Chapter 3

209 16 2
                                    

Chapter 3

*

Halo semuanya...

maaf, telat banget uploadnya karena aku lagi terkendala masalah personal huhu jadi gak bisa upload kemarin-kemarin itu.. mianhe ya kawan-kawanku.

tapi setelah ini aku janji bakal lebih sering update ceritanya kok hehe. Ohya maafkan kalau banyak typo2 bertebaran ya kwkwk,

HAPPY READING!!! ^^

*

*

*

Brian berjalan dengan wajah yang babak belur akibat perkelahian dengan tiga pria yang bahkan tak ia kenal sama sekali. Ia memegang sudut bibirnya yang memar dan mengeluarkan darah sambil terus berjalan di jalanan kota Seoul yang sepi. "Aishh ... kenapa aku harus capek-capek membuat wajahku terluka begini hanya karena ingin membantu bocah sialan itu?" gerutunya sambil menendang-nendang udara di hadapannya.

Saat berjalan melewati minimarket yang buka 24 jam, tatapan mata Brian bertemu dengan mata pria yang ia tolong tadi. Yaa ... tak lain dan tak bukan itu adalah Dowoon yang sedang duduk dengan santai di meja depan minimarket sambil meminum sebotol susu rasa pisang kesukaannya. Seperti biasa, ekspresi Dowoon tetaplah datar bahkan tak terlihat rasa bersalah di wajahnya karena menyebabkan Brian harus babak belur seperti itu.

Brian mendekati Dowoon dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Dowoon. "Yakk... kau tidak lihat wajahku jadi begini karena ulahmu? Kenapa seenaknya meninggalkanku begitu saja?" ujar Brian pada Dowoon yang masih meminum susu di hadapannya.


Dowoon mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya dan Brian memperhatikan gerakan Dowoon. Sebutir telur rebus dan sekotak salep untuk luka. Brian menatap Dowoon dengan tatapan bingung, ia tak mengerti sama sekali dengan orang ini kenapa ia malah memberikan barang-barang itu pada Brian. "Gunakan telur untuk wajahmu yang memar dan salep ini untuk sudut bibirmu yang terluka" ujar Dowoon sambil menaruh susunya yang tersisa setengah botol di atas meja.


Brian menatap Dowoon, lalu mengambil telur yang ada di hadapannya dan menggosok-gosok telur itu ke pipinya yang memar. "Aish..." ringis Brian saat ia merasakan pipinya sakit. Dowoon yang melihat tingkah Brian tersenyum sambil meminum lagi susu pisangnya.

 Dowoon yang melihat tingkah Brian tersenyum sambil meminum lagi susu pisangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brian yang melihat Dowoon tersenyum terdiam sejenak. Ia merasa seolah jantung dan waktunya berhenti saat melihat Dowoon tersenyum. Ini pertama kalinya ia melihat bocah itu tersenyum seperti itu. Senyuman tulus tanpa beban. "Kau kenapa?" tanya Dowoon yang membuyarkan lamunan Brian.

"Ah.. aniiyaa" ujar Brian yang merasa agak canggung.

Dowoon berdiri dari tempat duduknya. "Kalau begitu aku pulang dulu. Gunakanlah salep itu dengan baik. Sampai jumpa..." ujar Dowoon yang mulai melangkah pergi. Brian masih terdiam di tempat duduknya. "Ah iyaa..." ujar Dowoon menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap Brian. "Terimakasih sudah menolongku hari ini.." ujar Dowoon lalu kembali tersenyum dan berjalan pergi meninggalkan Brian yang kini bengong menatap punggung Dowoon dengan wajah bodoh (Hahaha ...)

I Loved YouWhere stories live. Discover now