Part 3 - Care

471 40 6
                                    

"Dengar semuanya!" teriak namja tampan bermata musang di depan kelas membuat kelas yang tadinya ribut menjadi diam. Saat ini kelas XI-1 tengah kosong karena guru yang harus mengajar sedang sakit.

"Wae, Yunho-ya?" tanya Chanhee tanpa melepas pitingannya di leher Byunghun. Membuat namja Amerika itu terengah-engah kehabisan nafas.

"Lepas pitinganmu pada L-joe –Byunghun-, Chanhee-ya. Kau bisa membunuhnya." Ujar Yunho membuat Chanhee sontak melepas pitingannya.

"Go..hahh.. mawo.. hah.. hahh, Yunho-ya." L-joe berucap masih dengan nafas yang terputus-putus, "Aku akan membalasmu, Chanhee-ya!"

"Tahan dulu, L-joe-ya! Aku akan mengumumkan sesuatu dulu." Yunho si Ketua kelas berdehem sebelum melanjutkan, "Sebentar lagi akan ada festival tahunan di sekolah kita. Masing-masing kelas seperti tahun-tahun sebelumnya diminta untuk membuka stand. Yang ingin kubahas kali ini adalah stand apa yang akan kelas kita buat. Kita sudah pernah membuat stand barang-barang hand made. Dan itu sangat menguntungkan karena banyak siswa dari kelas atau sekolah lain yang menyukai siswa di kelas kita. Terutama aku." Ujar Yunho panjang lebar dengan sedikit bumbu narsis diakhir kalimatnya. Sekedar informasi, kelas XI-1 berisi siswa-siswa khusus -baik yang berasal dari keluarga kaya maupun siswa berprestasi- jadi tidak ada pergantian siswa. Dengan kata lain, selama tiga tahun penghuni kelasnya tetap kecuali ada siswa baru yang memenuhi syarat untuk masuk kelas itu. Wonwoo sendiri merupakan siswa pindahan yang beruntung bisa masuk kelas itu karena prestasinya. Meskipun prestasi akademiknya masih dibawah Mingyu.

"Menjijikkan!" ledek seorang namja cantik yang duduk di depan Soonyoung dan Jihoon.

Yunho tersenyum menggoda kearah namja cantik itu, "Tenang saja, BooJae. Aku hanya tertarik padamu!" ujarnya yang dibalas pelototan mata bulat Jaejoong dan gelak tawa teman sekelasnya kecuali Mingyu dan Wonwoo tentunya.

"Shut Up, Jung!" desis Jaejoong dengan wajah memerah entah malu atau kesal.

"Aish, kalian ini! Bagaimana kalau kita buka stand seperti tahun kemarin? Uang kas kita bertambah dua kali lipat dari hasil penjualan hand made kita." Usul si Bendahara kelas, Sandara.

"Aku tidak setuju. Melihat bagaimana ramainya stand kita kemarin, kurasa akan banyak kelas lain yang menggunakan konsep ini." Tolak Jinyoung, si wakil ketua kelas.

"Aku setuju dengan Jinyoung. Ada usul lain?" tanya Yunho. Seseorang unjuk tangan dan itu membuat Yunho tersenyum menggoda, "Ne, BooJae?"

"Sekali lagi kau memanggilku begitu, Kubunuh kau!" ancam Jaejoong, Yunho hanya nyengir.

"Arasseo, Joongie."

"Bagaimana kalau kita membuka coffee shop?" usul Jaejoong mengabaikan Yunho yang terus-terusan menggodanya.

"Aku setuju. Mingyu pandai meracik kopi. Dia bisa menjadi barista." Ujar Soonyoung. Dia melakukan high five dengan Jaejoong yang berbalik menghadap kearahnya.

"Jinjja, Mingyu-ya?" tanya Yunho pada Mingyu yang daritadi hanya diam menyimak.

"Aku hanya bisa. Tidak mahir." Jawab Mingyu.

"Tidak masalah. Bagaimana yang lain? Apa kalian setuju dengan usulan Uri Jaejoong?" tanya Yunho. Jaejoong mendengus mendengar panggilan Yunho untuknya.

"Neeeee..." koor para siswa setuju.

"Tapi kita tidak mungkin hanya menjual kopi. Bagaimana jika ditambah cake?" usul Jihoon, "Hanya cake sederhana. Bukankah Jaejoong pandai membuat cake?" tambahnya. Teman sekelasnya hanya mengangguk menyetujui.

"Ide bagus, Jihoon-ah. Baik jadi yang akan menjadi barista adalah Mingyu dan Pattisier adalah Jaejoong." Yunho menulis dua nama itu di papan tulis, " Kita butuh siswa yang akan membantu Mingyu dan Jaejoong. Sisanya akan menjadi pelayan. Yang merasa bisa meracik kopi dan membuat kue silahkan angkat tangan dan yang tidak bisa, tolong sadar diri!" ujar Yunho sembari melihat kearah Soonyoung yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Soonyoung hanya tersenyum malu dan menurunkan tangannya.

You and IHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin