Minta Maaf

8 1 0
                                    

Beberapa hari berlalu, aku tak mendatangi kegiatan itu lagi. Rasanya kesal bahkan malu, diperlakukan seperti itu dan berakhir begitu.

"Ah, mati aku", aku bingung bertemu dengan kak Hei harus bagaimana setelah kejadian itu tapi aku juga harus bertemu dengannya, tentu saja untuk mengembalikan jaketnya.

"Clara", panggil seseorang kepadaku saat aku berjalan menuju perpustakaan.

Aku menghentikan langkahku. Sepertinya tanpa dicari pun kak Hei memang ingin bertemu denganku.

"Maaf buat yang kemarin, lo mau ikut gue sebentar?", aku mengangguk mengiyakan, kak Hei membawaku keruangan musik tempat kejadian itu dulu. Disana berdiri seorang lelaki yang menyiramku. Yap ia kak Dedi.

"Maaf Clara, aku minta maaf", ucap kak Dedi menundukkan kepalanya.

"Iya kak, gak apa udah lama juga", lama terdiam kemudian kak Heidar membuka suara.

"Dek, lo mau kan tetep jadi vokal buat acara perpisahan nanti?", ucapnya nampak berhati-hati. Aku mengehela nafas mengiyakan ucapan kak Hei, setidaknya ini balasanku untuk jaketnya.

*****

Hari berikutnya kami mulai latihan bersama. Saat istirahat latihan aku hendak ingin mengambil minum di meja samping kak Hei duduk. Namun, sepertinya aku menyandung kakiku sendiri dan berakhir jatuh di pangkuan kak Heidar. Kak Heidar langsung mendorongku dan terima kasih, berkatnya pinggangku sakit karena bertabrakan dengan lantai.

"Aduh sakit",

"Aah, maaf lo sih tiba-tiba gitu. Sini-sini, gue bantuin ke UKS", kak Hei membantuku berdiri, memopangku menuju UKS. Meninggalkan kak Dedi dengan ekspresi tak peduli. Aku berbaring, memegang pinggangku yang sakit.

"Mana sini", sepertinya kak Hei lupa. Aku cewek kak cewek!

"Jangan!", teriakku menahan tangannya. Bukannya merasa bersalah ia malah berpikir bahwa aku sedang modus memegang tangannya.

"Modus lo ya?", ucapnya melirik tangannya yang kugenggam.

"Najis!", kuhempas tangannya dan menutup mukaku dengan selimut.

"Pergi sana!", usirku. Lagi-lagi ia membuatku kesal.

"Iya iya gue pergi", kak Heidar pun pergi dan aku? Aku tertidur di ruangan UKS itu.

Saat kubuka mataku kulihat jam sudah menunjukan jam 4 sore yang menandakan sudah setengah jam aku tidur di ruangan UKS ini, maka kuputuskan untuk beranjak pergi dari ruangan ini namun gerakku terhenti karena sebuah kertas dengan tulisan jelek tergeletak di atas meja samping kasur tempat aku tidur.

"Jangan mati karena jatuh, please! Pesan ini dikirim langsung dari kakak ganteng. Udah gak usah senyum gue tau gue ganteng" ,

Didekatnya terdapat sebuah coklat. Dasar kakak kelas aneh. Bagaimana bisa aku mati jika hanya jatuh dari ketinggian 30cm seperti itu.

"Dasar konyol", ucapku seraya menggeleng kepala.

*****

Latihan vokal ini benar-benar membuatku jadi semakin dekat dengan kak Heidar dan kak Dedi. Karena begitu dekatnya banyak teman beranggapan aku sedang menjalin kisah asmara dengan kak Heidar. Tunggu, kenapa cuman kak Hei?

Itu terjadi karena setiap akan latihan vokal kak Hei selalu menjemputku dikelas. Padahal aku sudah katakan tak usah, tapi masih saja dan lihatkan semua jadi salah paham.

"Yaudah biarin aja, seneng gue malah", itulah tanggapan kak Hei.

"Ha?", setelah mengatakan perkataan ambigu itu ia langsung pergi begitu saja

FLY and FALL "Thanks"Where stories live. Discover now