21. Italian Ricotta Cheesecake

2.1K 349 5
                                    

(Selalu ada kenangan di dalam kudapan lezat)

Aku duduk di sofa ruang keluarga rumah Soka dengan pikiran campur aduk. Setelah ucapan Maple tadi, pikiranku jadi berantakan. Padahal di hadapanku ada Italian Ricotta Cheesecake yang baru saja matang. Kami membuatnya bersama-sama dan selama itu pula gara-gara otakku sedang tidak pada tempatnya, nyaris saja kue ini jadi bubur.

 Kami membuatnya bersama-sama dan selama itu pula gara-gara otakku sedang tidak pada tempatnya, nyaris saja kue ini jadi bubur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Italian Ricotta Cheesecake memang cenderung lebih kering dibanding jenis cheesecake lainnya. Kami menggunakan keju ricotta untuk salah satu bahannya. Seharusnya aku membuat alas kue dengan mengocok semua bahan selama 35 detik. Gara-gara melamun, aku mengocoknya lebih dari tiga menit. Untung saja Soka cepat tanggap dan berhasil menyelamatkan adonan. Mengganti adonan lebh tepatnya.

"Enak kan, Kak?" tanya Maple dengan mata berbinar-binar.

Aku mengerjapkan mata dan melihat piring lalu kaget sendiri karena ini adalah potongan ketiga yang kumakan. Sambil tertawa malu, aku hanya bisa mengangguk. Soka mengulurkan secangkir espresso yang sangat harum.

"Orang Italia memakan cheesecake sebagai hidangan penutup dan ditemani oleh espresso," katanya saat melihat pandangan bertanyaku.

"Ini biji kopi dari Gayo. Enak?" tanyanya lagi.

"Kamu tahu aku suka ini?" Kuhirup aroma kopi kesukaanku dalam-dalam.

"Aku lihat di meja kerja kamu ada kantong biji kopi Gayo. Menurutku itu tandanya kamu suka kopi ini." Aku tertawa mendengar ucapan Soka.

Maple tiba-tiba berdiri lalu lari menuju kamarnya. Dia berteriak kalau lupa sedang mengirimkan pekerjaan yang tenggat waktunya hanya sampai sore ini. Kemudian suasana menjadji agak canggung saat aku hanya berdua dengan Soka.

Kami memang sering mengobrol namun bukan berarti hanya berdua. Biasanya selalu ada orang lain di sekitar kami. Aku memutar-mutar sendok di atas piring kosong dengan mata mengarah pada televisi.

"Jadi, kenapa kamu suka cheesecake?" Pertanyaan Soka membuatku tertegun. Ingatan pada masa kecil terbuka begitu saja.

Dulu sekali, aku pernah jatuh sakit cukup lama. Demam berkepanjangan tanpa diketahui secara pasti penyebabnya. Caramel sering menangis saat menemaniku yang mengigau di malam hari. Kemudian kakakku itu berjanji akan membawa kue yang lezat setelah aku sembuh. Ajaibnya, keesokan harinya demamku turun dan dua hari kemudian aku sudah sehat seperti semula.

Caramel meminta Mande untuk membelikan Strawberry Cheesecake. Itu adalah kali pertama aku jatuh cinta pada cheesecake. Semua orang yang ada di sekitarku tahu tentang hal itu. Bahkan mereka sering membujukku melakukan apa yang tidak kusuka dengan satu dua slice cheesecake.

Soka tertawa mendengar ceritaku. "Umur berapa waktu itu?"

"Empat tahun. Lucunya, dari semua peristiwa kanak-kanak yang memudar dari ingatan, hanya kisah tentang kenapa suka cheesecake itu yang melekat." Aku ikut tertawa pelan sambil menggeleng.

A Cheezy Love (Completed)Where stories live. Discover now