3. Rumah Sakit

149 14 0
                                    

Hari mulai sore,Zefa berjalan tergesa-gesa menuju gerbang sekolah.

Fikirannya saat ini hanya tertuju kepada bundanya---yang dikabarkan tengah berada di rumah sakit.Hatinya seketika sesak ketika mengetahui kabar tersebut bahwa bunda nya tertabrak mobil yang kebetulan sedang melaju kencang.

Kenapa harus bunda nya? Kenapa tidak ia saja?---Zefa bahkan lebih rela jika ia yang tertabrak mobil itu dari pada harus bundanya.

Tapi tunggu!---Bagaimana ia bisa datang ke rumah sakit dan menengok bundanya? Sedangkan ia saja tak tahu harus ke rumah sakit menaiki apa.Jalan kaki?sepertinya tidak.

Berkali-kali gadis itu mencoba menelfon abangnya.Tapi tetap tak kunjung diangkat.

"Woy Zefa!"

Ah,ternyata itu hanyalah Iqbal---teman barunya,ia kira abangnya.

Haruskah ia meminta tolong Iqbal untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat dimana bundanya dirawat?---Mungkin iya,karena ia tak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi.

"Bal,help me please!"Iqbal yang tidak terlalu mendengar suara Zefa karena dari kejauhan,akhirnya ia memutuskan untuk menjalankan motor Vespa berwarna hitam nya ke arah Zefa yang sedang melambai-lambaikan tangan ke arahnya---tunggu,dengan mimik wajah panik.

"Kenapa sih? Kayaknya lagi panik banget."ujar Iqbal yang masih setia duduk di Vespanya.

Tanpa aba-aba Zefa menaiki Vespa berwarna hitam milik si empunya.Sedangkan Iqbal justru kebingung dengan tingkah Zefa yang-----aneh,tidak seceria seperti biasanya.

"Tunggu,sebenarnya lo kenapa sih Zef? Cerita dong sama gue?! Jangan panik kayak gini! Gue kan jadi bingung!" perintah Iqbal yang enggan untuk menyetir motornya terlebih dahulu,padahal Zefa sudah menyuruhnya untuk menyetir motornya dengan cepat.

"Aduuuhh...udah deh Bal!! Bingung nya entar aja!!, sekarang anterin gue ke RSUD aja dulu!!!"Zefa menempuk-nepuk bahu Iqbal dari belakang,mengisyaratkan agar dia cepat menyetir motornya.Tapi Iqbal masih diam di tempat---apalagi? Sudah pasti dia masih kebingungan.

"Bal....please kali ini aja!"

"Oke fine! Gue anterin lo ke RSUD sekarang!"pasrah Iqbal.Mau tak mau,dia harus tetap mengantar Zefa ke rumah sakit.Mungkin ini emergancy.

Lagi pula memangnya ada kepentingan apa Zefa menyeruhnya untuk mengantarkannya ke rumah sakit? Entahlah,Iqbal hanya bisa berpossitiv thingking saja.

***

Zefa berlarian mencari ruangan keberadaan bundanya itu,tentu saja yang diikuti oleh Iqbal.

Iqbal sendiri-pun juga bingung,sebenarnya ada apa yang terjadi dengan keluarga Zefa? Pasalnya Zefa tidak memberitahunya apa-apa sejak tadi.Jadi jangan salahkan dia jika dia terlihat seperti orang tak jelas saat ini.

Zefa berhenti persis di depan pintu ruangan yang sudah diintruksikan oleh abangnya---Leo.Ya,saat di perjalanannya menuju ke rumah sakit bersama Iqbal----abangnya tiba-tiba saja menelfonnya,dan memberitahukan keberadaan tentang bundanya itu.Padahal ia sendiri juga sudah tahu oleh seseorang yang tidak dikenalnya,dan tiba-tiba saja menelfonnya dengan menggunakan nomor bundanya itu.

Perlahan Zefa membuka pintu nya,lalu melangkahkan kakinya ke ranjang bundanya---yang dimana disana sudah terdapat ayah nya dan abangnya.

Gadis itu membuang nafasnya pelan,ketika mengetahui kalau kondisi bundanya yang sudah membaik.Syukurlah bunda nya tidak apa-apa.

Zefa memeluk tubuh bundanya sambil terisak pelan,yang tentu saja dibalas pelukannya oleh Fira---bundanya,sedangkan Iqbal yang sudah terlanjur melangkahkan kakinya satu langkah ke ruangan tersebut,sukses dibuat terpukul saat melihat Zefa sedang memeluk erat seorang wanita paruh baya---yang dia duga adalah bundanya.Kalau benar itu bundanya...lantas ada apa yang terjadi dengan bundanya Zefa? Sampai-sampai Zefa menangis tersedu-sedu seperti yang dia lihat sekarang ini.Percayalah,Iqbal sangat lemah ketika melihat pemandangan seperti ini.

"Eh? Itu siapa Zefa?" ujar Fira sambil menunjuk ke arah Iqbal yang masig terdiam di depan pintu.

"O-oh...dia temen baru aku bun di SMA ini,namanya Iqbal.Tadi aku yang minta anterin dia buat jenguk bunda."

Tiba-tiba saja Leo lantas bertepuk tangan,tak lupa dengan menyungingkan senyumannya.Entah karena apa tujuan abangnya seperti itu---tapi yang jelas,pasti abangnya ingin mencoba akan meledeknya lagi.

"Ahsiaaaapp!! Yang baru masuk udah dapet temen!....Udah gitu cowok lagi ya!!...." sindir Leo,lalu semakin bertepuk tangan riya.Tentu saja yabg langsung mendapat lemparan tas dari Zefa.

"Bun,emang nya siapa yang nganterin bunda ke rumah sakit? Kok tadi aku dapet telfon dari nomor hp bunda,tapi pas aku angkat yang ngomong orang lain.Dan aku dapet kabar kalo bunda ada di rumah sakit dari dia."ucap Zefa sambil perlahan melepas pelukannya kepada bunda tercintanya.

"Oh itu,orangnya baru aja pulang tadi.Dia cowok seumuran kamu lah pokoknya.Namanya kalo gak salah dari " z" juga,tapi siapa ya...coba bunda inget-inget dulu."seru Fira sambil mencoba mengingat-ingat nama anak yang membantunya.Sedangkan Zefa berhasil dibuat penasaran oleh Fira.






"Oh iya bunda inget namanya!"










"Zlatan!! Itu dia!!"

WHAT THE----?!

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Where stories live. Discover now