Prolog

7.8K 582 10
                                    

Dengung suara orang-orang yang berbicara bercampur baur dengan suara musik. Master of ceremony yang memandu acara itu memberi aba-aba dan sebaris anak-anak perempuan berusia delapan sampai sepuluh tahun dalam balutan gaun manis nan lucu berbaris keluar satu persatu.

"Kamu takut, Illa?" tanya Caramel yang berdiri di sampingku tersenyum menenangkan. Wajah kanak-kanaknya dipulas tidak terlalu menor sehingga terkesan cantik yang natural.

Aku melihat kilatan blitz kamera di depan sana. Menolak untuk mengakui takut pada Caramel, kugelengkan kepala. Padahal rasanya kakiku gemetar dan keringat dingin mulai mengalir di sepanjang punggung yang tertutup gaun berbahan broadcloth dengan bordiran mawar pink di sepanjang tepi lengan dan bagian bawahnya.

"Setelah ini kita makan cheesecake." Ucapan Caramel membuatku membayangkan lembutnya kue dengan rasa cheesy dan milky yang lumer di lidah. Sesaat bayangan itu membuatku lupa sedang berada di mana.

Tangan mungil Caramel menggenggamku lalu kami berjalan ke arah catwalk ketika aba-aba MC terdengar. Begitu keluar dari lorong sempit dan melihat orang-orang yang berkerumun di depan sana, semua rasa takutku datang lagi.

Kali ini kilat blitz berkali-kali menyambarku. Lampu yang terlampau terang membuatku tidak bisa melihat dengan jelas wajah-wajah di depan sana. Susah payah kucari wajah Mande tapi tidak juga terlihat.

Di sampingku yang berjalan tergagap, Caramel tersenyum luwes, melambaikan satu tangannya dan berjalan dengan percaya diri. Aku bahkan lupa bagaimana caranya tersenyum dan hanya ingin semua ini segera berakhir.

"Senyum, Illa," desis Caramel.

Aku mencoba tersenyum dengan kaku. Kami sudah tiba di ujung panggung dan harus memutar badan. Ketika itulah, kakiku tersandung karpet yang sedikit terlipat. Rasanya dunia jungkir balik seketika. Warna merah karpet bercampur baur dengan cahaya lampu saat aku terjerembab dengan sempurna.

Hening. Kemudian terdengar suara tawa tertahan dan bisik-bisik saat Caramel membantuku berdiri dengan wajah merah padam. Aku berlari turun dari panggung, tidak menghiraukan semua orang. Bahkan nyeri di lutut juga tidak terasa. Aku hanya ingin mencari Mande. Air mata bercucuran saat kulihat ibu yang kusayangi itu merentangkan tangannya dan memelukku.

🍰

Hai hai ...
Ayas datang lagi nih.
Kali ini cerita tentang anak kembar dan diikutsertakan dalam Challenge GrassMedia.

Doakan saja lolos yaaa ceritanya. Dua hari ke depan, Ayas akan publish 3 bab. So, stay tune.

With cheezy love,
Ayas

A Cheezy Love (Completed)Where stories live. Discover now