-lah yang menemaninya, atau Jungkook, atau Irene, atau Hoseok. Atau, bahkan yah, baiklah, mungkin bukan Pak Pelatih Hedge. Namun, tetap saja Wendy tidak bisa membaca Taehyung Kim.

Sejak Wendy tiba di Perkemahan Jupiter, dia mendengar banyak cerita tentang Taehyung. Para penghuni perkemahan berbicara dengan takzim tentang putra Jupiter yang menanjak dari pangkat rendahan di Kohort V menjadi praetor, memimpin mereka menuju kemenangan dalam Pertempuran Gunung Tam, kemudian menghilang. Bahkan, saat ini, setelah segala peristiwa yang terjadi beberapa minggu terakhir, Taehyung lebih seperti legenda daripada manusia nyata. Wendy sangat kesulitan menyukainya, dengan mata biru dingin dan sikapnya yang hati-hati, seolah dia memperhitungkan setiap kata sebelum mengucapkannya. Selain itu, Wendy tidak bisa melupakan bagaimana Taehyung siap mencoret saudara Wendy, Jungkook, ketika mereka mengetahui Jungkook tertawan di Roma. Taehyung waktu itu berpikiran bahwa Jungkook adalah umpan untuk sebuah jebakan. Dia benar. Dan mungkin, setelah kini Jungkook aman, Wendy bisa memahami mengapa kehati-hatian Taehyung itu bagus. Tetap saja, dia tidak tahu harus berpikir apa tentang cowok itu. Bagaimana jika mereka menghadapi kesulitan di puncak tebing itu, dan Taehyung memutuskan bahwa menyelamatkan Wendy tidak sangat bermanfaat bagi misi mereka?

Wendy memandang ke atas. Dia tidak bisa melihat penyamun itu dari sini, tetapi Wendy merasa orang itu tengah menunggu. Wendy yakin dia bisa memunculkan cukup banyak permata dan emas untuk membuat penyamun paling tamak pun terkesan. Dia bertanya-tanya apakah harta karun yang dia panggil masih menimbulkan kesialan. Dia tidak pernah yakin apakah kutukan itu telah terpatahkan ketika dia mati untuk kali pertama. Saat ini sepertinya merupakan kesempatan yang baik untuk mengetahui hal itu. Siapa saja yang merampok para demigod tak berdosa bersama seekor kura-kura raksasa layak mendapatkan beberapa kutukan keji. Gale si musang melompat dari bahu Wendy dan berlari mendahului. Gale menengok ke belakang dan menyalak penuh semangat.

"Aku sudah bergerak secepat mungkin," gumam Wendy. Wendy tak bisa mengenyahkan perasaan bahwa musang itu sangat ingin melihat dia gagal.

"Soal, ehm, mengendalikan Kabut," kata Taehyung. "Apakah kau mengalami kemajuan?"

"Tidak." Wendy mengakui.

Dia tidak suka memikirkan kegagalan-kegagalannya- burung camar yang tak bisa diubahnya menjadi naga, pemukul bisbol Pak Pelatih Hedge yang menolak mati-matian untuk berubah menjadi hotdog. Wendy hanya tak bisa membuat dirinya percaya bahwa semua itu mungkin.

"Kau pasti bisa," kata Taehyung.

Nada suara Taehyung mengejutkan Wendy. Ini bukan komentar sambil lalu sekadar untuk bersikap sopan. Taehyung terdengar benar-benar yakin. Wendy terus menaiki tangga, tetapi dia membayangkan Taehyung memandanginya dengan mata biru yang tajam itu, rahangnya mengatup penuh percaya diri.

Adventures of the Demigods Season 2 #4 (Bangvelt)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang