16. Bertemu

78 8 0
                                    

Istirahat tiba,tapi sayang Zefa malah disuruh pergi ke tukang fotocopy dekat sekolahnya oleh Bu Vera,katanya sih memfotocopy soal-soal ulangan untuk kelas 12.Untung saja Zefa baru masuk ke kelas 10,jadi masih jauh dari kata "ulangan".

...

Setelah selesai memfotocopy kertas ulangan untuk kelas 12,Zefa langsung bergegas kembali ke sekolahnya dengan berlari karena awan yang makin lama makin gelap.Tapi nasib berkata lain,perlahan air mulai turun dari angkasa mengenai tubuhnya.Untung saja kertas-kertas Yang habis ia fotocopy tidak terkena tampias karena sudah dibalut dengan plastik transparan yang mencegah air masuk ke dalamnya.

Karena tidak mau kehujunan,Zefa terpaksa menunggu hujan reda di bawah pohon yang cukup besar sanggup untuk melindungi tubuhnya agar tidak terkena hujan yang makin lama tambah deras.

Dibawah pohon Zefa sendirian,hanya Zefalah yang berteduh.Sepi,gelap,dingin,tapi damai itulah yang ia rasakan saat ini.Persis seperti hidupnya,banyak orang yang datang dan pergi di hidupnya tapi entah kenapa perasaan Zefa masih sama,sangat sepi dan menyendiri,di dalam hidupnya juga sangat gelap,seperti hanya ia lah yang duduk di dunia yang hanya berlatarkan warna hitam,tapi disana ia merasa damai.Memang benar,menurutnya menyendiri dalam sepi itu sangat damai,tidak ada orang yang perlu ia ajak berbicara,tapi disisi lain ingin sekali rasanya mempunyai pendamping hidup yang selalu ada untuknya,yang selalu mendengar keluh kesah nya,tapi nyatanya sama saja,ia tidak akan pernah bisa mendapatkan itu semua.

Orang yang datang di kehidupannya pasti selalu ada maunya.Hanya Nala,Sesil,dan Vela lah yang dekat dengannya,tapi di balik itu semua Zefa tidak tahu apa motif mereka berteman dengan Zefa? Apa mereka benar-benar tulus berteman dengannya? Entahlah.Dan entah kenapa kata-kata Nala mulai teriputar di fikirannya "orang yang berada di sekeliling lo belom tentu baik." Ya,memang sih memang benar.Tapi mencueki dengan semua orang itu bukan tipe Zefa.

Tiba-tiba seseorang lelaki yang tidak asing bagi Zefa menghampirinya dan duduk di sampingnya.Sekarang Zefa baru ingat,kalau cowok itu Daniel,cowok yang akhir-akhir ini sangat famous di SMAnya bahkan ada siswa dari sekolah lain yang mengenalnya.Bagaimana tidak? Cowok ini dengan tidak takutnya berani menonjok Putra,selaku basis di sekolahnya.

Tampan? Iya,friendly? Sangat,olahraga? Pro,jago bela diri? Banget,pinter? Jangan ditanya.Gak ada yang lelaki satu ini gak bisa.

Balik ke topik,kenapa lelaki ini justru menghampirinya bahkan duduk berseblahan olehnya dengan jarak dekat? Karena Zefa tipe cewek yang tidak bisa berdiak diri saat ada orang yang ia kenal berada di dekatnya,Zefa berdeham pelan,lalu kepalanya menengok ke arah Daniel.Terekam sangat jelas wajah tampan Daniel di mata Zefa yang sedang fokus melihat ke rintikan hujan dijalanan.

"Eh Daniel!!....btw lo beneran Daniel kan? Gue gak salah kan?"ujar Zefa beralih dengan secepat kilat memasang wajah ceria andalannya seperti semula,tidak ada lagi wajah kesepian disana.Inilah yang sangat unik dari gadis itu,ia sangat pandai mengganti ekspresi wajahnya dengan secepat kilat,sampai-sampai orang yang berada di sekelilingnya pun bisa-bisa tidak mengetahuinya.Ya,Zefa tidak seperti orang lain,walau begitu Zefa tidak ingin terlihat sangat sedih lebih dari yang lainnya di depan orang-orang,karena menurutnya itu sangat menjijikan dan terlalu drama queen.Karena ia selalu yakin di luar sana masih banyak orang yang lebih menyedihkan darinya.

Tanpa sadar Daniel menengok juga ke arahnya,lalu ia menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Zefa.Sedangkan Zefa tidak bisa berkutik,tubuhnya mematung,pipinya memerah semerah tomat,matanya enggan menatap wajah Daniel melainkan beralih menatap jalanan yang sudah mulai dipenuhi dengan genangan air akibat hujan deras.

"Kenapa lo sendiri? Abis dari mana lo sampe-sampe bisa sendirian disini?"tanya Daniel,tetapi dia mengubah posisi pandangannya sama seperti Zefa,menghadap ke jalanan,di tambah Daniel memilih untuk menggeser lagi posisi duduknya agar tidak terlalu menempel dengan tubuh Zefa,karena dia tahu Zefa yang sudah mulai malu akibat perlakuan aneh darinya.

Terdengar Zefa berdehem pelan mencoba merangkai kata-kata,dan menyiapkan mental lebih untuk perlakuan Daniel nanti kedepannya.

"Nih,gue disuruh fotocopy sama Bu Vera,makanya gue kehujanan.Tau tuh Bu Vera kurang kerjaan,malah nyuruh gue."jawab Zefa sambil menyodorkan plastik transparan yang berisi kertas-kertas disana kepada Daniel.Sedangkan Daniel mengangguk mengerti.

"Jadi ceritanya lo gak ikhlas gitu?" kata Daniel sambil terkekeh pelan,tatapannya kini fokus dengan wajah Zefa yang terkekeh juga karenanya.

"Ikhlas sih,masa gak ikhlas."Zefa tertawa pelan,ini murni tawaan,tidak dibuat-buat olehnya.

"Tapi kenapa lo sendiri? Untung ada gue yang gak sengaja lewat,terus gue ikut neduh juga disini,sama lo."bohong,perkataan Daniel ada bohongnya.Kalau soal tak sengaja lewat memang benar,tapi kalau soal neduh-sebenarnya dia bisa saja lari ke sekolah dan tidak memperdulikan kalau nanti seragamnya akan basah kuyup,tapi saat dia melihat Zefa sendirian,entah apa yang merasukinya,Daniel justru pergi menghampirinya.

"Hahaha...gue udah terbiasa sendiri.." ucap Zefa sambil tertawa renyah,lalu kemudian ia mulai menutup mulutnya rapat-rapat ketika tau,kalau ia salah berbicara.Terlebih kepada seseorang yang belum terlalu ia kenal.

Sesaat Daniel menatap wajah gadis itu dengan sangat teduh,bahkan sampai kembuat Zefa sedikit salah tingkah.
















"Sebenarnya lo tuh orangnya kayak apa sih? Gue tau kok,dari mimik muka lo yang suka berubah-berubah,dari cara bicara lo,ketawa lo,itu semua cuman topeng lo.Dan gue juga tau,lo itu sebenarnya anak yang suka menyendiri,kesepian,broken home,walau lo selalu tutupin sama topeng lo,tapi gue tetep tau---"

"Zefanya Rahel Rahmania,fix,lo itu cewek misterius,aneh,dan unik,gue makin penasaran sama lo.Dan sekarang lo gak usah sungkan cerita tentang keluh kesah hidup lo ke gue,karena mulai sekarang lo jadi sahabat gue,dan gue janji selalu ada untuk lo kapan pun,dimana pun lo ada.Karena gue tau,itukan yang lo butuhkan?-"

"-I'm always there for you, and you are also always there for me,Zefa."

Mulai hari ini,detik ini,waktu ini,Zefa tersenyum tulus,bukan topeng,melainkan benar-benar tulus.Dibawah pohon besar yang rindang ini,bersama lelaki ini menjadi saksi bisu Zefa yang merasa menjadi orang paling beruntung.Bukan bangga mempunyai sahabat cowok selain Nala,tapi kali ini,lelaki di sampingnya ini benar-benar membuatnya tersentuh,dan do'a nya selama ini terkabul.Walau pun hanya sebatas sahabat,Zefa sangat beruntung,beruntung bisa bertemu orang sebaik Daniel.

"Yes always."

My Boyfriend Is... || COMPLETE✔Where stories live. Discover now