Sudah tak terhitung berapa kali Namjoon menemui Jungkook untuk mengajak adiknya itu bicara berdua, namun alih-alih mendapatkan sambutan hangat dari adiknya yang Ia malah berkali-kali mendapatkan usiran dari pria bermarga Jeon itu.
Karena bingung akan melakukan cara apalagi untuk bicara dengan adiknya, ia berencana menemui Taehyung untuk meminta bantuan.
Saat ini pria berlesung pipi itu sudah berada didepan café milik Taehyung, namun ia masih ragu untuk masuk kedalam café.
Pada akhirnya Namjoon memutuskan tetap duduk dalam mobil sambil sesekali melihat keluar jendela.
Mengabaikan supir ayahnya yang sedari tadi bertanya tentang apa tujuannya berhenti didepan cafe yang sangat ramai disore hari begini.
Fikirannya sedang gamang, memikirkan apakah ia harus meminta izin pada Seokjin dulu atau tidak.
Bagaimana pun segala urusan yang pada akhirnya melibatkan Taehyung didalamnya adalah urusan Seokjin juga.
Cukup lama Namjoon terdiam sambil mengetuk-ngetukan jarinya sendiri. Memikirkan segala kemungkinan yang terjadi jika ia sampai tak memberitau sahabatnya tentang rencana nya meminta bantuan Taehyung.
Setelah beberapa saat hanyut dalam fikirannya ia memutuskan menelpon Seokjin lebih dulu, hanya tak ingin kepercayaan Seokjin padanya benar-benar hilang jika ia sampai tak jujur dan terbuka pada sahabat sekaligus atasannya dikantor itu.
Supir sang ayah yang mengerti jika Namjoon akan menelpon seseorang memutuskan keluar dari mobil dan memberi ruang bagi Namjoon untuk bicara.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Seokjin menerima panggilan telponnya.
"Ada apa Joon" Suara Seokjin menyapa indra pendengarannya. Namun tak hanya suara Seokjin.. Namjoon juga dapat mendengar musik yang mengalun dan beberapa suara lainnya melalui sambungan telpon keduanya.
Dan karena hal itu, Namjoon dapat menyimpulan jika Seokjin sedang berada ditempat yang cukup ramai.
"Seokjin hyung.. bisakah aku meminta bantuanmu dan Taehyung?" untuk beberapa saat tak ada jawaban dari orang disebrang sambungan telponnya itu.
Bahkan Namjoon sempat menatap layarnya sebentar hanya untuk memastikan jika telponnya masih tersambung.
Bolehkah Namjoon berkata jika ia berdebar hanya karena menelpon Seokjin terkait Taehyung?
"Ah jadi itu alasanmu berada didepan café Taehyung.. masuklah. Aku ada didalam"
Tanpa memberikan kesempatan bagi Namjoon untuk bertanya, Seokjin sudah mematikan sambungan telpon itu. Jadi tanpa perlu mengulur waktu dan ragu lagi, Namjoon memutuskan keluar dari mobil dan masuk kedalam café.
====
Baru saja melangkahkan kakinya kedalam café, seseorang yang sepertinya adalah pegawai café itu menghampiri Namjoon dan berkata "Tuan Namjoon benar?" Namjoon hanya mengangguk, agak canggung karena melihat senyuman dan tatapan aneh dari orang dihadapannya.
Bukannya terlalu percaya diri atau melebih-lebihkan namun tatapan orang didepannya benar-benar seperti tatapan memuja.
"Aku hanya mau menyampaikan pesan, Anda sudah ditunggu diruangan Tuan Taehyung. Mari saya antar" Namjoon mengangguk kemudian mengekor dibelakang orang yang kebetulan sedikit lebih pendek darinya itu.
Keduanya sudah sampai didepan pintu berwarna soft pink yang senada dengan warna dominan didalam cafè milik Taehyung.
Setelah mempersilahkan Namjoon masuk keruangan Taehyung, pria mungil itu pergi dari sana tanpa mengilangkan senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter In December [JinV]✔
FanfictionAku tau ini sulit, tapi jika aku yakin dia adalah jodohku kenapa aku harus menyerah hanya karena penolakannya -KTH Dia yang menunggu, aku yang selalu berlalu Hingga dia mulai ragu, dan aku terganggu -KSJ Note : (Completed) 1. Penulisan alur tidak me...