Eight

7.2K 840 122
                                    

"Lisaa bangun Lisaa!!" ujar Rosé sambil menggoyangkan bahu Lisa.

"Apasih, jam berapa emang sekarang? Gue kuliah siang kok," jawab Lisa sambil menutup mukanya dengan bantal.

"Bukan itu ih Lisa dan sekarang juga masih jam 2 pagi," ucap Rosé.

"Ya terus apaa, tujuan lo bangunin gue!?" tanya Lisa sambil menyingkirkan bantal yang sebelumnya menutup mukanya, lantas menatap kesal Rosé.

"Gue laper. Temenin makan hehehe," ucap Rosé sambil cengengesan.

"Aishh udah gue tebak. Minta yang lain aja sana," ucap Lisa sambil menarik selimutnya hingga menutupi mukanya.

"Gak mau. Maunya sama Lisa," ucap Rosé sambil menarik selimut Lisa. "Ayo temenin."

"Gue ngantuk banget Rosé cantik."

"Tapi gue laper. Gak bisa tidur."

"Yaudah sana minum air putih aja. Biar cepet kenyang," ucap Lisa tanpa membuka matanya sama sekali.

"Ih gak bakal kenyang Lisa itu mah. Yang ada kembung," ucap Rosé.

"Yaudah derita lo itu mah. Gue mau tidur titik. Jangan ganggu," ucap Lisa.

"Ah gak asik banget sih," ucap Rosé lalu keluar dari kamar Lisa.

"Coba ada Kak Wen. Pasti gue bisa minta tolong temenin Kak Wen," gerutu Rosé sambil turun tangga menuju dapur.

"Mari kita lihat apa yang bisa dimakan di sini," ucap Rosé menaiki bangku lalu membuka rak dapur.

"Astaga ada tikus besar!!" seru seorang rada kencang di belakang Rosé.

Rosé menoleh ke belakang dan melihat Kakaknya yang bernama Joy sedang mengisi air di gelas sambil menatapnya.

"Gila ya Kak ngomong kenceng banget udah malam. Untung gak ada yang kebangun."

"Kamu lebih gila. Ngapain coba naik kursi kaya gitu sambil buka rak. Mana waktunya dini hari gini lagi. Persis banget kayak tikus."

"Aku cakep gini disamain sama tikus. Aku kayak gini lagi cari makanan tau Kak, laper!"

"Seriously? Jam segini? Yang bener aja!"

"Ya iya lah beneran. Masa boongan. Kalau boongan ngapain aku naik kursi kayak gini."

Joy meminum air di gelasnya lalu duduk di bangku bar dapur sambil memperhatikan Rosé. "Kamu cari makanan apa sih Sé?"

"Gatau lagi mikir ini."

"Terus kenapa harus naik kursi sih? Kamu kan tinggi. Tanpa harus naik kursi juga udah sampai kok."

"Ya kan biar lebih jelas lagi ngeliat isi ini rak."

"Serahlah serah. Terus sekarang mau bikin apa ?"

"Mie aja deh, tapi yang di cup. Males  kalo yang lain itu rebusnya kelamaan. Kakak mau gak?"

"Nggak ah. Kamu aja."

"Yaudah," ucap Rosé sambil menutup rak dapur lalu turun dari kursi yang ia naiki.

"Udah lama di dapur Rosé? Sendiri aja?"

"Kakak liat sendiri aja. Aku sendiri apa ada orang lagi di sekitar aku dan aku juga baru di dapur, paling beda 5 menit doang sama Kakak." Rosé  menuang bumbu mie.

"Kali sama Lisa."

"Gak mau dia. Tadi udah aku bangunin," ucap Rosé sambil memencet tombol air panas di dispenser ke dalam cup mienya.

"Kenapa gak bangunin aku atau yang lain?"

"Karena seperti biasa atau bisa aku tebak. Kalian bakal nolak dengan alasan ngantuk lah atau nanti pagi aja lah dan berbagai macam alasan lainnya," jawab Rosé lalu duduk di samping Joy sambil menutup mie cupnya agar matang terlebih dahulu.

Indestructible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang